" Hei... Jangan pergi.. !! ". Clarisa mengitari ke seluruh taman. Namun sosok bayangan itu tidak juga ditemukan.
" Gue mohon jangan tinggalin gue... Jangan pergi... " Clarisa bersimpuh. Dia menangis pilu. Ada kepedihan yang dia rasakan.
" Cla...... Clarisa.... CClarisaaa...bangun... Hei bangun Clarisa.....!!! Clarisa merasakan tubuh nya diguncang. " Hah... Hah... Hah... Dengan nafas yang tersengal-sengal Clarisa bangun.
" Astaga... Gue mimpi. Oh God mimpi itu lagi... Dengan sosok yang sama mimpi yang sama. "
" Mimpi itu lagi...?. Minum dulu nih... Vivian menyerahkan segelas air ketangan Clarisa. Clarisa meminumnya sampe habis. "Nih anak doyan apa haus yahh.... Langsung bocor tu gelas. "
" Hu'um... Mimpi itu lagi. Haaahhh...." sambil mengusap wajahnya. " Btw loe kok bisa... Belum sempet Clarisa melanjutkan pertanyaannya.. Onyet udah motong omongan Clarisa.
"Jangan ngeliatin gue gitu knapa. Loe bingungkan knapa gue ada disini.. Habis...belum selesai gue ngomong telfon loe matiin.. emang ga ada akhlak loe. Tidur di sofa tapi pintu ga di konci. Kebiasaan loe. ...Ntar masuk bambang tamvan.. habis loe di anuin. " Vivian ngomel -ngomel saking keselnya sama Clarisa.
" Iya maaf, gue ketiduran. Cape banget ".
" Untung gue orang baik. Dari depan gue denger loe ngigo. Mimpi itu lagi.. "?
" Hu'um.. dengan orang yang sama. Tapi wajahnya ga terlalu jelas. Gue cuma bisa liat matanya. Hufff.., ". Clarisa menghela nafas panjang.
" Ga osah dipikirin... Udah makan belum loe? . Gue bawain kesukaan loe. Yuk makan dulu... Biar loe kuat buat lari-lari dari kenyataan. "
" Apaan sih loe.. Udahlah...Gue mau mandi dulu ". Clarisa buru-buru menuju kamar mandi. Bajunya basah oleh keringat. Pasti ga nyaman tidur dengan keringetan kae gini. Clarisa berlalu dari hadapan Vivan.
Sepeninggal Clarisa, Vivian merenung dan mengingatkan kembali gimana berubahnya Clarisa. Clarisa bukan lagi seorang Clarisa yang dulu. Dia menjadi pribadi yang beda. Lebih tertutup, egois, ga peduli terhadap sekitarnya. Dingin bagai es batu. Dan Clarisa asyik dengan dunianya sendiri. Dia lebih milih seharian di kamar pada saat ga ada jadwal kelas dibanding
Ngumpul dengan temen-temenya, asik dengan coretan-coretan tangannya. Kadang pada saat ke galauan melanda, dia lebih memilih buat menyibukan diri dengan bongkar-bongkar isi rumah. Menata ulang lay out ruang tamu, kamar, ruang keluarga sampe dia merasakan rasa cape. Setelah itu dia akan tidur lelap sepanjang malam. Ato mode diem. Ga bakalan ngomong apa-apa. Pernah saat itu Clarisa diem seharian dari pagi ampe malem. Sepatah kata pun ga keluar dari mulutnya. Vivian ingin menolong, tapi ga tau musti memulai darimana. Bagi Vivian yang terpenting saat ini, dia selalu ada buat sahabatnya. Walaupun di diemin seharian bahkan berhari-hari. Dengan ngeliat Clarisa baik-baik aja, Vivian bersyukur. " Moga loe selalu di lindungi Allah, dan loe dapetin kebahagiaan yang sesuai loe inginkan. "
Doa Vivian dalam hati.
Halooo... Happy reading guys.....!!!!
Sehat-sehat selalu yahh..... 😘😘
Please vote n komennya..!!!
Tq guys.....
Red and Green
28/10/21
KAMU SEDANG MEMBACA
COLORS : AMARA dan CLARISA ( Complete)
RomanceLangkah kaki menuju perapian hati Melangkah pasti untuk penantian yang tiada bertepi. Berharap akan menepi di pelataran hati yang bersemi.. Ternyata... Apa yg terjadi..? Kaki ini lebih memilih untuk mendaki.. Mendaki sebuah mimpi... Yang saat i...