Out

153 24 1
                                    

Beberapa hari kemudian (name) boleh pulang ke rumah.

(Name) merasa sebagian besar kejadian pada kediaman Smith harus di rahasiakan olehnya, terutama pada ayahnya.

(Name) pulang ke rumah dengan hati yang senang.

"Ayah aku pulang!" Teriak (name) senang.

Ayahnya tergopoh-gopoh ke arah (name).

"(Name)? Ohok ohok selamat datang..." lirih ayahnya lemas.

Karna itu (name) makin cemas.

"Ayah ayo siap-siap aku akan mengantar ayah ke dokter." Pinta (name) langsung membantu ayahnya yang sangat lemas.

"Terimakasih (name), ayah meropatkanmu..." ayah (name) mengelus kepala (name).

"Tidak ayah, yang terpenting bagiku adalah kesehatan ayah sekarang!" Jawab (name) mantap.

Secepatnya (name) siap-siap pergi melakukan pengobatan untuk ayahnya.

Harapan pengobatan untuk ayah (name) luntur seketika saat dokter menjelaskan sesuatu pada (name).

Dokter belum tahu secara pasti apa penyakit ayah (name). Dan bahkan punya dugaan ayah (name) tak akan bertahan tahun ini.

Karna kesal (name) menarik kerah dokter tersebut.

Dengan tenangnya dokter tersebut merapihkan kacamatanya dan menyeringai.

"Dokter tak tahu ya? Selama ini aku berkerja keras untuk melakukan pengobatan! Kenapa saat aku datang kau tak bisa menyembuhkan ayahku?!" Teriak (name).

"Tenangkan dulu lepaskan aku...sayangku ayo cepat ambilkan aku buku!!!" Teriaknya menggelegar.

Datanglah seorang pria sambil membawa buku.

"Nah ini bukunya, ada satu penyakit yang masih di selidiki. Aku belum terlalu tahu pasti seperti apa, karna belum ada yang tahu cara mengobatinya. Tapi gejalanya mirip dengan yang di derita ayahmu (name). Dua tahun sebelum kau ada yang sama sepertimu, tapi apa yang terjadi? Walau aku mati-matian menyelamatkannya pada akhirnya penyakit itu memakannya." Cerita dokter itu lesu.

"Tak ada yang dapat ku lakukan?" (Name) pasrah.

Dokter itu menggeleng.

"Berdoa saja semoga ada keajaiban. Aku hanya memiliki obat yang hanya dapat memperlambat penyakitnya bukan menyembuhkannya." Jawab dokter itu.

"Terimakasih...aku bimbang untuk mengambilnya atau tidak." Jawab (name) pasrah.

"Kau tak ingin ayahmu hidup lebih lama?" Tanya dokter itu.

"Bukan tak mau, aku mau ayahku hidup lebih lama lagi sampai aku membahagiakannya. Tapi kalau memang katamu benar, aku hanya akan menyiksa ayahku dengan menahan penyakitnya..." lirih (name) sedih.

Dokter itu mengangguk.

"Kau menarik, aku akan terus memantau perkembangan penyelidikan penyakit ayahmu. Namaku Hange Zoe dan asistenku Moblit Berner kalau ada apa-apa aku akan menghubungimu dan begitu pula sebaliknya." Lirih Hange.

(Name) mengangguk.

"Terimakasih dokter kalau begitu aku akan memgambil penahan penyakitnya." Jawab (name).

Hange tertawa dan menepuk bahu (name).

"Semangat untukmu ya!" Hange berusaha mengubah suasana.

(Name) mengangguk.

Setelahnya (name) langsung pamit lalu pergi mengantar ayahnya pulang.

"Hange sepertinya kau tertarik dengan wanita satu ini?" Tanya Moblit dari belakang.

To Far Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang