Xiaokai mansion's, Singapura- 02:33 am
Semenjak kepergian Shinta, Xioakai benar-benar banyak berubah. Manusia dingin itu kembali.
Hidupnya selain untuk bekerja ya semuanya untuk jagoan kecilnya.
Sudah hampir 2 bulan Shinta pergi tanpa tahu kalau anak lelakinya masih hidup bahkan bayi mungil itu telah lepas dari alat bantu medis.
"Cristiano Nalama Lee"
Xiaokai memanggil bayi mungil itu dengan lembut, pengasuhnya masih memanaskan susunya.
Bukan susu formula tapi ASI dari ibunya. Setelah Jane mengabari kalau Shinta lebih emilih menyumbangkan ASI miliknya, Xiaokai segera mengutus orang untuk mengambil ASI dari sana, bahkan menjadi donatur lengkap di rumah Sakit bersalin itu dengan catatan ASI dari Shinta diberikan kepadanya.
Dan hasilnya sungguh diluar dugaan, anak lelaki yang semula sering menangis bahkan demam sekarang berangsur membaik. Dan sekarang sudah mulai aktif mengoceh serta berguling. Seperti anak normal lainnya.
"Kau rindu ibumu?? Sabar ya, nanti pasti bertemu"
Jane sudah mengabarkan kalau lusa Jane dan kedua temannya akan pergi ke Belanda untuk merayakan pembukaan kedai kopi milik Shinta.
"Ibumu sedang bertumbuh, tunggu dia berhasil kita akan kembali...."
Xiaokai menghela nafas, ini bukan sesuatu yang mudah. Semula hidup dengan Shinta yang penuh warna dan sekarang telah pergi menjauhi, sungguh sulit walau wanita itu memberinya jagoan kecil yang mungil dan menggemaskan.
Menimang bayi mungil itu dengan pelan sampai sang pengasuh datang membawa sebotol susu hangat.
"Tuan .. ini susunya .."
"Hmmm...."
Hanya berdehem dan melihat pengasuh itu sebentar, wanita ini cukup muda dan berpakaian sangat minim juga tengah malam masih berdandan. Pengasuh itu tersenyum padanya.
"Namamu siapa?"
"Gia tuan.."
"Besok pagi temuilah Rama"
"Tuan Rama?"
"Ya... Besok kamu juga akan tahu..."
Xiaokai pergi begitu saja, dan membawa bayi mungil itu digendongannya.
Sedangkan pengasuh itu masih berdiri dengan keadaan bingung, kenapa harus menemui asisten bossnya?
Apa akan ganti posisi? Atau mendapat bonus?
Xiaokai membawa anaknya kedalam kamar dan membaringkannya ditempat biasa Shinta tidur, dan lumayan ampuh saat anak ini rewel.
"Tidur ya... Ini sudah hampir pagi...."
Xioakai menepuk-nepuk pantat anaknya pelan, dan sang bayi sudah mulai terlelap saat susu didalam botol itu juga lekas habis.
Rasa kantuk Xiaokai juga menyerang, dan dia juga ikut tidur dengan Chris kecil.
****
Shinta home- Utrecht, Belanda 07:33 Pm
Ditempat lain Shinta sedang mematikan ovennya, dia begitu antusias saat membuat kue jadi malam malam dia membuat kue dan menghubungi Jeck untuk menanyakan kekurangan perayaan lusa.
Shinta menyiapkan kue kacang dan coklat, serta americano panas yang dia stok untuk kedainya.
Membawa semua menu itu kedepan saat sebuah sedan berhenti didepan rumah.
Ya itu Jeck dengan setelan formalnya.
"Kamu habis dari mana?"
"Menghadiri acara pernikahan teman ayahku"
"Oh... Kamu sendirian?"
"Menurutmu?? Ibuku sedang berlibur dengan ayah... Dan kamu, aku ajak juga tak mau!!"
Shinta terkekeh, dan lekas menyodorkan americano panas buatannya.
"Nah... Untuk mengembalikan mood mu..."
"Americano buatanmu sungguh enak..."
"Hmmm... Kue coklat, sedikit lebih manis, sesuai keinginanmu"
"Pintar .."
Jeck mengambil kue coklat itu dan mencelupkannya ke americanonya.
"Enak.... Cuaca yang mendukung untuk memakan ini"
"Ya.. lumayan berangin..."
"Hmmm.... Aku biasanya akan berdiam diri di rumah sambil bermain game..."
"Tak pergi dengan teman-teman?"
"Aku tak memiliki terlalu banyak teman dekat, hanya teman satu fakultas yang akan bertemu saat kegiatan universitas"
"Oh...."
"Kapan teman-temanmu datang?"
"Besok...."
"Lelaki itu juga datang?"
"Entah... Dia tahu aku disini atau tidak saja tak tahu?"
"Ah... Lelaki itu... Aku yakin dia sedang menyesali kepergianmu"
"Aku tak tahu... Ah ya, aku ingin bertanya?"
"Apa?"
"Apa yang kurang dari ini?"
"Emmm ... Hampir semuanya sudah, mungkin besok malam akan aku bawakan alat BBQ"
"Aku akan belikan..."
"Jangan-jangan.... Aku punya dirumah dan tak terpakai"
"Itu merepotkanmu"
"Tidak... Alat BBQ itu hasil aku bekerja, dan sekarang alat itu akan dibuang oleh ibuku... Ya daripada aku melihatnya dibuang, lebih baik aku taruh sini"
"Kamu bekerja?"
"Tentu.... Aku seorang desainer grafis...'
"Wow...."
"Emmm... Shinta..."
"Ya...."
"Aku ingin bertanya, sedikit sensitif mungkin"
"Apa?"
"Kalau anakmu dulu masih hidup, bagaimana?"
"Kenapa menanyakan itu?"
"Aku hanya ingin tahu, kamu pergi karena anakmu meninggal, dan kontrakmu habis, lalu kalau anak itu masih ada?"
Seandainya anak itu masih ada, mungkin dia akan bertahan disamping Xiaokai tanpa memperdulikan statusnya sebagai simpanan.
"Aku akan kembali, dan membawanya pergi"
"Lalu lelaki itu?"
"Xiaokai akan baik-baik saja, dia hidup dengan baik sebelum ada aku kan? Aku dan anakku hanya tambahan"
"Tambahan? Kalau dia benar-benar cinta?"
"Cinta?? Selama ini dia tak pernah mengatakan itu?"
"Lelaki punya pemikirannya sendiri... Dan seandainya lelaki bernama Xioakai itu datang kemari dan menawarkan pernikahan hangat bagaimana?"
Shinta terdiam, dan memikirkan pertanyaan dari Jeck dengan berat.
"Itu seperti mustahil.... Dia memiliki istri... Serta akan memiliki anaknya"
"Hmm... Jadi kau mau menerima lelaki baru sekarang?"
"Belum... Aku jarang memikirkan cinta sedari dulu, dan aku sangat sulit untuk jatuh cinta apalagi seperti ini..."
"Lakukan apa yang hatimu inginkan ...."
Shinta terdiam lagi. Apa yang dia inginkan? Dan dibenaknya hanya ada sebuah figur sekarang, lelaki bernama Riu Xioakai Lee.
Apa keinginannya dengan figur itu? Kembali? Rasanya enggan, tapi dia rindu dengan pelukan lelaki itu serta tercipta ilusi-ilusi yang membuatnya semakin rindu saja.
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Simpanan
Romance21+ Dia adalah surgaku, dan dia juga adalah nerakaku. Dia menyelamatkanku dari semua musibah yang menderaku, mengangkatku kembali dan menghidupkan duniaku kembali... tapi dia juga mesin penghancur dalam hidupku. Setiap kebahagiaan ku dia turuti, tap...