Besoknya benar saja, para pelayan sibuk mengurusi segala hal tentang keberlengkapan pesta. Tapi (name) bingung, kenapa hanya dia saja yang tak di beri tugas apapun?
(Name) sudah menawarkan diri untuk ikut membantu, tapi semuanya memberikan respon yang sama. (Name) di bilang urusi hal lain saja, tapi ia tak tahu apa yang harus ia urusi.
Jadi ia hanya melakukan jadwal-jadwal biasanya saja.
Ternyata semua itu ia bisa salahkan pada tuannya. Erwinlah yang menyuruh pelayan lain untuk tidak menyuruh (name) dahulu karna (name) ada urusan dengannya.
(Name) tahu pasti itu hanya latihan dansa.
Seperti biasa (name) pergi ke ruang Erwin sambil membawa teh.
Erwin menyuruhnya masuk seperti biasa. (Name) langsung menaruh teh pada tempat yang Erwin minta.
Setelahnya Erwin meminum tehnya dengan tenang seperti biasa, tanpa bicara sepatah katapun. Matanya menatap datar entah kemana entah apa yang dia pikirkan. Erwin hanya menikmati sensasi hangatnya teh yang melewati tenggorokannnya.
Setelahnya tehnya habis Erwin terdiam sambil menatap kosong ke arah perkerjaannya.
"Maaf tuan, apakah tuan ingin latihan atau beristirahat saja?" Tanya (name).
Erwin langsung melirik (name).
"Kau menunggu ya?" Tanya Erwin.
(Name) langsung mengangguk.
"Tunggu saya sebentar lagi ya my lady." Pinta Erwin.
(Name) mengangguk.
Setelah sekian lama terdiam menulis atau membaca, atau entahlah apa yang ia lakukan dengan berkasnya. Erwin langsung berdiri dan menyalakan kotak musik lagi.
(Name) yang terkejut langsung berdiri, bersiap berdansa.
Tanpa aba-aba Erwin menarik tangan (name) lalu mengajaknya berdansa.
Langkah (name) berantakan kini dia lah yang di bimbing oleh.
"My lady kau gugup?" Tanya Erwin pada (name).
"Eh?" (Name) bingung harus menjawab apa.
"Langkahmu tak sehalus dan sesempurna waktu malam." Erwin memberikan alasan karna (name) bingung.
(Name) menghentikan langkahnya, begitupula dengan Erwin.
"Dari awal?" Tanya Erwin.
"Maaf sir saya tadi belum siap..." alasan (name) mengapa dansanya berantakan.
Erwin membungkuk hormat lalu memulai dansa lagi dengan (name).
Kini langkahnya dapat selaras dengan pasangannya. Bahkan Erwin dan (name) sedikit mengobrol.
"Maaf sir tapi kenapa anda sangat ingin belajar berdansa denganku?" Tanya (name).
Erwin sedikit berfikir.
"Ayahku akan datang, waktu itu aku menolaknya untuk mengajak seseorang berdansa denganku. Aku merasa tidak enak jika menolak lagi, jadi aku minta di ajari olehmu." Jelas Erwin.
(Name) penasaran wanita mana yang akan tuannya ini incar.
"Apa sir sudah mengincar seorang wanita? Marrie kah?" Tanya (name).
Erwin langsung menghentikan dansanya.
"Itu rahasiaku, kita sudahi saja aku lupa ada urusan. Dan sepertinya saat malam nanti aku akan pulang larut, jadi kau tak perlu ke aula." Perintah
KAMU SEDANG MEMBACA
To Far
FanfictionCerita ini bercerita saat dunia masih memandang kelas status sosial seseorang. (Name) yang berada di bawah dan dia yang ada di atas, saling mencintai. tapi kelas sosial sama sekali tak mengizinkan mereka. Walau sudah saling mencintai tapi perasaan...