My eyes and Your smile

83 12 0
                                    

Disuatu ruang tamu apartemen, tampak beberapa anak manusia yang sedang asik dengan dunia mereka masing-masing. Ada yang duduk di sofa sambil mainin handphone. Ada yang lagi nonton berita di tipi. Ada yang selonjoran di sudut sofa main game sambil ngedumel karena selalu kalah dari lawannya. Dan ada yang sambil rebahan di lantai telfonan sambil cekikan. Mereka seperti saling mengerti satu sama lain, ga ada yang saling ganggu.. " Tumben yah guyss... biasanya pada heboh. " Hahaha... Ini emang jinnya lagi berbaik hati. Jin iseng lagi di rante... Wkwkw.



Amara pov

Amara membuka knop pintu kamarnya. Dia liat Clarisa tidur dengan nyenyaknya. Wajahnya yang teduh, lembut, bikin adem hati ngeliatnya. Orang yang ga kenal Clarisa bakal mikir Clarisa orang yang sangat beruntung. Udah cantik, baik hati, pinter, karier yang bagus, punya keluarga yang tajir, kurang apalagi coba. Tapi orang ga bakal paham dan ga ngerti segimana Clarisa tertekan. Selama puluhan tahun Clarisa diatur oleh keluarganya. Untuk menggapai cita-citanya pun di atur oleh keluarga. Musti gini, musti gitu, ga boleh gini ga boleh gitu. Sampai pada akhirnya dia ketemu dengan mantan dan ternyata mantannya ga jauh beda dengan keluarganya. Bukannya nyenengin tapi nyakitin. Dan kenapa aku ngerasain sakit yah pada saat si brengsek itu mencium Clarisa. Aku ngerasa ga rela, ngerasa sakit dan pastinya ada rasa amarah. Rasa marah yang ga bisa aku ungkapin dan ga bisa juga aku tahan. Apa aku cemburu? Tapi kenapa? Aku memang suka sama Clarisa tapi juga sayang. Ahh... Ada apa denganku. Apa musti secepat ini, sedangkan Nia masih ada dalam hati ku walaupun ga sebesar dulu. Hanya ada sisa, sisa yang musti aku buang jauh-jauh. Sore tadi sehabis pulang dari kampus after kejadian itu, Clarisa menangis di pelukan Amara. Menceritakan semua gundah hatinya. Semua dia ceritain ga ada satupun yang dia tutupin dari Amara. Clarisa melepas pelukannya dari Amara. " Maaf Mara.. kamu terlanjur ikut dalam permasalahan aku, dan aku ga mau aku jadi beban kamu. Aku tau banget gimana Lisa. Dia bakal datang lagi dan ga semudah itu buat percaya kalo aku ada yang lain. "

" Its ok Cla... Aku ga ngerasa beban kok. Amara menggenggam tangan Clarisa. Kamu ga usah mikirin ini yah... Kita hadapi bareng-bareng. Oh iya masalah itu.. Aku bilang kalo kita pacaran, maaf aku nyeplos aja kemaren, biar si kampret itu cepat pergi. " Amara jadi malu dan sedikit nunduk. Melihat itu Clarisa senyum-senyum... " Dih... Gapapa kok Mara... Santuy... aku tau kok kamu lakuin itu karena situasi kemaren. Iya Cla.. Maaf yah aku jadi ga enak. "
Tapi cla.. aku seneng bisa lindungi kamu, aku bahagia dan selalu pengen deket kamu. Ga mau jauh-jauh dari kamu. Saat aku peluk kamu aku gatau itu apa tapi ada ketenangan di hati aku bisa lindungi kamu batin Amara. " Sekarang kamu istirahat yah... ga usah dipikirin, ntar kita cari cara buat hadapin Lisa. " Amara mengusap kepala Clarisa, semburat merah pipi Clarisa, Amara pura- pura ga ngeliat. Ga berapa lama Clarisa pun tertidur. Ah.. Kamu tidur seperti bayi Cla.. begitu tenang. Amara menutup kembali pintu kamarnya.


" Ra... Gimana Claris, udah bangun? " Vivian yang baru keluar dari kamar mandi menghampiri Amara.

" Doi masih tidur. Biarin aja dulu Vian, kliatannya Clarisa sedikit syok. "
Vivian menghela nafas panjang... Huuffff.... " Lisa keterlaluan, ga puas-puasnya nyakitin Clarisa. Psiko tuh orang. Ga punya hati. "

" Udah... Ga usah dipikirin. Yang penting gimana Clarisa nya, biar dia ga kepikiran masalah ini. " Yuk kedepan, kumpul sama yang lain. Amara dan Vivian pun berjalan kearah ruang tamu gabung sama yang lain.




Clarisa pov

Clarisa kebangun dari tidurnya. Pandangannya tertuju pada dinding kamar. Udah jam 7 malem ternyata. Aku tertidur lebih dari 2 jam. Clarisa berusaha ngumpulin nyawa. Dia bangkit dan duduk di sisi ranjang. Clarisa mendengar suara hiruk pikuk dari luar kamar. " Ternyata mereka masih disini. Persahabatan yang sangat dirasa oleh Clarisa. Mereka memang suka iseng dan ngebully satu sama lain, tapi kalo masalah saling jaga dan pasang badan, mereka no satu. Salut dengan persahabatan mereka. Walaupun diantara mereka ada yang lagi bermasalah dengan hati, tapi mereka mampu untuk bisa mengesampingkan masalah pribadi dengan persahabatan mereka. Apalagi Amara.. dia sangat ngejaga aku banget. Otak Clarisa berputar kembali ke masalah tadi siang. Clarisa merasakan pelukan Amara bukan sekedar pelukan seorang sahabat, tapi ada rasa sayang disana. Clarisa merasakan kenyamanan, ketenangan, merasa terlindungi. Sebisa mungkin Clarisa berusaha buat nahan degupan jantungnya yang ga bisa kompromi. Tapi jantungnya semakin kuat. Apalagi tadi sebelum tidur Clarisa berbagi cerita pada Amara. Dia merasa lega dan tidak ada rasa ragu untuk menceritakan tentang dirinya pada Amara. Semua keluh kesahnya. Amara juga kembali memeluk erat Clarisa tadi beberapa saat sebelum tidur. Ada kekuatan yang menjalar yang dirasakan Clarisa. Clarisa merasa lebih kuat, dan rasa takutnya tiba-tiba hilang entah kemana. Apalagi saat Amara mengusap kepala nya, spontan wajah Clarisa memerah. Dan dia ga tau apa Amara ngeliat perubahan pada wajahnya. Perlahan ada rasa yg bergejolak di hati Clarisa. " Apa aku jatuh cinta pada Amara. Tapi apa mungkin. Knapa saat Lisa mencoba menciumku aku ga ngerasain apa-apa. Rasanya biasa aja. Malah yang kebayang wajahnya Amara. Ya Tuhan.. rasa apa ini? Apa aku jatuh cinta pada Amara.? Mustahil secepat ini. Tapi kenyataan nya aku merasakan sesuatu yang beda. Dan itu sangat indah. Dan tadi juga Amara bercerita tentang keluarganya yang mana kedua orang tuanya udah ga ada serta kesakitannya pisah dari mantannya. Dan dia hampir gila. Sampai Amara putus asa, hidupnya sempat berantakan. Yang ada dipikirannya selalu tentang mantan, mantan dan mantan. Karena saat dengan mantan, bagi Amara dia adalah segala-galanya. Karena dia hanya punya sang mantan tempat dia berkeluh kesah, tempat dia berbagi. Cintanya pada Nia sangat besar. Amara ga butuh siapa-siapa lagi dalam hidupnya. Yah....Nia nama mantannya Amara. Pada akhirnya dengan support dari temen-temenya dan berkat Usya Amara ketemu dengan Romo. Romo yang menjadi tempat Amara berkeluh kesah. Amara mulai bangkit Dan Amara juga step by step sudah bisa ngilangin mantan dari hati dan pikirannya walaupun belum sepenuhnya. Kenapa aku saat sedih qmendengar Amara bercerita tentang mantannya aku ngerasa ga rela. Ada rasa ga mau terbagi. Apa aku cemburu? Clarisa berusaha menepis pikiran-pikiran yang berkecamuk. Mungkin ini hanya sesaat. Ntar juga hilang dengan sendirinya. Clarisa mencoba menghibur hatinya. Clarisa pun merapikan pakaiannya dan berjalan menuju ruang tamu untuk gabung dengan temen-temenya.



Clarisa

Barangkali dia memang hadir untuk mengisi kekosongan hati
Pada temu-temu selanjutnya yang kan merangkai cerita
Aku harap perjalanan ini akan segera menemukan titik balik
Untuk mendapatkan sebuah jawaban dari getaran yang ada

Seandainya dia tahu bahwa hati ini sudah bergetar
Akankah aku mendapat balas yang serupa?
Akankah dia memandangku seperti mata ini melihatnya?
Aku harap waktu tak memberi jawab yang mengecewakan

Mata ini rasanya ingin mengucapkan syukur padanya
Atas pertemuan singkat yang memberikan kenyamanan
Membuat pandangan baru yang menenangkan jiwa
Atas segala cerita ringan yang menjadi renyah dimulutnya

Teringat setiap kata-kata yang dia lontarkan
Mengalir seperti sungai yang jernih dan segar
Di sampingnya napasku mengalir lancar
Tanpa ada ketakutan atau keawasan akan suatu hal

Dia datang atas segala dukungan semesta
Yang aku terima dengan hati yang lapang
Getaran jiwa yang memilihnya langsung
Untuk mengisi kekosongan dan kehampaan


Amara

Kehidupan ada malam ada siang
Malam yang selalu menghantui dan
Mengikuti ku.. Selalu dan selalu

Semburat setitik cahaya mengahampiriku
Cahaya yang aku ga tau itu apa
Cahaya yang selalu ada, dekat
Sedikit demi sedikit jadi terang
Dan memberikan kehangatan

Itu adalah kamu.....
Kamu yang mampu mengubah malamku
Menghilangkan malamku
Menjadi pagi yang menemani sepiku
Menjadi siang yang membalut sanubariku

Tapi..
Masih ada sisa malam di relung paling bawah
Relung yang masih tertutup gelap malam
Dan kamu kembali datang
Memberikan cahaya pada waktu malam
Menggantikan tugasnya mentari
Kamu lah rembulan dan bintang
Yang akan mengikis sisa malam
Yang masih angkuh di relung hatiku
Yang masih ponggah untuk pergi.

Sayang...

Tetaplah sebagai penerang
Kikislah sisa malam dlm relung hatiku yg terbawah.
Aku hanya mau kamu, moga Tuhan meridhoi.


















Haaaaaaaa readers...... Segini dulu yahh... Author lagi ga enak body... Hehehe






Happy reading..........!!!!







Jaga kesehatan... Jaga hati dan jaga pikiran.....!!!!!





Thanks for reading.....!!!!







Bye.... Bye....














Red n Green
2810
5/12/21

COLORS  :  AMARA dan CLARISA ( Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang