Chapter 28 : Abang

41 6 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen guis

Selamat membaca ❤️

Saat ini mereka sedang berada di rumah makan dekat rumah sakit. Aga mengajak mereka makan terlebih dahulu karena tahu tadi adiknya dan teman-temannya belum makan. Aga sudah memesankan 5 porsi. 

"Shal, kalau istrinya Julio baru aja lahiran berarti gak mungkin dong tadi gue tadi lihat dia boncengan sama cewek?" tanya Gita curiga.

Shalsa mengerutkan keningnya. Iya juga, lalu siapa yang dibonceng Julio ?

"Lah iya juga, tapi beneran dia udah punya istri abis lahiran kemarin," ucap Shalsa.

Mereka hanya mengangguk-angguk, urusan itu biar nanti dijelaskan oleh Julio. 

Makanan mereka akhirnya datang, mereka segera menghabiskan makannya tanpa mengeluarkan sepatah apapun.

Tanpa Shalsa sadari, tatapan Aga dari tadi sering sekali memandang dirinya. Aga tahu adiknya saat ini sangat tidak baik-baik saja. Luka itu bisa Aga rasakan, dan gak seharusnya adiknya mendapatkannya.

"Abis ini beli buah sama perlengkapan bayi dulu ya," ajak Aga.

Shalsa menatap ke arah Aga, bukankah tadi laki-laki tersebut sangat tidak terima jika adiknya disakitin lagi oleh orang yang sama. Tapi, sekarang Aga bahkan mengusulkan untuk membeli perlengkapan bayi.

Mereka mengangguk mendengar ucapan Aga. Gita lagi-lagi mengusap punggung Shalsa pelan berusaha menguatkan.

Setelah selesai makan, mereka langsung memutuskan untu pergi membeli buah tangan untuk sang jabang bayi.

"Abang," panggil Shalsa.

Aga menoleh ke arah Shalsa, teman-teman Shalsa saat ini sedang memilih perlengkapan bayi. Mereka tidak tahu gender anak Julio sehingga mereka membeli perlengkapan yang netral tidak terlalu perempuan dan tidak terlalu laki-laki.

"Kenapa hm ?" 

"Abang gak marah ?" tanya Shalsa.

Aga menarik Shalsa ke luar toko, sebelum itu Aga menyerahkan dompetnya ke Gita dan meminta tolong mereka saja yang membelinya.

"Gini, abang marah, sangat marah. Adik abang satu-satunya disakitin lagi bahkan belum lama setelah masalah yang Tamara. Tapi, kali ini abang mau lebih sabar, kita gak boleh marah-marah di sana. Di sana ada bayi, ada istrinya yang baru aja melahirkan, kita harus jaga sikap,"

"Dek, perihal mencintai Julio mungkin lo sangat paham. Kali ini tolong dengerin abang, lepasin,"

Shalsa menatap Aga sangat intens, menyuruh Aga menjelaskan maksud dari kata-katanya.

"Hubungan lo toxic, banget. Cari bahagia lo yang lain, gak harus sekarang tapi lo harus bisa mulai ngelupain Julio dari sekarang. Untuk yang Tamara lo masih bisa mengagalkan perjodohan mereka, tapi kali ini gak bisa. Bayangkan perasaan ibu dari anaknya Julio, bayangkan perasaannya anaknya besok. Kali ini bener-bener kompleks, dan lo harus siap,"

"Bang, Shalsa emang gak boleh bahagia ya ?" tanya Shalsa sambil menunduk.

Aga merangkul Shalsa. 

"Perihal bahagia itu gak harus sama Julio. Lo harus ikhlas,"

"Bang,"

"Bicara baik-baik sama Julio, dan selesaikan," potong Aga sebelum Shalsa melanjutkan ucapannya. 

Aga membawa Shalsa ke mobil, kali ini teman-teman yang lain juga sudah masuk ke mobil. Aga dengan segera melajukan mobilnya ke arah rumah sakit. Jarak dari toko perlengkapan bayi ke rumah sakit hanya sekitar 10 menit jika ditempuh dengan mobil.

Bad Boyfriend [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang