Seperti malam biasa (name) berada di bar setelah konsernya selesai.
Dia duduk di depan Levi, karna kebetulan bar agak sepi.
"Tumben kau kesini, apa ada wajah yang harus ku gambar?" Tanya (name) yang mungkin saja peluang bisnis.
"Kali ini bukan tapi aku punya teman pelayan seorang bangsawan. Temanku bilang bangsawan teesebut selain bangsawan biasa penguasa wilayah dia mengikuti resimen militer, jabatanya sudah cukup tinggi. Tapi aku dengar dia adalah seorang briliant physcopat, dia banyak mengorbankan nyawa banyak orang, walau bukan dia lah pembunuhnya, tapi anehnya temanku bilang bahwa tuannya orang yang baik, sebenarnya aku agak bimbang yang mana yang benar. Jadi ku sarankan hati-hati saja..." jawab Levi.
"Lalu hubungan ceritamu padaku?" (Name) ketus ternyata ia malah bercerita panjang lebar, bukannya peluang bisnis yang (name) bayangkan.
"Kereta kudanya rusak, tapi besok ia ingin pergi. Aku bilang pada temanku aku punya kenalan kusir kalau dia mau. Dan akhirnya dia menerima tawaranku. Bilang pada ayahmu untuk menerimanya besok." Jawab Levi.
Mata (Name) langsung berbinar.
"Baik! Semoga dia bangsawan yang baik." (Name) langsung semangat menerimanya.
"Sebentar dulu, kau tak tanya siapa clien mu ini?" Tanya Levi.
(Name) langsung sadar ia ceroboh lupa bertanya siapa cliennya.
"Tch, bodoh! Clienmu adalah Sir Erwin Smith." Jawab Levi sambil menjentik kening (name).
"Dia? Penyelamatku? Sir Smith?" Tanya (name) bertubi-tubi.
"Bodoh kalau dia macam-macam padamu, kamu mau apa?!" Levi sedikit mendepak (name).
"Ngajak berantem?!" (Name) sewot.
"Malem ini adu panco aja, aku capek..." Levi menerimanya walau sebenarnya sedang malas dengan wanita di hadapannya.
(Name) pulang lalu menyampaikam amanat dari Levi.
"Ayah, aku pulang!!!" Seru (name) setiap pulang.
"Kau sudah pulang ohok ohok!" Ayah (name) menyambut (name) dengan lemas.
"Astaga ayah sakit lagi..." (name) langsung membawa ayahnya ke kamar milik ayahnya.
Setelahnya (name) membuatkan teh hangat dan sedikit menyelimuti ayahnya.
"Ayah...sebenarnya ada seorang bangsawan yang ingin menyewa ayah sebagai kusir besok, tapi biar aku saja yang pergi ya yah?" Pinta (name) pada ayahnya.
Sebenarnya ia hanya ingin melihat wajah dari bangsawanya, yaitu sir Erwin Smith.
Ayahnya menggeleng.
"Jangan (name) itu pekerjaan kasar. Kau adalah perempuan, walau kau bisa kau tak boleh." Jawab ayahnya.
(Name) menunduk lesu.
"Tapi ini dadakan aku tak bisa membatalkannya..." jawab (name).
Ayahnya mengangguk.
"Ayah akan memaksakan...ohok!" Batuk tersebut terdengar lebih keras. Setelahnya ayah (name) mengeluarkan darah dari mulutnya.
(Name) langsung panik dan memberikan air hangat pada ayahnya.
"Sepertinya hidupku tak akan lama lagi..." lirih ayahnya.
"Tidak! Ayah akan sembuh aku yakin!" Sanggah (name).
Ayahnya mengecup kening (name).
"Maafkan ayah..." lirih ayah (name).
KAMU SEDANG MEMBACA
To Far
FanfictionCerita ini bercerita saat dunia masih memandang kelas status sosial seseorang. (Name) yang berada di bawah dan dia yang ada di atas, saling mencintai. tapi kelas sosial sama sekali tak mengizinkan mereka. Walau sudah saling mencintai tapi perasaan...