18. Dia Akan Kembali

361 89 5
                                    

Malam ini, Jeon Jungkook tidak bisa masuk ke rumah lagi, sebab pintunya telah ditutup ketika ia pulang pada sore hari. Sang paman menguncinya, tentu saja. Membuat anak itu harus menunggu hingga pintu dibuka pada esok harinya.

Jungkook itu anak desa, yang ayahnya pergi ke kota dan tidak pernah kembali lagi dan ibunya meninggal ketika melahirkan dirinya. Satu hari sebelum sang ayah pergi, lelaki itu menitipkannya di rumah sang paman dan berkata bahwa ia hanya harus menunggu sebentar. Namun, kata sebentar itu berubah menjadi penantian lama, bahkan hingga dirinya remaja.

Selama itu, ia tinggal di rumah pamannya di desa, semenjak ia tahu bahwa rumah tempat ia tinggal dulunya telah dijual kepada orang lain. Semenjak itu, Jungkook tidak lagi punya tempat yang bisa disebut rumah. Ia hanya punya tempat berteduh.

Jungkook menghela napas panjang. Menoleh ke kanan-kiri dan mendapati lampu di rumah-rumah warga satu per satu dimatikan. Itu artinya malam telah larut dan ini waktunya untuk tidur, sementara ia harus menghabiskan malam di luar rumah, menunggu hingga esok hari.

.

.

.

Esok harinya dan Jeon Jungkook mulai bosan menunggu di teras rumah. Matahari perlahan beranjak naik dari tempat terbitnya dan sang paman belum membukakan pintu untuknya.

Jungkook menghela napas. Ia memutuskan untuk pergi keluar sebentar dengan tujuan utama yang tentunya, menunggu pintu rumah dibuka oleh pamannya. Dirinya mungkin akan pergi berkeliling desa untuk beberapa waktu sembari berharap pintu telah dibuka ketika dirinya pulang.

Sungai adalah tempat yang pertama ia tuju. Jungkook berada di sana cukup lama, untuk membasuh muka bangun tidurnya dan bermain sendirian. Setelah cukup lama menghabiskan waktunya di sungai, Jungkook beranjak untuk pergi ke rumah Seokjin.

Kemarin, Jimin memberitahunya bahwa Seokjin telah pulang dan Jungkook belum sempat pergi ke rumahnya. Karena itulah, ia memutuskan untuk datang ke rumah Seokjin sekarang.

.

.

.

"Seokjin Hyung?" panggilnya, ketika sampai di depan rumah Seokjin. Gerbangnya masih tertutup, rumahnya juga masih sesepi kemarin. Apa Seokjin benar-benar sudah kembali? pikirnya.

Jungkook sudah berniat untuk pergi ketika tidak ada balasan dari panggilannya. Namun, panggilan dari belakang yang Jungkook kenal betul suara milik siapa membuat dirinya menoleh.

Itu Seokjin, yang datang dengan sebungkus roti di tangannya.

"Jungkook?"

Senyum Jungkook semakin lebar seiring dengan Seokjin yang berjalan mendekat. Senyum lebar yang bahkan membuat matanya menyipit hingga berbentuk sabit.

"Kau pulang, Hyung!" anak itu berucap, diikuti pelukan erat yang membuat Seokjin tertawa lepas.

"Lepaskan pelukanmu, Jungkook. Aku harus membuka gerbang," ia berucap. Lantas, sesaat setelah pelukan dilepas dan gerbang dapat ia buka, lelaki itu berucap dengan senyum tipisnya,

"Nah, ayo masuk."

.

.

.

Kali ini, sepiring kue kering menjadi kudapan yang Seokjin suguhkan. Sayang sekali, karena tidak ada segelas susu hangat yang membuat kue kering yang ia beli menjadi kudapan sempurna.

"Lain kali, jangan pergi tanpa pamit seperti kemarin, Seokjin Hyung. Kau membuat kami semua khawatir," di tengah kesibukannya mengunyah biskuit, Jungkook berucap.

Anak itu tidak suka roti namun benar-benar jatuh cinta pada kue kering. Bahkan, kue kering dengan taburan choco chips adalah salah satu makanan favoritnya.

Seokjin mengangguk kecil. "Maafkan aku.”

"Tapi, sekarang, karena Seokjin Hyung sudah kembali, masalahnya sudah hilang. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi."

Seokjin tertawa gemas. "Begitukah?"

"Ya!" Jungkook berucap semangat sekali, di sela kegiatan mengunyah yang membuat pipinya mengembung besar.

"Jungkook."

"Ya?"

"Apa kau tahu kalau Yoongi kembali ke kota?"

Pertanyaan tiba-tiba dari Seokjin membuat Jungkook menghentikan kunyahan biskuitnya.

Anak itu mengangguk. "Aku sudah tahu," lirihnya.

"Tapi, Yoongi pasti akan kembali, kok. Entah pada liburan selanjutnya atau kapan. Yoongi itu teman yang baik dan karena ia belum pamit padaku ketika pergi, pasti ia akan kembali lagi ke desa ini,” lanjutnya. Ada binar di mata Jungkook ketika ia berucap, seolah benar-benar yakin pada ucapannya.


Tbc

Edge of Tomorrow ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang