Para pelayan bersiap untuk memulai acara pertunangan.
Saat acara pertunangan, kepala pelayan menyuruh (name) menjemur jemuran sekalian mengangkatnya untuk menjauhkam (name) dari Marrie.
Kepala pelayan takut Marrie macam-macam pada (name). Jadi dengan alasan apapun ia akan coba melindungi (name).
(Name) melakukan perkerjaan dengan tenang. Walau dia tahu ada acara pertunangan, (name) di suruh menjauh dari sana.
Jadwalnya agak berubah misalnya ia tak boleh menyiapkan teh untuk Erwin kecuali di minta dan jadwal menyapunya ganti menjadi sore.
(Name) di panggil seorang pelayan setelah melakukan perkerjaan.
Ia kaget dengan apa yang harus ia lakukan.
Apa benar ia dia di minta membantu Marrie bersiap?
Bukannya (name) tak mau, tapi bukannya Marrie sangat membencinya? Itu pikirnya.
Tanpa pikir panjang ia segera ke kamar Marrie, ini kan perintah untuknya. Jadi tak mungkin ia menolak.
(Name) mengetuk kamar Marrie.
Saat Marrie menjawab (name) langsung masuk dan terseyum. Ya walau sedikitnya dalam hati (name) dia masih belum bisa menerima kejadian yang menimpanya.
"Nyonya apa yang bisa saya bantu?" Tanya (name).
"Kau masih hidup ternyata, aku kagum." Kata Marrie sambil tersenyum merendahkan.
Melihat wajah Marrie rasanya (name) ingin mengambil pisau dan menusuknya berkali-kali. (Name) ingin Marrie merasakan apa yang (name) rasakan malam itu. Tapi tentu (name) masih waras, tak mungkin ia melakukan itu. Itu terlalu kejam untuknya.
"Karna kau masih hidup...mungkin kau bisa membantuku bersiap-siap." Tawar
(Name) mengangguk dan membantu Marie siap-siap.
Setelah ia membantu memakaikan gaun ia sedikit merapikan rambut Marrie dengan menyisirnya.
"Kau bisa lembutkan?" Sindir Marrie.
(Name) menghelakan nafasnya.
"Maafkan saya nyonya." Jawab (name).
"Apa kau hanya bisa minta maaf? Aku pusing jika kau menyisir rambutku seperti ini!" Dercih Marrie.
(Name) menunduk mencoba memperlembut lagi gerakannya yang sebenernya sudah lembut.
"Cukup-cukup kau tak bisa sama sekali! Setelah aku menikah dengan Sir Smith aku akan memintanya memacatmu." Bentak Marrie.
(Name) hanya terdiam.
Lagian (name) sudah ada niatan lain, jadi di pecat dari sana pun (name) tak khawatir.
Marrie menarik dagu (name).
"Dengar ya? Harusnya aku tak cemburu padamu hanya karna waktu itu sir lebih perhatian padamu. Lihat saja sebentar lagi aku akan menikah dengannya." Peringatan Marrie.
(Name) hanya terdiam.
Setelahnya Marrie langsung membanting (name) sampai jatuh lalu keluar ruangan.
(Name) hanya dapat terdiam sambil bersabar. Walau begitu ia tetaplah seorang manusia, ia tak suka di perlakukan seperti itu. Beberapa saat setelah Marrie pergi (name) menatap sinis Marrie dan berharap ia akan mendapatkan karma akan perlakuannya tersebut.
(Name) memulai lagi perkejaan seperti biasa.
Setelah mengangkat jemuran (name) di suruh untuk kembali dulu ke kamarnya hingga acara selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Far
FanfictionCerita ini bercerita saat dunia masih memandang kelas status sosial seseorang. (Name) yang berada di bawah dan dia yang ada di atas, saling mencintai. tapi kelas sosial sama sekali tak mengizinkan mereka. Walau sudah saling mencintai tapi perasaan...