Chapter 1

6.4K 201 7
                                    

*****

"Sampe kapan lo bakal kek gini terus?" ucap Shalsa masih fokus melihat luka dengan luka Julio.

"Obatin shal, sakit nih," rengek Julio.

Yang jelas saat ini mereka berada di UKS sekolah, Shalsa memutar bola matanya. "Ck, sok jagoan,"

Shalsa masih fokus mengobati luka Julio,sedangkan Julio fokus dengan rambut Shalsa. Shalsa yang merasa rambutnya sakit ditarik-tarik hanya menghela nafas berat.

"Lo tadi pagi pake shampo lifeboy ya," celoteh Julio.

Shalsa sekali lagi menghela nafas, karena selalu seperti ini jika Julio mengalihkan pembicaraan agar Shalsa tak membahas kejadian tadi.

"apa yang berkilau kuat dan wangi, terasa lembut sehat mengembang, rambut kita rambut kita inilah 5 tandanya rambut sehat kinclong," dengan asiknya Julio menyanyikan iklan shampo di tv.

"Stop Yo, lo makin hari makin waras," ucap Shalsa.

Julio pun menghela nafasnya kasar, mungkin Shalsa sudah hafal dengan sifatnya sehingga ia tidak terkecoh saat Julio mengalihkan pembicaraan tadi.

"Gue tau gue emang gak sejelek dia, lo tau sendiri kan gant-"

"Iya gue tau gantengan lo daripada dia, plis gausah sebutin kalimat itu lagi gue bosen Yo," potong Shalsa karena tau apa yang akan dikatakan oleh Julio selanjutnya.

Julio terkekeh melihat raut wajah Shalsa saat ia berbicara tadi.

Julio mencubit pipi Shalsa dengan lembut, "Lo tau, lo lah alasan gue rela berantem gini agar lo gak pergi dari gue, makin sayang deh kalo cemberut gitu,"

Shalsa memajukan bibirnya kesal, pipinya memerah. Julio terkekeh geli melihat tingkah Shalsa saat ia salting, Julio mendekap Shalsa kedalam pelukannya.

"Berhenti nyakitin diri lo sendiri, gue nggak bakalan pergi dari lo," kata Shalsa meyakinkan Julio.

Julio semakin mengeratkan pelukannya, "Semoga kita tetap dan terus seperti ini,"

"Semoga,"

Mereka sedang asik-asiknya berpelukan tiba-tiba,

Druuttttttt

Reflek Shalsa melepaskan pelukan itu dan menutup hidungnya dengan tangan kanannya, "Lo apa-apaan, lagi romantis-romantisnya juga pake kentut segala, bauk lagi,"

Julio terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang pasti aslinya tidak gatal sama sekali.
"Sorry, namanya juga kentut salahin pantat gue jangan gue, gue udah berusaha nahan ehh malah maksa keluar," kali ini jawab Julio dengan wajah tanpa dosanya.

"Mau gue tendang pantat lo hah!!" kata Shalsa kesal.

"Oke-oke gue maaf, lagian alhamdulillah kek gue bisa kentut. Kalau gue gabisa kentut lu mau pacar gantengmu ini mukanya ijo?"

"Wtf!"

Shalsa pergi meninggalkan Julio yang sedang asik membicarakan kentut.
Karena waktu sudah menunjukkan jam pulang, ia pergi ke kelas mengambil tasnya.

Julio sedang asik mengejar Shalsa karena memang langkah Shalsa sangat cepat, saat hendak mencapai pundak shalsa tiba-tiba...

Bruaaakkk


***

Bismillah maaf sebelumnya aku sering labil kalau mau buat cerita.
Tapi kali ini serius kok 😍😘

Terima kasih

Bad Boyfriend [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang