tiga

1.2K 214 18
                                    

●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●●

Kegiatan sehari hari ketika tak ada halangan atau kendala biasanya Aleta melakukan kunjungan ke caffe nya, selalu berada di meja kantor untuk melihat berapa pemasukan yang setiap hari di dapat termasuk pengeluaran perbulan. Sudah sama seperti mantan suaminya yang terkadang juga datang ke resto di kota Bandung.

Caffe yang dibuka oleh Aleta bernuansa Eropa bercampur Korea, awalnya mau ke Inggris tapi entahlah pikiran wanita ini tiba-tiba random ingin beralih pada negara gingseng itu.

Sedang Adi tentu saja membuka resto dengan nuansa Jawa, menu spesial nya tak lain rawon dan Soto lamongan. Ah sebetulnya masih banyak lagi tapi entah kenapa dua menu itu paling populer dari dulu ia membangun satu resto sampai kini bercabang menjadi lima.

Disebut raja nya kuliner semenjak dulu sebab lidah yang bukan hanya memang kenal masakan tapi bisa memprediksi apa yang ada di dalam hidangan itu, menurun dari Ibu Adi yang sangat bahkan cukup hafal membuat masakan. Maka jangan ragu kalau Adi sudah berkutat di dapur ucapkan selamat tinggal pada program diet!

Kegiatan normal itu kini telah sedikit berubah sebab adanya kendala kecil yang sedang menimpa, Alta putri kecil nya masih menjalani masa pemulihan.

Dirawat sekitar tiga hari atau mungkin lima hari lebih, sama sekali tak masalah bagi Adi maupun Aleta selagi itu membuat Alta sehat dan kembali bermain bersama teman-teman nya di sekolah maupun dirumah.

"bunda ga kerja?" itu kata Alta setelah diam beberapa jam dan hanya memperhatikan sang Bunda yang mengelapi tubuh nya menggunakan waslap.

Masih sakit tidak boleh mandi.

Aleta tersenyum, setia mengelapi dengan tlaten pada pergelangan tangan yang masih rapuh itu "hari ini bunda mau sama Alta aja deh, boleh kan?"

Gigi rapih nya keluar bersama anggukan gemas "boleh bunda, tapi perut alta mau di isi dulu"

"alta belum makan?"

menggeleng pelan "belum, tolong ambilin piring di nakas dong bun tangan alta lemes"

Akhirnya Bunda menuruti sang anak, mengambil piring besar berisi bubur putih bersama telur dan sayur di pinggiran. Makan sehat dulu.

"mau bunda suapin?"

"gak papa bunda alta sendiri aja, alta bisa ko. makasih ya bunda!"

Senyuman manis Aleta menjadi jawaban pertama, sebelum akhirnya memberikan piring itu pada sang anak. Menatap dalam Alta mengapa anak nya bisa ramah dan juga sopan padahal berbicara pada sang Ibu nya sendiri, merasa bangga sangat bahkan hanya dengan melihat cara nya makan dengan rapih.

Aleta merasa berhasil telah mendidik Alta.

"sehat selalu anak kesayangan bunda!" mengelus surai nya lembut kemudian membubuhkan satu kecupan pada kening.

pulang - vsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang