20. Orang asing yang aneh

19 5 0
                                    

" I wish, I could still call u mine"

" I wish, I could still call u mine"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







"Gue nyari Acha kok, Acha ada?" tanya Eric sopan.

Banyak mata yang kini menuju ke arahku sekarang. Bahkan Amber sudah menatapku sangat tajam dengan aura merahnya. Ia sepertinya marah atas kesalah pahaman ini.

"Acha kenal Eric?" bisik Arka tepat di telingaku.

Belum sempat aku menjawab pertanyaannya, Eric sudah menarik tanganku untuk ikut dengannya keluar.

Mengenai Eric, kami saling kenal karena bergabung dalam satu organisasi siaran di sekolah. Namun karena ia ketua yang cukup sibuk dalam hal apapun, ia selalu membicarakan perihal organisasi dalam pesan saja.

Tak lama aku dan Eric sampai di dalam suatu ruangan khusus anggota Club siaran. Di dalamnya, sudah terdapat beberapa anggota organisasi itu.

Ternyata ia hanya membahas mengenai pensi yang akan diadakan sebentar lagi. Mengapa ia membuat keributan saat mencari ku hanya karena ini?. Aku sangat tak suka bermasalah dengan orang lain.

Aku kembali ke kelas dengan kondisi was-was. Pikiranku hanya berpikir mengenai bagaimana akan berinteraksi dengan Amber nantinya. Ia sudah sangat sedih karena putus dengan Eric. Bagaimana perasaannya jika Eric menarikku yang dikenal tidak pernah dekat dengan lelaki populer.

Ah, aku melupakan soal Arka. Aku sangat takut ia akan marah padaku karena tidak menjelaskan apa pun padanya.

Tanganku mulai membuka pintu kelas perlahan. Saat sudah terbuka, diriku menghela nafas pelan saat melihat tak ada aura aneh pada ruangan ini.

Amber terlihat sangat biasa saja. Namun aku akan sedikit berbicara dengannya nanti.

Mataku menyapu seluruh isi ruangan bernuansa warna-warni ini. Seketika aku tersadar, tak ada Pria berkacamata kesukaanku di dalam. Padahal sebelumnya ia masih berada dalam kelas.

"Liat Arka ga?" tanyaku pada Kezia.

Kezia menoleh padaku sebentar. Lalu ia menengok kanan dan kiri bergantian. Seolah sedang menghindari seseorang yang tak kutahu siapa.

Kezia memainkan telunjuknya, seperti menyuruhku untuk mendekat padanya. Aku pun menurutinya karena melihat ada sedikit aura cokelat pada Kezia. Ia seperti sedang kebingungan. Namun mengapa?

"Lu...pacaran sama Arka?" bisiknya pelan.

Tubuhku sedikit terhentak saat mendengar pertanyaan Kezia. Aku dan Arka tak pernah memberi tahu siapapun tentang status kami.

Untuk apa juga?. Tak kan ada yang peduli tentang status dua orang biasa saja. Namun akan berbeda cerita jika kami berdua adalah siswa populer di sekolah. Semua akan ingin tahu kisah tentang Pangeran dan Putri. Namun mereka tak peduli tentang cerita para kurcaci.

IRIDESCENT - KthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang