Chapter 2

4.5K 178 6
                                    

Bruaaakkk

"Huahahaha," tawa Shalsa saat melihat Julio ketabrak pintu ruang guru.

Julio mengusap-usap kepalanya yang kepentok pintu. Julio menatap Shalsa dengan tatapan kesal.

"Julio!! Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Bu Ida.

"Ibu kalo mau buka pintu kok gak ketok-ketok seh?" jawab Julio kesal.

"Lah ngapain ketok-ketok? Kamu pikir ini rumah kamu?" balas Bu Ida sewot.

"Kena kepala gue nih bu! Kalo sampe gue geger otak tanggung jawab loh ya!? " sentak Julio.

"Heh!! Berani-beraninya kamu bentak-bentak saya. Pake ngomong gue-gue, kamu pikir saya ini temen kamu. Sekarang kamu lari 8 putaran dilapangan! Gak pake istirahat!" bentak balik Bu Ida.

Shalsa yang melihat kejadian itu menahan tawa.

Dan akhirnya ia merasa kasihan pada Julio sehingga dia menghampiri Julio.

"Maaf bu, mungkin Julio masih pusing gara-gara kepentok pintu saat ibu buka pintu tadi, jadi ngomongnya nglantur gitu. kasihan dia bu kalo harus disuruh lari," bela Shalsa.

Julio mengedipkan matanya ke shalsa. Shalsa hanya memutar bola matanya melihat tingkah Julio.

"Iya bu, mungkin saya lagi pusing mangkannya saya ngelantur, maaf bu," Julio memelaskan wajahnya.

"Baik,kali ini kamu saya maaf kan. Lain kali kagak!" akhirnya Bu Ida terhipnotis dengan wajah melas Julio.

Julio yang mendengar itu langung bernafas lega dan langsung menggandeng tangan Shalsa pergi menjauh dari bu Ida. Sedangkan bu Ida hanya menggeleng - gelengkan kepalanya.

"Untung murid yang kayak gitu cuma 1, kalo nggak ancur ni sekolah," gumam Bu Ida lalu pergi karena ia akan mengajar dikelas XI.

****

"Shal," kali ini Julio menoel-noel pipi Shalsa.

Mereka sudah pulang dan mereka berada di rumah Shalsa. Julio memaksa untuk mampir ke rumah Shalsa padahal Shalsa ingin tidur.

"Hm,"

"Lo sayang gak sama gue?" kali ini Julio berbicara serius.

"Gak,"

"Ish sakit hati dede,"

Shalsa yang melihat Julio memukul-mukul dadanya hanya memutar bola matanya.

Shalsa menghela nafas berat, "Kalo gue gak sayang sama lo gak mungkin gue mau bertahan sama lo selama ini,"

"Ntar kalo tiba-tiba gue diambil orang apa yang bakal lo lakuin?"

"Gue biarin, yang penting bukan gue yang diambil," jawab Shalsa dengan wajah santainya.

"Ish,"

"Iya-iya, gue bakal ambil lo lagi lah,"

Mendengar jawaban Shalsa, mata Julio langsung melebar sumringah, lalu ia menarik Shalsa dalam dekapannya, ia menempelkan dagunya dikepala Shalsa dan sekali menghirup wangi lifeboy rambut Shalsa.

"Gue janji gue bakal ada disisi lo sekalipun lo cuek," jawab Julio yang disambut Shalsa cubitan diperutnya.

Shalsa pun tersenyum mendengar ucapan Julio, karna ia entah kenapa meskipun mereka sudah pacaran lama kupu-kupu diperutnya tidak pernah hilang saat Julio bicara romantis.

Mereka berpelukan lama menikmati masa-masa indah seperti ini.

Sampai akhirnya Julio mendengar suara dengkuran halus, halus sekali. Ia melihat Shalsa yang ternyata sudah tidur dipelukannya.

"Terima kasih lo udah nemenin gue selama ini, bisa nerima banyak kekurangan gue,bahkan rela habisin duit lo demi gue yang suka lupa bawa uang pas ke kantin hehe, i love you sayang," bisik Julio dan mengecup kening Shalsa lalu mengangkat Shalsa ke kasurnya.

Mungkin gadisnya itu memang sedang capek.

Sesampai dikamar Shalsa, julio menaruh Shalsa di ranjang kecilnya yang menampung boneka besar yang diberi Julio saat Shalsa ulang tahun.

Julio memandangi foto-foto kenangannya bersama Shalsa saat masih SMP, foto saat Julio dijewer Shalsa, saat mereka dikejar anjing gara-gara Julio, saat mereka kecebur sungai gara-gara sepeda yang mereka tumpangi oleng.

Julio terkekeh mengingat kenangan indah itu, "Dari dulu sampai sekarang gue masih tetep ganteng aja ya?" pikir Julio dalam hati.

Ia pergi meninggalkan kamar Shalsa dengan kekehannya dan pikiran bodohnya itu.

**

ShalsaBA

Bad Boyfriend [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang