21. Cerita dari Hoseok

334 96 8
                                    

Pagi-pagi sekali, Jeon Jungkook sudah berdiri di depan rumah Kakek Min dengan beberapa buah botol susu dalam tas yang akan diantarkan ke rumah-rumah warga. Itu tugasnya di pagi yang bersalju ini.

"Yoongi Hyung! Ayo cepat!" anak itu berseru, sembari menggesek kedua telapak tangan, berharap ia bisa sedikit merasa hangat. 

Suhu di pagi ini memang lebih dingin dari kemarin. Hamparan salju juga menjadi semakin tebal akibat badai salju tadi malam.

Tak lama, Min Yoongi datang dengan dua buah hotpack di tangannya. Salah satu dari hotpack yang dibawanya ia berikan pada Jungkook.

"Terima kasih."

Yoongi mengangguk. "Berapa banyak yang harus diantar pagi ini?" tanyanya.

"Cukup banyak, sekitar--emm ... dua belas?" jawab Jungkook sembari memperlihatkan barisan botol susu di dalam tasnya.

Dua belas botol. Jumlah yang cukup banyak untuk tugas di pagi hari yang dingin.

"Kalau begitu ayo segera berangkat."

.

.

.

Rumah pertama yang menjadi tujuan mereka adalah rumah Taehyung. Tempat tinggal anak yang pada saat mereka berdua datang sedang menyapu salju di halaman rumahnya.

"Taehyung Hyung, aku datang!" seru Jungkook tidak lupa dengan lambaian tangannya. 

Taehyung menoleh. Lelaki itu balas melambaikan tangan dengan semangat pula. Lantas matanya membulat ketika menyadari bahwa Jungkook tidak sendirian, melainkan datang bersama seseorang yang ia kenal betul siapa.

"Yoongi?!!" Taehyung berseru. Ia tinggalkan sekop saljunya dan berjalan menghampiri Yoongi dan Jungkook.

"Kapan kau datang?" tanyanya pada Yoongi.

"Kemarin. Aku yang menjemput Yoongi Hyung di terminal!" bukan Yoongi yang menjawab, melainkan Jungkook, dan ... entah mengapa anak itu merasa bangga sekali untuk pekerjaan sukarelanya.

"Benarkah?" Taehyung kembali bertanya. Kali ini, ia tatap Yoongi untuk mendapat jawaban langsung darinya. 

Pertanyaannya dibalas dengan anggukan kecil.

"Omong-omong, kami kemari untuk mengantar susu," Jungkook berujar. Ia ambil dua botol susu dari dalam tas selempangnya untuk diberikan kepada Taehyung.

"Tunggu sebentar, biar kuambilkan uangnya," Taehyung berucap sembari menerima uluran susu dari Jungkook. Anak itu berlari dengan cepat di permukaan salju dan kembali dengan cepat pula bersama beberapa lembar uang dalam genggamannya.

"Terima kasih. Kalau begitu kami pergi, Tae. Masih banyak susu yang harus diantar," tutur Yoongi. 

"Tentu! Selesaikan dengan cepat dan segera pulang. Sepertinya badai salju akan turun lagi," Taehyung berujar sembari menunjuk langit yang berawan kelabu.

Jungkook mengangguk patuh. "Kami pergi dulu, Taehyung Hyung!" serunya seraya melambai.

.

.

.

Tersisa sebotol susu di dalam tas selempang milik Jungkook. Yang artinya, sebotol susu itu adalah yang terakhir yang akan mereka antar pagi ini.

Rumah tujuan mereka bukan rumah yang asing bagi Yoongi. Ia pernah mengunjunginya sekali, ketika Taehyung mengajaknya berlari di bawah panasnya matahari dengan iming-iming semangka segar pelepas dahaga.

Edge of Tomorrow ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang