Chapter 14

1.9K 71 1
                                    

Mobil perlahan berjalan meninggalkan Sma Garuda. Diperjalanan Shalsa hanya mendengarkan musik dan stalk ig Julio.

Ia membuka ig Julio, ia melihat ada orang yang mengetagnya.

"Masih orang yang sama" batin Shalsa.

Taksi kini berhenti, karena ada lampu merah yang mengharuskannya untuk berhenti.

Saat tak sengaja Shalsa menoleh ke samping, ia melihat seseorang yang sangat amat dikenalnya.

"Itu Julio sama....."

"Sama Tamara bukan sih, kok bisa kenal ya ?" gumamnya.

Ia ingin menelpon Julio namun ponselnya keburu mati.

"Tapi mukanya Tamara kek siapa ya ? Gue berasa kenal banget sama dia ?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Taksi mulai melambat untuk berhenti, Shalsa akhirnya turun dan tak lupa memberi uangnya.

Setelah masuk rumah, ia melihat abangnya sedang menonton tv.
"Abanggg"

"Aw"

Mungkin Shalsa berlari terlalu kencang, ia tidak bisa mengontrol langkah kakinya sehingga menyebabkan ia jatuh terjungkai dipelukan abangnya.

Aga menyentil dahi Shalsa, "Kebiasaan ceroboh" sedangkan Shalsa hanya terkekeh.

"Kingun bang" Shalsa merapatkan pelukannya.

"Gaya lo kingun, orang kita tinggal serumah juga" balas datar Aga.

Shalsa mengerucutkan bibirnya, "lah abang kan jarang pulang ke rumah. Kalau pulang selalu malem, kalau udah malem kan gue udah tidur, kalau gue udah tidur kan gak bisa ketemu lo dan paginya lo selalu berangkat subuh buat ke kampus sekalian ke kantor. Kapan gue ketemu lo ?" Ucap Shalsa panjang kali lebar kali tinggi bagi dua.

"Iya-iya, cerewet banget sih".

"Bang, abang udah punya pacar ?" tanya Shalsa.

Aga menatap Shalsa dengan mata melotot, "kurang ajar".
Lalu Aga menyentil pelan dahi Shalsa.

"Aww, abang kan udah gede. Masa gak punya pacar. Gue khawatir--"

"Gue normal dek" Potong Aga, karena ia tahu kata apa yang akan diucapkan oleh Shalsa.

"Lo gimana sama Julio?"kini giliran Aga yang kepo in Shalsa.

Sedangkan Shalsa hanya tersenyum masam, "masih sama, sering ada cewek yang ngetag dia di ig bang. Tapi gue gak tau dia siapa ? Ig dia di gembok, sedangkan setiap dia foto sama Julio itu cuma dari belakang"

Aga menatap prihatin ke adiknya, ia laki-laki yang seharusnya melindungi adiknya, yang seharusnya menjaga adiknya dari cowok - cowok brengsek yang beraninya nyakitin adiknya.

"Abang harus tanya ke Julio" Aga beranjak menuju kamarnya.
Shalsa menyusul Aga ke kamarnya.

"Gak usah bang, biar Shalsa sendiri yang nyelesain ini. Daripada abang ngurusin Shalsa mending abang cari pacar deh. Biar kita bisa double date"

Aga menatap datar ke arah Shalsa, sedangkan Shalsa yang merasa ditatap ia hanya menggaruk tengkuknya yang gatal sih memang kena nyamuk.
Merasa kata-katanya salah, Shalsa langsung terkekeh, "hehe, maaf bang. Reflek mah yang tadi"

Aga mendekat ke arah Shalsa, Shalsa langsung memundurkan badannya. Aga semakin maju, tangan Shalsa reflek menutupi dadanya.

"Bang astagfirullah, ingat bang kita saudara. Ya Allah bantulah hamba untuk menyadarkan abang hamba ya Allah" ucap Shalsa pelan.

Bad Boyfriend [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang