Bonus Chapter : 3 (TAMAT)

126 7 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen guis

Selamat membaca ❤️

Sekarang mereka sudah sampai di tempat makan yang biasa mereka datangi saat masih SMA dulu. Mobil Dave datang lebih dulu, lalu selang 10 menit Shalsa baru datang. Shalsa sebelumnya memberi pesan pada Gita untuk memesankan mereka makanan dahulu karena Shalsa dan Gala harus mempir dulu ke pom bensin.

"Lama bener lo," ucap Dio saat melihat Shalsa datang.

"Iye maaf, gue mampir pom dulu," ucap Shalsa.

"Lama bener di pom," sewot Dio.

Shalsa memukul kepala bagian belakang Dio pelan. "Gue mampir dulu ke toilet terus ke minimarket bentar. Kenapa si kangen ya lo?" 

Dio tidak menjawab ucapan Shalsa. 

"Lucu," ucap lirih Julio.

Meskipun lirih ucapan tersebut terdengar oleh yang lainnya, dan membuat yang lainnya menjadi canggung. 

"YAK MAKANANNYA DATENG," teriak Dio mencoba mengembalikan suasana agar tidak canggung lagi. 

Mereka akhirnya makan makanan masing-masing dengan santai, kecuali Dio. Dio selalu makan dengan mulut yang berbicara mengomentari siapapun dan apapun yang aneh baginya.

Setelah 30 menit akhirnya mereka sudah selesai makan. Mereka duduk di meja bundar sehingga memudahkan untuk berbicara. Gala tentu saja masih canggung dengan Julio.

"Ehm, gue pulang sebenarnya sekalian mau ngasih kalian undangan," ucap Shalsa.

Mereka yang awalnya ramai langsung menjadi sunyi saat mendengar ucapan Shalsa. 

"Undangan apa?" tanya Gita.

Shalsa mengeluarkan 4 undangan yang berkonsep elegan dan memberikan pada masing-masing sahabatnya. 

Julio terkejut saat menerima undangan itu, undangan tunangan. Julio melihat pada nama undangan miliknya yang bertuliskan, 'Julio dan sekeluarga (Jangan lupa bawa Anulika)' yang membuat Julio terkekeh melihatnya.

'Lucu,' batin Julio.

"CUOGGG SELAMAT YEEEEE," teriak Dio heboh.

"KOK LO GAK BILANG?" tanya Gita heboh langsung memeluk Shalsa. 

"Selamat ya Shal," ucap santai Dave.

"Selamat," ucap Julio dengan senyuman yang dapat dibilang terpaksa.

Shalsa mengangguk menanggapi ucapan mereka. "Dadakan sih emang, waktu pulang kemarin si Gala ini sekalian izin buat ngelamar gue. Si abang sama orang tua gue juga langsung setuju," 

"-Jadi ya gitu, sekalian langsung aja mumpung di sini. Besok keluarga besar Gala bakal ke sini,"

"Lahkan masih minggu depan?" tanya Gita.

Shalsa mengangguk. "Tau nih, katanya mau beli seserahan di sini sekalian belanja katanya," 

Semuanya ber-oh ria mendengar ucapan Shalsa. 

"Makasih ya kalian udah jadi sahabat Shalsa dan jaga Shalsa. Aku seneng kalau Shalsa ketawa gini, beda banget waktu awal ke Surabaya," ucap Gala akhirnya ikut berbicara.

Julio merasa jika penyebab Shalsa murung adalah karenanya. Berakhirnya hubungan mereka dulu juga karena perilakunya.

"Gue yang makasih sama lo, dulu gue punya banyak keinginan bareng Shalsa. Bodohnya gue malah nyakitin dia dan bikin dia trauma. Gue seneng sekarang dia udah bahagia sama lo, makasih udah ada di saat Shalsa kagi terpuruk-puruknya, gue minta maaf sama lo," ucap Julio dengan tenang.

Bad Boyfriend [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang