Author pov
Tanpa disadari sejak peristiwa itu dalam hitungan hari Amara dan Clarisa semakin dekat. Banyak kesamaan yang mereka rasakan. Amara yang tipikal suka ngobrol, becanda mampu mencairkan suasana. Sejatinya Clarisa yang memang pendiem bisa bercerita apapun pada Amara. Ga ada yang ditutupi oleh Clarisa. Hati kecilnya bilang kalo Amara bisa dipercaya. Semua permasalahan nya dia dengan keluarga, dengan mantannya ga ada yg ditutupi oleh Clarisa. Ngalir begitu aja, tanpa ada paksaan, tanpa ada niatan, tanpa ada yg direncanakan. Clarisa merasakan seperti sudah lama mengenal Amara, begitu juga dengan Amara. Kedekatan yang mereka rasakan seperti ada ikatan batin yang mereka rasakan. Kontak batin yang mereka rasakan tanpa mereka tau, tanpa mereka sadari.
Di sela-sela kesibukan mereka berdua, mereka sempatkan untuk saling kasih kabar. Baik melalui telephone atopun sekedar chat. Kekosongan, kegalauan dan kegundahan lambat laun perlahan hilang dari hati mereka. Seperti ada yang mengisi kekosongan itu. Jiwa mereka yang selama ini kosong perlahan mulai terisi. Tak mampu bertanya dan tak mau juga terucap, mereka jalan terus. Di pikiran mereka hanya satu.. Sama-sama merasakan kenyamanan, ketenangan dan kedamaian.Amara
" Romo, apa yang sebenarnya terjadi pada diriku, terutama pada kita berdua. Kita merasa telah terikat lama dan dekat. Sering merasakan dejavu. Beberapa keanehan yang terjadi. Kita seperti terkoneksi dengan sendirinya. Kejadian-kejadian yang pernah aku alami dan seperti di review ulang di memory otakku. Aku mencoba mengingatnya tapi ga bisa romo. Yang aku tau aku pernah dimasa itu.
Romo tersenyum. " Jangan kaget, dan jangan takut Mara. Selanjutnya step by step kamu akan merasakan lebih dari ini. Ikatan batin kamu dan dia akan semakin kuat. Kamu akan merasakannya sendiri. Jangan ditolak yah.. Ikuti kata hati mu. Kamu ingatkan apa yang Romo bilang saat pertama kali kamu kesini. Seseorang yang terbaik akan hadir dalam kehidupanmu. Dia datang sendiri, tanpa kamu jemput, tanpa paksaan. Karena dia sudah menunggu lama saat seperti ini. " Pastinya dia sudah lama mencari. "
" Iya Romo, saat itu Romo bilang jangan lagi berharap pada yang lama. Mungkin Tuhan mengirimkan yang baru, dan yang baru itu lebih baik dari dia yang lama. "
" Artinya, dia orang baru itu Romo?. Apa dia orangnya?Romo hanya tersenyum. " Kamu akan mendapatkan jawabannya sendiri. Jalani dulu, dan kita liat kedepannya seperti apa. Ngalir aja yah.. ! Romo menepuk-nepuk pundak kanan Amara. Ingat Mara.. Jangan ditolak dan jangan di ingkari, karena itu semuanya dari Tuhan. Nikmati dan syukuri. Romo berlalu dari hadapan Amara. Yah... Amara dengan segala keanehan yang ia rasakan, mengharuskan ia untuk bertanya pada Romo. Dan sekarang disinilah Amara sekarang, berada dirumah Romo.
Clarisa
Ketakutan ku seperti labirin misteri. Ketakutan untuk mengenal orang baru. Membatasi diri terhadap semua orang yang ingin mengenal lebih dekat. Bersikap dingin dan cuek. Tidak mau tau dengan sekitar ku. Aku bukan lagi jadi diri ku yang dulu. Aku menjadi orang asing yang tidak mau keluar dari zona nyaman ku. Tapi kenapa kenal dengan dia aku ingin mengenal lebih dekat. ? Ingin rasanya berlari keluar dari zona nyaman ku. Dia pribadi yang beda. Dia apa adanya, bukan ada apa-apanya. Aku merasakan ketulusan akan sikapnya. Aku merasakan kelembutan hatinya. Dan aku merasakan....... Ah itu ga mungkin banget. Tapi kenapa aku resah ? Selalu ingin untuk tahu kabar dia.
" Clarisa... Kenapa duduk diluar, kok ga masuk? Maaf bunda baru selesei meditasi. " Seorang perempuan paroh baya tersenyum dan menghampiri Clarisa. Perempuan yang biasa di panggil bunda, tempat selama ini Clarisa mencurahkan permasalahan dan kegundahannya.
" Ga papa kok bunda. Lebih enak disini, adem. Lagian aku lagi menikmati udara pagi yang segar ". Sambil tersenyum.
" Kamu seperti nya gundah Clarisa, hati kamu merasakan kenyamanan, tapi ada bagian ketakutan. Ketakutan yang saat ini masih menggerogoti hati dan pikiranmu. Ketakutan akan masa lalu, ketakutan akan memulai kehidupan yang baru. Jangan yah... Jangan sampai masa lalu menguasai dirimu. Pintu itu kamu yang buka, kamu yang nerobos. Kamu hanya tinggal selangkah lagi. Hanya selangkah untuk masuk di dalamnya. Dan itu pilihan kamu Clarisa. Keinginan kamu sendiri. "
Clarisa kaget. Ia tidak menyangka bunda sangat tau akan permasalahannya.
" Jangan kaget Clarisa, dan ga ada yang aneh. Kenapa bunda bisa tau. Itu kan yang ada dipikiran kamu saat ini.? Bunda tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Bunda kenal kamu dari kamu masih bocah, masih ingusan. Pastinya bunda sangat tau kamu nya gimana. Sekarang kamu sudah mulai dewasa. Sudah jadi wanita dewasa yang cantik, dan memiliki karier yang cemerlang. Sambil mengusap kepala Clarisa.
" Bunda... aku musti gimana. Aku bingung. Sangat banyak kejadian-kejadian aneh antara aku dengan dia. Aku merasakan ikatan batin yang sangat kuat dengan dia, padahal kita baru kenal dalam hitungan hari. Otakku seperti meriview ulang ke masa lalu, masa yang aku ga tau kapan. Yang pastinya pada masa itu ada aku dan dia. Dia seperti menarik ku untuk masuk ke pintu itu. Aku ingin masuk ke dalamnya, tapi aku ga tau caranya gimana. Mau melangkah aku takut tergelincir, takut jatuh lagi. Tapi untuk pergi dari situ aku ga mampu. Aku ga sanggup. Hati kecil ku menolak keras untuk pergi. "
" Clarisa.. Ikutin kata hatimu. Akan banyak sesuatu yang akan mengikat kalian, tanpa kalian sadari. Kamu akan merasakan bedanya. Merasakan indahnya, dan merasakan powernya.
Inget ga bunda pernah bilang " Rasa ini akan muncul pada orang yang tepat, dalam kondisi yang tepat, dan dia akan datang pada saat yang tepat tanpa direncanakan, tanpa adanya paksaan. Itu akan terjadi secara alami. Dan dia sudah menunggu lama. "
Satu lagi... " Banyak yang ingin masuk ke dalam pintu itu. Dibelakang kamu mereka berharap kamu mundur. "" Iya bunda. Makasi bunda selama ini selalu ngertiin aku, sabar hadapi aku. Kalo ga ada bunda aku ga tau mau cerita sama siapa. "
" Iya Claris sayang.... Inget pesen bunda... Jangan jadikan masa lalu menghantuimu. Jadikanlah ketakutan itu, menjadi kekuatanmu. Bunda yakin kamu bisa, dan kamu kuat. Oh iya... Knapa kita ngobrol disini, yuk masuk bunda jadi lupa. Kamu sih ga ingetin bunda, jadi ga enak nih."
" Hehehe... Gapapa kok bun, aku juga mau langsung ke kampus. Ada kelas pagi ini. Aku pamit ya bun." Clarisa pun salim ke bunda, dan pamit. Aku harus kuat, aku musti kuat.. Clarisa memantapkan hatinya untuk kuat dan sabar.
Hai... Haii... Readerss..... Author lagi on fire banget nih... !!!!
Dartad up mulu yahh..... Wkwkwkw
Please vote n komen nya
Happy Reading guys.......!!!!
Red n Green
2810
30/11/21
KAMU SEDANG MEMBACA
COLORS : AMARA dan CLARISA ( Complete)
RomanceLangkah kaki menuju perapian hati Melangkah pasti untuk penantian yang tiada bertepi. Berharap akan menepi di pelataran hati yang bersemi.. Ternyata... Apa yg terjadi..? Kaki ini lebih memilih untuk mendaki.. Mendaki sebuah mimpi... Yang saat i...