Chapter 29 : Hai, Bulan.

41 7 1
                                    

Jangan lupa vote dan komen guis

Selamat membaca ❤️


"Ayo," ucap Shalsa.

"Ayo selesai," lanjutnya.

"Sudah ya, sekarang kamu fokus ujian kamu. Kapan nikahnya ?" 

Julio menggelengkan kepalanya pelan. 

"Enggak, gue mau nikahnya sama lo!" bentak Julio.

Shalsa melepaskan pelukan Julio, dia mengambil tangan Julio dan menggenggamnya. Tangan Shalsa mengangkat dagu Julio agar Julio mau menatapnya.

"Lihat mata gue, lo sekarang udah jadi ayah. Sadar diri lo, sekarang kita udah gak ada apa-apa. Sekarang tugas lo jaga istri lo dan anak lo, dan tugas gue ngelupain lo," ucap Shalsa berusaha tegar.

Julio tetap menggelengkan kepalanya. 

"Jangan jadi goblok ya bangsat, cukup gue aja yang bohongin sampai kayak gini. Awas aja lo bikin bulan sakit hati. Anak lo lucu banget bangsat, apa gue nikah aja ya terus bikin anak," ucap Shalsa ngawur.

"Shal, serius," ucap Julio.

Mereka kini sedang asyik dengan obrolan mereka, tanpa mereka sadari banyak pasang mata yang melihat mereka.

Banyak yang berbisik-bisik setelah mendengar obrolan mereka. Mereka ini hanya murid SMA yang kisah cintanya sangat rumit. 

Julio, dia laki-laki yang sudah menghancurkan kepercayaan wanitanya. Dia laki-laki yang menginginkan semuanya dan tanpa sadar juga telah menyakiti semuanya. Julio telah kehilangan mimpi-mimpinya dengan wanita di sampingnya. Julio, laki-laki yang sudah menyia-nyiakan kesempatan keduanya.

Bahkan bisa dibilang, bagaimana bisa dirinya meminta kesempatan kedua jika dirinya sebenarnya tahu bahwa semua itu akan sia-sia ?

"Sudah ya, mau peluk lagi gak ?" tanya Shalsa. 

Julio mengangguk masih dengan tangisannya. Shalsa menarik Julio kepelukannya mungkin untuk yang terakhir kalinya. 

"Julio, anak baik," ucap Shalsa lirih.

"Julio, Papa yang baik," 

"Julio, kali ini gue bener-bener minta tolong jaga istri sama anak lo. Gue gak mau denger lo nyakitin mereka, jaga mereka dengan baik. Ceritakan semua sama istri lo, sama orang tua lo. Kabarin gue kalau mau nikah," ucap Shalsa.

"Maaf,"

"Maaf banget,"

"Maaf, Shal,"

"Julio, sekarang lo sadar artinya kehilangan. Perihal cinta gue, lo gak usah peduli lagi. Perihal luka gue biar gue yang sembuhin sendiri. Jangan tamak akan cinta, lo kehilangan segalanya karna ketamakan lo," ucap Shalsa dengan mengelus punggung Julio pelan.

Shalsa tersenyum dalam pelukannya. "Berhenti ya, karena sekarang lo udah ada istri dan anak jadi gue minta tolong buat berhenti merokok. Berhenti make itu ya, lo paham maksud gue,"

Julio kali ini mengangguk, dirinya sadar betul bahwa dirinya sudah sangat keterlaluan.

"Gue udah berhenti make selama pacaran sama lo," ucap Julio lirih.

Shalsa tersenyum mendengar jawaban Julio. "Iya gue tahu, please jangan pernah nyentuh barang  itu lagi. Kalau ada masalah ceritakan semua ke Bulan, Bulan sekarang jadi rumah lo. Seberat apapun masalah lo, omongin ke Bulan ya jangan dipendem sendiri,"

Bad Boyfriend [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang