Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
5 BULAN BERLALU.
Sudah seperti yang tertera pada gambar di atas.
Kalau memang ada yang baru lho!
Apa ya?
"adek his udah dibilangin jangan tengil, diem dek diem nanti capek!"
"cuma ngangkat galon ke dapur m—"
"nek mas ngomong dirungu cobak, sapisan iki lho mas jaluk tulung. nanti utun nya kenapa napa gimana? baru tiga minggu dek baru tiga minggu, dijaga toh yo astaghfirullah hal adzim!" matanya garang, kedua tangan bahkan menenteng ke pinggang.
Nyali seakan langsung menciut, tapi heran nya masih tetap menjawab "yo nek adek diem tok terus awake gadi kaku piye? mas geh moh nguruti juga sawise ko, dugal tok bisane. jal ngene cobak mas gadi wadon sedino gelem pora? ora kan? yowes ora usah dugal koyo kuwi!"
"sopo sing dugal sayang? mas geh ngasih nasihat buatmu kok di omong dugal, lagian wingi neng telfon ibumu pesen opo? ojo kesel, ojo dugal, ojo nresula, utune dijogo. udah disuruh gitu tapi tetep ngeyel mau beres-beres, mau di apain kalo gitu kamu hm?"
"rumah nya berantakan, tangan adek gatel" kali ini dijawab dengan suara cicitan, sambil kepala menunduk, bibirnya merucut ke depan.
Membuat Adi menggigit dalam pipi nya secara diam, merasa sangat gemas dengan tingkah laku Aleta yang dilihat oleh mata.
Berujung membuang nafas secara kasar dari mulut, tubuh masih sama dari awal yaitu tangan meneteng pada pinggang. Masih mencoba agar tidak goyah dengan ekspresi apapun "sedino tok lho dek kamu tuh ya hihhh ya allah gustii!"
"sedino opo opo? nyinyinyi"
Tanpa tau dan tanpa aba-aba. Adi langsung berjalan mendekat ke arah Aleta, membuat sang wanita seketika memasang wajah tegang menyerempet ke takut. Bertanya-tanya mengapa tiba-tiba mendekat. Karena jika mau tau, Adi kalau sudah marah bahaya kata nya.
"berdiri" perintahnya mutlak.
Mata ikut menatap ke atas dengan bibir yang ternyata sudah terkatup "mau apa?"
"berdiri mas bilang"
Gabisa dibantah kalo udah begitu. Tubuh akhirnya berdiri tepat berhadap-hadapan dengan suami, cie sudah menjadi suami lagi ya sekarang.
Jarak nya tidak ada satu kilan membuat deru nafas bahkan bisa menyapu anak rambut yang menempel pada pipi Aleta kala itu, saling tatap selama tiga detik. Setelah puas ternyata kedua tangan kekar melingkar bebas pada pinggang si manis untuknya direngkuh dan semakin di dekatkan pada wajah. Berbisik berat sambil mata menelisik seluruh permukaan kulit, Adi berbohong pada dirinya sendiri kalau ia tidak akan goyah pada wajah sang Istri kali ini.
Bohong, Adi bohong. Lelaki dengan sejuta kebohongan kecuali perasaan!
"kalo mas ngomong dengerin," nafas mulut wangi daun mint, efek habis sikat gigi.
