4. Kebun Hoseok

495 121 31
                                    

Pancaran sinar matahari di siang hari ini benar-benar menyengat. Saking panasnya sampai membuat Yoongi enggan beranjak dari depan kipas angin; satu-satunya benda yang dapat menyegarkan di saat udara panas seperti saat ini. Beruntungnya saja, ia berada di desa untuk saat ini. Jika Yoongi berada di kota tempatnya tinggal, kulitnya pasti jadi benar-benar kering, terpanggang oleh panasnya matahari.

"Astaga, panas! Panas sekali!"

Keluhan terdengar dari pintu masuk, dan Yoongi tidak perlu menoleh untuk tahu siapa yang datang dengan membuat keributan seperti itu, sebab hanya ada satu orang yang ia tahu selama ini. Orang yang tidak lain adalah Kim Taehyung, si lelaki menyebalkan.

"Wah, di luar panas sekali," Taehyung mengadu sembari menyeka keringat di dahi. Lelaki itu duduk di sebelah Yoongi dan tanpa izin menggeser kipas angin agar dirinya juga terkena tiupan angin segarnya.

Yoongi mendengus kecil. Ia perhatikan lelaki di sampingnya yang sibuk menyeka keringat. "Dari sawah?" tanyanya. Taehyung menggeleng cepat.

"Terlalu panas untuk pergi ke sawah. Bisa-bisa kulitku terbakar," ujarnya.

"Lalu?" Yoongi kembali bertanya. Taehyung dengan wajahnya yang penuh keringat menoleh.

"Bibi Jung sedang panen semangka. Pasti Hoseok Hyung membuat hwachae. Kita harus ke sana," ia berucap tanpa menjawab pertanyaan yang Yoongi ajukan sebelumnya. Tidak lagi peduli dengan bagaimana panasnya di luar rumah, Taehyung dengan semangat membaranya menarik Yoongi untuk berdiri.

Mendengar usulan Taehyung, Yoongi menggelengkan kepalanya. "Terlalu panas. Tidak ada manusia normal yang akan keluar di siang terik seperti ini," tolaknya cepat.

"Kalau begitu, ayo jadi tidak normal bersama." Taehyung tersenyum lebar. Lain dengan Yoongi yang mendelik tidak setuju akan ide kelewat luar biasa Taehyung.

.

.

.

Berlari di siang yang terik tentu bukan hal yang ingin Yoongi lakukan. Namun, Kim Taehyung memaksanya berlari dengan iming-iming semangka segar pendingin panasnya udara.

Yoongi bisa membayangkan memakan semangka segar di tengah hari yang panas, tetapi tidak untuk berlari di jalanan berpasir di tengah terik. Yoongi sama sekali tidak berpikir ia akan melakukan hal itu. Tapi, kali ini--Kim Taehyung, benar-benar ....

"Sebentar lagi kita sampai, ayo berlari!" Di bawah teriknya matahari Taehyung berseru semangat. Ditariknya tangan Yoongi dan mereka berdua berlari menyusuri jalanan desa menuju kebun Hoseok.

"Hoseok Hyung!" teriak Taehyung setelah sampai. Teriakannya keras dan menggelegar hingga ke ujung kebun. Rupanya, bayangan tentang hwachae yang segar membuat lelaki satu ini lupa akan rasa lelah.

"Kemari, Tae!" Itu suara Hoseok. Asalnya dari gazebo bambu yang ada di tengah kebun. Tanpa pikir panjang, Taehyung berlari ke sana dengan Yoongi yang berjalan di belakang.

"Aku membawa teman! Kalian pasti akan terkejut," Taehyung berucap dengan mulut penuh buah semangka. Ditariknya tangan Yoongi agar bergabung bersama empat yang lain.

"Dia cucu Min Harabeoji. Namanya Yoongi," ujarnya memperkenalkan.

"Yoongi, dari kanan itu Hoseok Hyung, Namjoon Hyung, Jimin, dan Jungkook. Mereka temanku yang mulai saat ini akan menjadi temanmu juga," celetuknya.

Yoongi mengangguk kecil. Dari empat orang yang namanya disebut oleh Taehyung, ia sudah pernah bertemu dengan Jimin di toko roti. Tiga sisanya adalah orang baru baginya. 

Sama seperti Taehyung dan Jimin, tiga orang lainnya, tentu saja mereka baik. Siang hari itu dipenuhi dengan candaan dan tawa ringan. Hanya saja, ada yang sedikit mengganjal. 

Jung Hoseok. Kenapa lelaki itu terus menatapnya sedari tadi? Tatapannya penuh selidik, menatap Yoongi dengan sepasang manik yang menyiratkan tidak suka.

.

.

.

Setelah puas bersenda gurau, Yoongi pulang dari kebun keluarga Hoseok bersama dengan Namjoon. Kebetulan saja, jalan pulang mereka satu arah.

"Jadi, kau menghabiskan libur musim panasmu di sini?" Yoongi mengangguk.

"Iya," jawabnya. Namjoon membulatkan mulut.

"Berapa lama?" tanyanya. 

"Dua bulan," jawab Yoongi.

Namjoon mengangguk. Berkali-kali ia perhatikan Yoongi yang berjalan di sampingnya. Mengamatinya lama hingga kerutan pada dahinya muncul.

"Aku merasa seperti aku pernah melihatmu sebelumnya," celetuknya. Yoongi mengernyit.

"Benarkah?" Namjoon bergumam mengiyakan. 

"Apa kita pernah tidak sengaja bertemu, Yoongi?" tanyanya. Yoongi menghentikan langkahnya. Ia tatap Namjoon dengan dahi berkerut. 

"Menurutmu begitu?" tanyanya. Namjoon mengangguk cepat.

Yoongi terdiam, menatap Namjoon dengan alis menukik, mencoba mengingat. Cukup lama hingga ia menggeleng kecil. "Kurasa kita belum pernah bertemu sebelum ini. Mungkin hanya orang yang mirip," jawabnya sembari mengendikkan bahu.

Ada diam cukup lama hingga Namjoon mengangguk membenarkan. Mereka berdua kembali melanjutkan jalannya.

 "Ya, mungkin hanya mirip."

.

.

.

"Aku sudah bertemu Yoongi lebih dulu di toko roti ibuku," Jimin berceletuk. Diperhatikan oleh empat lainnya dengan seksama. Hoseok bergumam paham.

"Hanya menurutku saja, atau kalian juga menyadari bahwa ia ... "

"Aku juga!" Belum sempat Hoseok melanjutkan ucapannya, lelaki pemilik mata bulat yang ada di ujung kanan memotong dengan mulutnya yang penuh semangka.

"Aku terus memperhatikan Yoongi Hyung sedari tadi. Wajahnya memang mirip," lanjutnya. 

"Setelah ini, apa semuanya akan baik-baik saja?" Lirihan Hoseok mendapat atensi tiga yang lain. Satu dari empat orang itu; Taehyung bergumam pelan.

"Semua akan baik-baik saja," katanya yakin. 

"Tapi, Yoongi sudah bertemu Seokjin di toko roti. Mereka tidak sengaja bertemu." Ucapan Jimin merobek ketenangan yang terasa setelah Taehyung berucap. Jung Hoseok memberikan seluruh perhatiannya pada Jimin yang berucap.

"Dan sepertinya itu pertama kalinya mereka bertemu," Jimin menambahi.




Tbc

Edge of Tomorrow ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang