Sebaris pesan WhatsApp itu adalah yang pertama Ophe baca di pagi itu. Biasanya jam segini, Katja-lah yang selalu bangun duluan, duduk di meja makan sudah dengan dandanan komplit rapi sambil menyeruput secangkir sereal organik seduh miliknya.
Selama ini Ophe tidak pernah ambil pusing dengan kecantikan teman sekost-nya itu, atau bagaimana dia selalu saja dihujani kekaguman lawan jenis. Namun kini, setelah Kael membuatnya berharap dia akan merasakan hal yang Katja biasa miliki, Ophe kaget sendiri ketika menyadari dia mulai agak iri dengan Katja. Dia tahu, malam tadi pasti Katja habiskan dengan Wisnu. Dia tidak bisa tidak membandingkan keberhasilan kencan Katja dengan keadaannya sendiri kemarin.
Apalagi, malam tadi dia tidak bisa tertidur nyenyak gara-gara campuran antara pikirannya tentang Kael dan masa lalunya dengan Fero. Bisa ditebak, pagi ini mood-nya hancur lebur. Jadi dia hanya membiarkan pesan Katja dibaca tanpa dibalas dan mulai menyeduh mie instan rebus dengan dua telur dan teh manis yang diberi krimer sebanyak mungkin--sarapan andalannya saat dia butuh moodbooster.
Namun Ophe lupa yang namanya Katja tidak bisa diabaikan begitu saja. Begitu menyadari pesannya tidak digubris, dia langsung memberondong Ophe.
Dengan menghela napas, Ophe akhirnya membalas semua pesan itu di atas mangkuk mie instannya.
*
Di dalam sebuah mobil yang dihimpit entah berapa ratus kendaraan, satu kata lugas lengkap dengan titik itu akhirnya membuat Katja terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girls Like You (TAMAT)
Dragoste[Rated 18+ for non-explicit mature themes and language] [TW: Psychological trauma] Ophelia atau Ophe merasa hidupnya happy-happy aja tanpa cowok. Dia sudah punya pekerjaan yang dia suka, di mana dia bisa menyalurkan hobinya membanting-banting orang...