Saat (name) masuk benar saja para rekannya mengejeknya dengan mengatakan bahwa Levi adalah kekasihnya.
(Name) bingung bagaimana harus menjelaskannya pada mereka. (Name) saja tak tahu jika saat itu Levi memeluknya, karna di pikiran (name) Levi tak suka hal-hal seperti itu.
(Name) berkerja sambil memasang wajah kesal karna rekan lainnya.
"Hei, hei kerjanya pake hati dong..." tukas kepala pelayan.
(Name) sedikit cemberut, mungkin orang di depannya akan mengerti dirinya.
"Sir..."
"Ayolah jangan cemberut, kekasihmu saja dengan mengantarmu berkerja dengan senang hati, masa kau tak berkerja dengan senang hati?" Kepala pelayan itu menyenggol (name).
(Name) makin kesal di buatnya.
"Dia bukan kekasihku..." tegas (name).
"Nah, ngak percaya. Perkerjaanmu itu nanti ada yang memgambil alih. Kau sekarang antar teh ke ruang Sir. Lihat sekarang sudah sore, kau lupa jadwalmu?" Peringatan kepala pelayan.
(Name) kaget. Pergi ke ruang Erwin? (Name) kira ia tak ada. Entah kenapa suasananya jadi berbeda.
(Name) mengangguk dan segera pergi.
(Name) merasa langkahnya berat saat pergi ke sana. Tapi sebisa mungkin (name) profesional dan tetap melangkah.
Lagian ngak akan di gigit ini kan oleh Erwin?
(Name) memghelakan nafasnya lalu menunggu tuannya membuka pintu untuknya.
Saat Erwin membuka pintu, (name) langsung masuk seperti biasa sambil membawa nampan dengan teh.
Baru saja selangkah masuk, Erwin langsung menutup pintu di depan wajah (name).
(Name) menunduk takut menatap Erwin langsung.
Erwin menatap (name) yang menunduk dengan wajah datarnya.
Tangan (name) bergetar karna Erwin menatapnya lekat-lekat. (Name) berusaha menguatkan tangannya karna sedang memegang nampan di atasnya.
Erwin mengambilnya lalu langsung manaruhnya di atas meja.
(Name) masih terdiam sambil sedikit meremas tangannya sendiri.
"Gadis baik..." Erwin membelai pipi (name).
(Name) menutup matanya ketakutan, mencoba menahan teriakannya.
Keringat dingin membasahi tubuh (name).
Erwin melepas belaiannya lalu mengkabedon (name).
"Tadi siapa?" Tanya Erwin.
Lidah (name) merasa kelu untuk menjawab, ia tak mau Erwin salah faham soal Levi.
"Levi...temanku..." jawab (name) takut.
Erwin hanya berdecih.
"Bukan kekasihmu?" Tanya Erwin.
(Name) menggeleng.
"Kau tak bohong?" Erwin memastikan.
(Name) mengangguk.
Erwin manarik dagu (name).
"Lihat mataku (name)!" Perintah Erwin.
(Name) di paksa mendongkak.
Erwin menatap (name) dalam seakan-akan masih memastikan (name) berkata jujur atau tidak.
(name) memelas, ia takut Erwin berbuat sesuatu padanya.
"Gadisku yang cantik..." lirih Erwin sambil mendekatkan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Far
FanfictionCerita ini bercerita saat dunia masih memandang kelas status sosial seseorang. (Name) yang berada di bawah dan dia yang ada di atas, saling mencintai. tapi kelas sosial sama sekali tak mengizinkan mereka. Walau sudah saling mencintai tapi perasaan...