Home

146 21 0
                                    

(Name) beristirahat di rumahnya.

Ayahnya sangat kaget mengetahui (name) terluka akibat tertusuk.

(Name) tak menceritakan semuanya pada ayahnya karna entah kenapa ia tak bisa.

Akhirnya karna itu Mike lah yang mewakali (name) untuk menceritakan semuanya dari awal. Yaitu dari (name) mengaku tak sengaja membuat masalah dengan Marrie.

Mendengar semua penuturan Mike ayahnga memilih untuk tak pernah mengizinkan (name) untuk berkerja di sana lagi.

Ayahnya menyuruh (name) untuk diam saja di rumah sampai (name) pulih.

"(Name) ayah tak akan mengizinkanmu untuk berkerja di sana lagi." Kata ayahnya setelah (name) agak pulih.

"Tapi ayah...penghasilanku akan di gaji akhir bulan ini..." jawab (name).

"Lupakan saja gajimu, ini kan masih awal bulan. Ayah tak tenang kalau kau di sana. Kalau memang perlu uang ayah akan usahakan." Ayah berisi keras melarang (name).

(Name) tertunduk lesu.

"Aku tak perlu uang, yang ku perlu adalah aku bisa mencukupi bayaran obat ayah. Aku akan berkerja keras untuk mencari uang untuk itu! Aku tak mau kehilangan ayah!" Jawab (name) mantap.

Ayahnya sempat tercegang lalu terseyum tulus.

"(Name) ayah membebanimu ya? Maafkan ayah...(name) kau tak perlu berkerja sekeras ini bahkan sampai nyawamu terancam." Jawab ayahnya balik.

(Name) hanya terdiam.

Dia ingin ayahnya bertahan sedikit lagi, karna ia yakin Hange dapat mengobati ayahnya sebentar lagi.

Saat (name) mau menjawab tiba-tiba kediamannya di ketuk seseorang.

(Name) langsung membuka pintunya dan berteriak girang saat mengetahui siapa yang menjenguknya.

"Kepala pelayan!" Teriak (name) girang.

"Hei nona, aku mau menjengukmu karna sedang bebas tugas. Sekalian aku juga sedikit membawakanmu manisan kalau kau suka...." Kepala pelayan memberikan sebuah bingkisan berisi beberapa camilan pada (name)

"Wah...terimakasih." (name) menerima apa yang kepala pelayan berikan.

Mengetahui rekan kerja (name) datang, ayahnya langsung maju.

"Putriku tak akan berkerja denganmu lagi!" Ayah (name) menyuruhnya mundur.

Dengan wajahnya yang santai kepala pelayan hanya terseyum.

"Saya sangat mengerti sir, saya tak akan memaksanya berkerja lagi kalau memang dia tak mau. Saya juga mengerti dia ketakutan baru pertama kali menghadapi sisi gelap bangsawan, karna saya sepertinya saat pertama kali berkerja. Saya hanya ingin menjenguknya sebagai teman, boleh?" Kepala pelayan menjelaskan semuanya.

"Ah...maafkan saya, silahkan..." ayah (name) terkekeh malu.

(Name) duduk sambil bercakap dengan kepala pelayan.

"Hei, maksudmu apa kau pernah takut dengan bangsawan?" Tanya (name).

Kepala pelayan hanya tertawa.

"Ah...aku sudah berkerja jadi pelayan saat aku berumur lima belas tahun di sana. Cukup muda hm? Tak jarang memang di cibir, bahkan aku tak jarang hukuman fisik juga." Kepala pelayan tersebut menujukan beberpa luka di tangannya dan lehernya.

"Itu..."

"Ya itu ulah yang mendiami kediaman itu sebelum sir.... aku paling tak bisa lupa yang di leher. Masalahnya hanya sepele aku menyeterika seutas kain dengan kurang rapi. Dengan arogannya dia malah mencekiku sampai berbekas sampai sekarang... saat itu aku hampir sekarat, tapi untung di selamatkan oleh kepala pelayan sebelum saya. Ya bagaimana lagi itu nasib kita berkerja di sana..." cerita kepala pelayan pasrah.

To Far Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang