25. Sakit

3.7K 201 21
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

.
.
.

"Reygan?! lo sakit?!"

Serena bangkit dari tidurnya dengan terburu-buru. Mengambil termometer di laci tepat disamping Ranjangnya.

Dia mendekatkan benda itu ke kening Suaminya.

"39 derajat." Gumam gadis itu. "Hufftt, panas banget.."

Serena segera membangunkan suaminya itu. "Rey, bagun dulu." Panggil Serena dengan lembut seraya mengusap rambut tebal Reygan.

Perlahan Reygan membuka mata. Pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah wajah cantik istrinya.

Dengan lemah, Reygan bangkit dari tidurnya. "Shhh." Rintih Rey seraya memegang kepala nya yang kembali pusing dan berdenyut.

Serena menuntun Reygan untuk duduk bersender di ranjang. "Rey, lo lagi sakit." Ujar Serena. "Lo jangan sekolah ya." Sambungnya.

Reygan hanya mengangguk menyetujui toh percuma juga ia sekolah dengan keadaan yang tidak memungkinkan.

"Sebentar," Serena turun ke lantai bawah untuk membuat bubur untuk suaminya. Juga membuatkan nya teh hangat.

Tak lama, Serena kembali ke kamarnya membawa nampan bubur itu. Dia melihat Reygan yang sedang duduk bersender di pinggiran ranjang sambil memejamkan matanya.

"Nih makan dulu, biar cepet sembuh." Serena duduk di pinggir Reygan. Menyondorkan nampannya.

Reygan membuka matanya menatap Serena lalu menggeleng, "gue ga nafsu makan." Balas nya pelan lalu mengalihkan pandangan nya.

"Biar cepet sembuh!" Kata Serena, "Makan! Harus!" Titah nya.

Reygan kembali menatap Serena, "Suapin, tangan gue lemes." Melasnya.

Serena menghembuskan nafasnya. "Yaudah sini gue suapin." Serena mulai menyuapi bayi dugong itu dengan telaten.

Tapi baru dua suap saja Reygan sudah menggeleng kan Kepala nya tanda tak mau.

"Ini baru dua suap Rey." Serena kembali menyondorkan sendok berisi bubur itu. "lagi! Cepet buka mulut nya!"

Reygan menggeleng, "gamau pahit." Katanya, "gaada rasanya, gaenak!" Sambungnya.

"Sejak kapan orang sakit mulutnya manis?" Balas Serena. "Ayo satu suap lagi ya." Bujuk gadis itu.

"Mulut gue pahit sayang, gamau gaenak." Tolak Reygan.

Serena menghembuskan nafasnya, "yaudah nih minum dulu." Sambil menyondorkan air putih., Reygan hanya meneguknya setengah.

"Minum obat ya." Serena memberi satu pil kepada Reygan tapi cowo itu malah menggeleng.

Serena Reygan's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang