AS_15

3.3K 139 2
                                    

Xiaokai duduk disamping ranjang rawat milik Shinta. Lelaki itu terus saja menatap sang wanita dengan penuh kesedihan,

Xiaokai menghela nafas berat, alat bantu hidup Shinta masih terpasang dengan baik, dan itu artinya Shinta masih tak baik-baik saja.

Sudah satu Minggu Shinta masih betah untuk tidur.

"Apa kau tak ingin melihat anak kita yang begitu tampan?"

"Dia tampan, dan dia rapuh sepertimu Sekarang..."

Ya diruang yang berbeda, bayi Shinta tak berbeda jauh dengan Shinta sekarang. Bayi itu masih dibox inkubator dengan alat pernafasan.

Mengingat anak dan wanita yang dia cintai terbaring seperti ini, membuat Xiaokai menjadi pendiam dan terkadang meneteskan air mata secara tak sadar.

"Tuan ..."

"Ada apa?"

Seorang dokter wanita masuk dan menunduk.

"Ini sudah satu Minggu, dan anak anda membutuhkan ASI"

"Bawa kemari saja.... Ibunya masih tidur"

"Baik tuan"

Dokter itu segera keluar dan tak berapa lama beberapa perawat datang sambil mendorong sebuah box bayi.

Didalam box bayi itu nampak bayi mungil dengan pakaian bayi yang lucu tapi sayang sebuah alat pernafasan masih terpasang disana.

"Tuan...."

"Apa kalian bisa membuat anakku minum ASI dengan aman?"

"Kami akan mencoba, tuan?"

Dengan pelan dua orang perawat memiringkan tubuh Shinta dan membuat posisi yang nyaman. Dan membuka beberapa kancing baju rawat Shinta.

Dan seorang lagi menggendong bayi itu dan membaringkannya disamping sang ibu.

Secara perlahan, bayi lelaki itu mencari puting sang ibu. Insting seorang bayi pada ibunya sangat kuat.

Dan entah kenapa air mata semua orang menetes melihat pemandangan itu. Bahkan Xioakai terduduk melihat pemandangan yang menyayat hati didepan matanya.

Setelah beberapa saat bayi itu melepas ASI-nya dan nampak tertidur.

Sang ibu segera dibaringkan lagi dan bayi mungil itu kembali kedalam box.

Dokter segera menyuruh perawat untuk membawa bayi itu keruang rawatnya kembali. Dan dokter wanita itu memeriksa sang wanita.

"
Keadaannya stabil..."

"Terima kasih ...."

Dokter itu hanya mengangguk. Menatap lelaki didepannya itu sesaat. Beberapa hari yang lalu lelaki ini begitu rapi dan gagah tapi hari ini dia sudah terlihat pucat dan sedikit kurus, bahkan kantung matanya menghitam.

"Anda harus menjaga kesehatan anda sendiri tuan... Kalau anda sakit tak ada yang menjaga nyonya"

"Hm..."

Hanya gumaman sesaat, dan dokter itu menggeleng. Dia lantas segera pergi.

Dan tak berapa lama, seseorang datang. Lelaki itu adalah tangan kanannya.

"Tuan ..."

"Ada apa?"

"Nyonya besar dan nona mengamuk, dan ingin pergi"

"Baiklah... Panggil bibi Kim kemari, aku akan menangani urusan rumah"

"Baik tuan...."

Ya, wanita paruh baya itu memang selalu dirumah sakit semenjak Shinta sakit.

Aku Simpanan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang