09. Pelangi bagi Acha

27 3 0
                                    

" Penyembuh hati yang terluka, obat bagi raga yang sakit. Itulah keajaiban hijau "

 Itulah keajaiban hijau "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-

Acha POV

"Baik sekarang kalian semua silahkan maju dan mengambil undian. Nomor yang sama akan jadi pasangan" pinta guru muda di depan.

Namanya adalah Jessica. Walaupun umurnya yang terbilang muda, ia merupakan salah satu guru yang mengajar sejak lama di sekolah.

Dan juga, aku sangat kebingungan mengapa ia selalu mengeluarkan aura putih. Auranya sangatlah tenang setiap waktu.

Kami semua pun satu-persatu maju sesuai perintahnya. Setelah semuanya kebagian, kami kembali ke tempat masing-masing dan mulai mencari angka yang sama.

Oh iya, aku dan Vania telah berbaikan. Kita memanglah seringkali seperti itu. Selalu berbeda pendapat yang berujung Vania akan mendiamiku cukup lama.

Aku mulai menghampiri beberapa murid untuk mencocokkan angka. Tak ada satupun yang cocok dengan angkaku, 7.

Sampai arka mendekatiku dan melihat angkaku dengan serius. Matanya yang tertutup kacamata itu entah mengapa terlihat sedikit lesu.

"Kita samaan" ucapnya singkat.

Arka kemudian menarik kursi miliknya dan menaruhnya di depan mejaku. Setelah itu ia mendudukinya dan mulai serius membaca jurnalnya dengan wajah datar.

Ia memanglah termasuk anak yang sangat rajin jika menyangkut tugas sekolah. Padahal kami masih berada di tingkat dua SMA. Tapi ia belajar seperti anak tingkat tiga, sangatlah maniak.


Di sela-sela pekerjaan kami, aku sedikit memperhatikan air wajah Arka yang sedikit berbeda. Mimik wajahnya seperti bukan Arka yang kukenal.

Arka yang pertama kali kukenal akan memasang wajah jutek pada orang asing. Tapi jika sudah mengenalnya, ia sangatlah polos dan bodoh dalam bergaul.

Kini untuk pertama kalinya aku melihat mimik sedihnya. Rasanya sangat frustasi jika aku tidak dapat melihat auranya dengan pasti. Aku benar-benar buta olehnya.

"Lo.. gapapa?" tanyaku khawatir

Arka mulai menengok ke arahku dengan ragu-ragu. Ia mulai menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya kasar.

 Ia mulai menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IRIDESCENT - KthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang