Fall

126 15 6
                                    

Claris...... Clarisa.... woy oneng.... Ngelamun aja loe.. !!


Clarisa tersentak dengar suara cempreng Vivian.
Tapi dia belum mau beranjak dari kasur nya.


" Wake up oneng... Loe lupa yahh anak-anak hari ini ujian. Bisa-bisa loe di pecat jadi dosen sama si plontos. "


Clarisa masih belum bergeming. Dia masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Semua kenangan masih setia dalam hati dan pikirannya. Kenangan saat bersama dia. Dia yang telah membuat Clarisa memberikan cinta. Cinta yang luar biasa. Seluruh waktu dan pikirannya hanya tertuju pada dia. Membuat Clarisa gila.. gila karena cinta. Cinta yang indah, penuh warna. Detak jantung ini masih buat dia. Desiran ini juga masih buat dia. Gimana terpesonanya seorang Clarisa terhadap wanita bernama Lisa. Dimata Clarisa dia sosok yang sempurna. Clarisa jatuh luruh dalam cintanya Lisa. Merasakan sanjungan, diistimewakan, dicintai sepenuh jiwa. Merasakan sanjungan yang luar biasa. Bahagia yang tiada duanya. Kelembutannya, belaiannya, pelukan nya perhatiannya masih tak tergantikan.
" Hah... Bagaimana aku bisa melupakanmu, bayanganmu selalu mengikuti setiap gerak langkahku... Sayang... aku merindukanmu sangat merindukanmu. " I cant stop loving you..."

Tapi pada kenyataannya cinta yang indah ini malah bikin Clarisa jatuh, sejatuh- jatuhnya. Merasakan kesakitan yang termata sangat. Keputusan yang dia buat sendiri berujung pada kesakitan. Konsekuensi yang mustinya dia harus bisa menerima. Dia yang memutuskan tapi malah dia yang terpuruk. Sekarang ahli filsafat ini yang kesandung dengan filsafah hidupnya sendiri.



" Oneng.... Buru mandi.... dah jam berapa ini..."? Vivian menunjuk-nunjuk jarinya ke arah pergelangan tangannya.


" Iya bentaran masih pw nih... Btw loe aja yang
gantiin gue yahh.... "


" Maksud loe... jangan ngadi- ngadi deh... Dasar oneng... Ada yah dosen yang sepinter elo.. Banggain university dengan prestasinya yang segudang jadi printer kae gini. Kenapa lah si plontos nerima elo... " Vivian geleng-geleng kepala.



" Hehehe...." Dengan cengiran khas nya sambil garuk-garuk kepala. " Iyeee... gue mandi... "
Clarisa buru- buru ke kamar mandi. Dia udah gedek dengan omelan onyet yang ga bakalan brenti sampe kampus.
Skipp rumah.


Sesampainya di kampus, puluhan pasang mata memandang kagum pada sosok Clarisa. Dengan body yang tinggi semampai, alis yang indah, bibir merah yang merekah, warna kulit khas wanita Indonesia. Clarisa berjalan dengan anggunnya. Beberapa mahasiswa berbisik-bisik.


" Gila... Cakep banget njirrr.. Mau dong jadi selimutnya bu dosen... "
" Fiyuuuhh.... Body goals... bikin gue pengen jebol tu gawang.. " Dan masih banyak lagi sahut-sahutan mahasiswa lainnya.


" Ngemeng-ngemeng bu dosen straight apa belok yahh? Mahasiswi A.


" Ga tau juga aing.... kaenya straight deh
tapi ga tau deng... Radar gue bilang sih AC /DC." Mahasiswi B.


" Iya juga sih... Bisa jadi. Tapi doi dingin banget kae es balok . Senyum seadanya. Cuek bet... Tapi kalo dia ketawa cantiknya luar binasa... bisa lemah aing. " Mahasiswi C.


" Kalian tau ga... doi akan terlihat ramah cuma sama bu Vivian, dosen mata kuliah perpajakan. Dan juga saat di depan kelas saat kasih materi waw... pesonanya itu loh... bikin gue... Ahhh... meleleh. " Mahasiswi B.


" Woyy.... Ingett.. Masih pagi pikiran loe udah traveling ke mana-mana. " Berapa ronde loe semalem, menang banyak yaee..!!" Mahasiswi A.


" Apaan.. gue digantung ama Sofi. Pengen nganu jadinya Anu. Pusing bet.... " Mahasiswi B.


" Bhaahahahahahah.... syukurin... pusing-pusing tuh kepala... Wkwkwkw "


" Yuk ke kelas, bu Clarisa udah masuk tuh... loe mau nilai D"?.


" Yuklah... "timpal yang lain.


Clarisa tetep cuek, walapun dia denger kalo mereka pada ngomongin dia. Kaki nya tetap melangkah menuju kelas, untuk memulai ujian.






Aku sudah melepasmu
tolong jangan kembali, dengan dalih untuk memperbaiki.
Walaupun aku merasakan sakit
Aku sudah mengikhlaskanmu
tolong jangan buat kupercaya dengan janjimu yang tak satupun kamu tepati.
Dan tolong jangan membuat ini sulit
Aku sudah merelakanmu berbahagialah dengan pilihan yang katamu lebih baik dari aku.

Jika besok atau suatu saat nanti kamu melihatku tersenyum lepas berterimakasihlah kepadanya yang saat ini bersamaku, dia yang menciptakan senyum itu
senyum yang harusnya kamu ciptakan.

Maaf untuk kalimat "aku tidak akan meninggalkanmu" yang sempat aku ucapkan dulu.
Bukannya aku menyerah untukmu atau untuk kita, tapi aku tahu harus seperti apa
ya, aku harus melepasmu.

Bahagialah...
Sampaikan salamku untuk seseorang yang saat ini bersamamu.






Aloha.... Happy reading guys...




Next part ada room 206 loh.. pada pengen Clarisa apa Amara nih 206 nya..?😌🤭



Wokeh di tunggu vote n komennya...!!!!

Tq guys... Happy Friday...!!!











Red n Green
29/10/21


COLORS  :  AMARA dan CLARISA ( Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang