Memory

465 40 2
                                    

Seorang anak perempuan kecil sedang di kejar-kejar oleh seorang tukang roti yang murka. Anak tesebut memegang erat tas tersebut sambil tertawa bahagia.

Apa kalian penasaran kenapa tukang roti itu mengamuk? Tentu karna anak itu lah yang mencuri dari tukang roti tersebut. Dan kejadian ini bukan hanya sekali, bahkan banyak yang tertimpa hal yang sama. Anak perempuan ini mencuri untuk kebutuhan hidupnya yang tak dapat ia penuhi.

(Name) anak gesit yang merupakan pencuri terkenal di sana. Bukan karna alasan jahat ia melakukan hal kriminal itu, tapi itu semata-mata untuk mengisi perutnya yang pasti ia bagi dengan ayahnya. Bayangkan saja secuil roti di bagi dua, apa sudah cukup membuat mereka kenyang.

Itulah nasib (name) sebagai kalangan bawah. Bertahan hidup saja sudah susah, jadi mimpinya pun dangkal dan hanya sepintas saja.

Walau kehidupan (name) susah tapi (name) masih mengisi kehidupannya dengan bersyukur dan ceria. Lagian tak ada lagi yang dapat ia syukuri kecuali ia dapat hidup dengan ayahnya sekarang.

Saat (name) asyik-asyiknya berlari sembari mengejek tukang roti itu tanpa sengaja ia menabrak seseorang.

Karna itu (name) terjatuh dan mulai mengancam orang di depannya.

"Punya mata ngak sih?!" Bentak (name).

Tapi saat menyadari siapa yang ada di depannya ia kaget bukan main.

Dia adalah seorang BANGSAWAN.

Pikiran (name) merasa ia akan di akan segera di hukum dengan semena-mena oleh bangsawan di depannya. Walaupun bangsawan itu tuan muda tapi tetap saja mereka memegang kekuasaan dan royalitas yang cukup tinggi.

(Name) hanya dapat menyeringit ketakutan bahwa bangsawan itu akan melaporkannya ke polisi dan ayahnya akan dalam masalah besar.

"Hei bangunlah..."

Di luar dugaan (name), bangsawan tersebut menjulurkan tangannya bermaksud membantu (name).

(Name) menerimanya walau ragu-ragu. Tetap saja ia ketakutan bagaimana kalau itu jebakan untuk mencemoohnya? (Name) tak mau harga dirinya hilang begitu saja.

"Jangan takut..."

(Name) memegang tangan tersebut dengan ragu-ragu. Jantungnya mulai berdetak kencang.

"Siapa namamu gadis muda?" Tanya Bangsawan itu tetap mempertahankan kesopanannya pada (name).

"Aku...(full name)..." (name) menjawabnya dengan terbata.

Rasanya kekuatannya hilang begitu saja di depan bangsawan satu ini. Terkadang para bangsawan tak luput dari kejahilan (name). Tapi di berbeda, dia malah merasakan tubuhnya menegang dan jatungnya tak stabil.

"Nama yang indah...aku Erwin Smith..." bangsawan dengan marga keluarga Smith tersebut langsung memperkenalkan diri.

"Astaga Smith!" Seru (name) dalam hati. Keluarga bangsawan itu cukup terkenal di daerahnya karna kebijaksanaan serta kekuasannya yang luar biasa.

(Name) makin tak karuan.

"Kenapa kau mencuri (back name)?"

"Maafkan saya sir...tapi saya lapar..." jawab (name) malu.

"Ayo ikut saya..." bangsawan tersebut mengajak (name) pergi.

Bangsawan itu menarik tangan (name) lembut. Pegangan tangan sangat hangat dan lembut membuat (name) betah di sampingnya.

Tapi (name) merasa malu. Saat bangsawan tersebut memakai baju layaknya seorang bangsawan yang rapih dan bersih, (name) di sampingnya memakai baju bekas yang kotor serta penampilannya yang tampak kusam dan berantakan.

To Far Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang