Bonus Chapter : 1

66 4 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen guis

Selamat membaca ❤️

"Hai," ujar Shalsa.

Bulan November adalah bulan yang berat bagi Shalsa. Semester lima ini juga semester yang berat bagi Shalsa.

Tiba-tiba saja, pada November ini Shalsa sangat sibuk. Tugas proyek tidak berhenti-berhenti, semua dosen mata kuliah tiba-tiba memberi tugas akhir sebagai pengganti nilai UAS. 

Saat ini Shalsa sedang menyusun artikel terkait kearifan lokal. Kemarin Shalsa sudah mencari data terkait artikel yang akan analisis. Fisika ternyata sangat berat, Shalsa tidak pernah membayangkan akan seberat ini.

"Udah sampai mana kamu ?" tanya Gala.

"Masuk pembahasan sih, tadi udah masukin materinya gaya gesek tapi belum masuk ke implementasi konsep fisikanya ke permainan panjat pinang," jelas Shalsa.

Gala hanya mengangguk menanggapi ucapan Shalsa. Saat ini mereka sedang mengerjakan tugas bersama di rumah Gala. Ya walaupun berbeda jurusan tapi tetap saja mereka selalu bersama.

"Udah makan belum cantik ?" tanya Mama Gala.

Mama Gala keluar menemui Shalsa tak lupa dengan sapaan pipi alias cipika cipiki. Shalsa tersenyum hangat menyapa mama Gala. Sudah tidak asing lagi Shalsa, dirinya sering sekali main ke rumah Gala. Gala jarang ke kos Shalsa karena kos tersebut khusus perempuan, laki-laki hanya boleh berkunjung di teras rumah.

"Sudah ma, tadi Gala ngajak Shalsa makan dulu," 

Shalsa juga menyebut mama Gala dengan sebutan 'Mama' karena sudah sangat akrab dan mama Gala sendiri yang menyuruhnya. 

"Ya sudah, mama mau pergi dulu sama papa. Kalian jaga rumah aja, jangan aneh-aneh lho," 

Gala mendengus kesal mendengar ucapan mamanya. Hal tersebut membuat Shalsa menggelengkan kepalanya.

"Hati-hati ma," ujar Shalsa.

Orang tua Gala akhirnya pergi meninggalkan rumah dan tersisa mereka berdua saja di rumah.

"Dhip, gue masih kurang bahan buat ngisi materinya. Gue boleh minta tolong ga ?  bantuin gue nyari materi tentang gaya gesek, gaya gesek statis, sama gaya gesek kinetis,"

Gala mendekat ke layar laptop Shalsa, Gala akhirnya paham dan langsung membantu mencari referensi untuk Shalsa.

"Thanks, Dhip,"

"Lagian kenapa kok pake panjat pinang sih ?" tanya Gala.

"Gue telat ngelist judul kemarin, akhirnya gue dapet yang sisa-sisa," ucap Shalsa dengan nada sedikit sedih jika mengingatnya. Sebab saat itu, hari sudah malam dan seharusnya itu adalah jam mahasiswa istirahat. Eh malah, penanggung jawab matkul Kearifan Lokal menyuruh mereka ngelist judul artikel agar tidak sama. 

Shalsa yang jarang membuka whatsApp pun akhirnya tertinggal.

Gala menoleh ke arah Shalsa lalu mengusak rambut Shalsa hingga sang pemiliki rambut merengut kesal. 

"Iya-iya cantik, kamu sudah berusaha keras. You're doing great today," ucap Gala dengan senyuman khasnya. 

Shalsa yang melihat itu merasa hangat. Mereka ini hanya berteman, baru juga bertemu 2 tahun lalu. Namun, senyuman itu menghangatkan Shalsa. Senyuman itu memberikan ketenangan buat Shalsa. 

"Ganteng ya aku ?" tanya Gala membubarkan lamunan Shalsa.

Shalsa terkekeh. "Iya ganteng," balasnya dengan enteng.

Bad Boyfriend [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang