limabelas

956 172 58
                                    

Pukul, 15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pukul, 15.10.


Tubuh kekar nya sudah seperti patung, berdiri tegak sambil mata menatap kedalam bangunan yang cukup riuh di dalam sana. Sesekali hembusan nafas keluar secara keras, tak menyadari mata sudah begitu pedih sebab merasakan goresan dalam di hati, bodoh dan gila adalah definisi kata-kata yang sekarang sangat melekat pada diri Adi.

Rambut coklat bercampur hitam itu tertiup angin pada bagian poni, meringis lara kala manik nya kembali dipertemukan wanita cantik berbalut apron abu tua dihiasi senyum ramah di meja bar tengah menyiapkan pesanan.

Hembus nafas kecil "lo gila, lo pasti udah gila adinata. gimana mungkin lo ga nyadar selama ini?!" ucapan tapi seperti bisikan karena lirih.

Hirup nafas sedalam mungkin sampai paru-paru terasa penuh, pupil semakin terasa perih hanya karena melihat senyum wanita di dalam bangunan itu.

"semua ini salahku ta, semuanya salahku."

SAAT MASIH BERSAMA SEHAN DI RS.

Awal nya disambut heran juga tidak sopan, Adi beringsut kembali bersender pada kepala ranjang. Menatap malas pemuda yang masih tersenyum tampan di hadapan,

"dari siapa lo tau gue disini?"

Secara gamblang Adi tidak menyukai Sehan karena pria ini masa lalu dari mantan wanita nya, dari segi fisik saja mungkin ada perbedaan. Sehan berkulit cerah, putih, bahkan halus ketika di sentuh seperti orang ber gen korea atau cina, memiliki tinggi yang cukup menjulang bagi para kaum lelaki di kota Bandung, senyum nya bahkan khas tampan juga manis karena membentuk garis pada mata, terlihat seperti orang mahal dan memiliki pancaran sinar.

Jauh atau mungkin malah sangat berbeda dengan Adinata. Total berkulit tan, juga sedikit kasar pada bagian tangan maupun kaki karena memiliki bulu tipis, mungkin Adi tak setinggi seorang Sehan Maulana tapi alis nya tidak bisa dikalahkan, tebal juga menukik tajam ketika sedang bermain. Terlebih senyum kotak tak kalah menarik perhatian karena memang unik, ada ciri khas tersendiri dari kedua pria tampan ini.

Jika Sehan dengan proporsi tubuh maka Adi dengan alis juga mata nya yang akan bermain, bisa dibayangkan kalau mereka bertemu sungguhan bagaiamana bukan?

Terkekeh santai. Tubuh sudah duduk pada kursi sebelah ranjang, tersenyum tipis yang tentu dilihat oleh Adi saat itu.

"udah mendingan atau gimana di?"

Bukan nya menjawab, decihan sarkas keluar "masih sama"

"ha, apa?"

"ucapan lo, terakhir kali satu tahun yang lalu di rs waktu gue kecelakaan. bullshit doang han ucapan lo!"

pulang - vsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang