9. Orang yang Mirip

428 108 11
                                    

Park Jimin menatap lelaki di depannya lekat, sementara ia menyerahkan satu kantong roti berisi beberapa buah croissant

"Ada apa?" Seokjin bertanya, ketika dirinya merasa bahwa tatapan Jimin mulai mengganggu dan membuatnya tidak nyaman.

Park Jimin menggeleng singkat. "Tidak," katanya. Lelaki itu lantas memutus pandangan dan menyibukkan diri dengan membereskan loyang-loyang yang dipakainya untuk membawa roti beberapa saat lalu.

Seokjin mengendikkan bahu, memilih untuk tidak menganggap tatapan Jimin sebagai sebuah masalah yang patut diperpanjang.

Ia ambil sekantong roti yang ia beli dan berniat untuk segera pulang. Dirinya teringat pada gerbang rumah yang ia tutup. Kemungkinan, Yoongi sudah ada di rumahnya dengan sebotol susu pada saat ini.

"Tunggu, Seokjin!" 

"Hm?" Seokjin menoleh, dan seketika itu helaan napas panjang dari Jimin ia dapat.

"Ada apa?" tanyanya.

Park Jimin, dengan sepasang iris hitamnya menatap Seokjin tepat di mata. 

"Aku melihatmu pergi bersama Yoongi kemarin," ucapnya. Seokjin mengangguk membenarkan.

"Ya, kenapa?" tanyanya. 

Jimin terdiam. "Kalian pergi melewati jalan setapak," lanjutnya. Seketika, Seokjin dibuat mematung. Lelaki itu menatap Jimin dengan sorotnya yang menajam.

"Sebenarnya, apa yang ingin kau katakan?" tukasnya.

Jimin menggeleng. "Tidak ada," ia berucap. Memilih untuk diam ketika gelagat buruk Seokjin mulai ia rasakan. 

"Hanya saja, Seokjin .... Kuharap kau menganggap Yoongi hanya sebagai cucu Min Harabeoji," Jimin memberanikan diri untuk berucap. Anak itu menghela napas ketika sepasang maniknya berada berada pada satu garis pandang dengan sepasang manik karamel Seokjin.

"Aku tidak akan memberitahu siapa pun tentang hal ini. Kuharap kau tidak mengacaukannya," ia melanjutkan.

Sementara itu, Seokjin terdiam di tempatnya. Sorotnya yang tajam mulai melunak. Lelaki itu mengakhiri percakapan keduanya dengan helaan napas kasar.

"Aku pergi," pamitnya.

.

.

.

"Oh? Jungkook?" Seokjin berseru. Ia hampiri Jungkook yang berada di depan rumahnya.

"Sedang apa kau di sini?" ia bertanya.

Jungkook mengendikkan bahunya ringan. "Hanya ingin mampir," katanya.

Seokjin bergumam singkat. Ia buka pintu pagar rumahnya dan mempersilakan Jungkook untuk mengikutinya masuk. 

"Ayo masuk."

.

.

.

"Tunggu sebentar," Seokjin berucap setelah mempersilakan Jungkook untuk duduk di mana pun ia mau. Setelahnya, ia pergi ke dapur untuk membuka sekantong roti yang dibelinya. Tapi tentu saja, roti-roti harum ini tidak akan pernah lengkap tanpa segelas susu.

"Sudah sarapan?" Pertanyaannya ia tujukan kepada Jungkook yang sibuk mengamati ikan di akuarium kecil. Anak itu menggeleng.

"Belum," jawabnya dan beringsut dari tempatnya untuk mendekat kepada Seokjin.

"Kau tidak suka roti, aku tidak tahu mau memberimu apa," Seokjin mengaku. Jungkook tertawa lucu. 

"Tidak perlu, Hyung. Lagipula aku hanya ingin mampir sebentar," ujarnya.

Edge of Tomorrow ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang