....5....4...3....2....satuuu.... Huuuuuu..... Teeeeeetttttt,......... Bunyi riuh teriakan, terompet bergemuruh menyambut pergantian tahun. Suasana yang rame dengan ribuan manusia menyatu saling bersalaman. Ada yang berpelukan, ada yang bersorak, malah ada yang sambil jingkrak-jingkrak. Keramahan warga kota menjadi satu kelebihan dari kota ini. Tidak ada lagi perbedaan. Yang ada hanya keceriaan dan kegembiraan merayakan malam pergantian tahun. Mereka berkumpul di suatu taman kota yang mempunyai menara yang berumur hampir 100 tahun. Menara ini di buat pada masa penjajahan Belanda tahun 1926. Menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia mengusir penjajah. Menara ini juga merupakan icon kota. Dunia sangat tau dengan menara ini.
Bunyi letusan kembang api yang bertubi-tubi menambah semaraknya malam dan juga menambah keindahan dan kemegahan menara ini. Dinding menara di hiasi lampu yang berwarna warni, seperti warna-warni kehidupan baru yang akan segera dimulai. Tahun yang kita ga akan tau apa yang akan terjadi. Kita hanya bisa melakukan dan menjalankan kegiatan kita seperti biasanya, hasilnya biarkan Tuhan yang menentukan.
Seorang gadis tampak berdiri memandang keindahan langit malam yang bertabur bintang dan kembang api. Sambil merenungi peristiwa-peristiwa yang dia alami di tahun yang lalu. Bersyukur pada yang Kuasa bisa menjalani dan melewati hari-hari yang buruk pada tahun yang lalu serta masih diberi kehidupan oleh Sang Pencipta sampe hari ini. Gadis itu kemudian berjalan menepi dari kerumunan. Dia duduk menyendiri. Kedua tangannya menyusup ke dalam saku hoodie nya warna kuning kunyit busuk. Sesekali kedua tangannya di gosokkan ke celana denim berwarna khaki , dan meniup kedua tangannya untuk memberi kehangatan. Syal berwarna coklat merk gucci yang di lilit di lehernya masih belum mampu menghilangkan rasa dingin. Kota ini terletak di dataran tinggi. Udara kota ini memang dingin, apalagi pada malam hari. " "Huuuuuff... dingin banget, gue ga nyangka ternyata bener yang dibilang dokter Sarah. " Ternyata gadis itu adalah dokter Aprielle. Ada seminar tentang kesehatan di kota ini. Dokter Aprielle mewakili dari rumah sakit dimana dia bekerja.
Gadis ini celingak-celinguk mencari pedagang kopi. " Gue butuh minuman yang anget-anget nih... Oh itu ada container cafe coffe. Gue kesana aja deh minum disana, mumpung belum terlalu rame. " Batin gadis itu. Gadis itu berjalan mendekat ke arah container cafe coffe. Setelah pesen yang dia mau, gadis itu duduk ditable yang ada di depan container, sambil membalas beberpaa chat yang masuk." Maaf mas, saya pesen hot chocolate satu, sama sandwich ayam. " Terdengar suara seoarang gadis memesan minuman dan makanan. Dokter Aprielle menoleh kearah suara itu. Seperti nya gue pernah lihat gadis ini, tapi dimana yah..? Wajahnya familiar banget. Dokter Aprielle berusaha mengingat-ngingat. Dari tampilannya, cara berpakaiannya, fashionnable banget. Jaket hoodie merah, topi kupluk wrn merah celana legging hitam se betis dan sepatu boots hitam. Wow.. keren banget puji Aprielle dalam hati.
Gadis yang sedari tadi jadi pusat perhatiannya Aprielle ga nyadar. Gadis itu bersenandung sambil menunggu pesenannya. Saat kepalanya berputar ke kanan, bertepatan dengan Aprielle yang sedang menatap gadis itu. Aprielle spontan kaget dan kikuk. Gadis itu mengernyitkan keningnya, lalu tersenyum. " Dokter Aprielle..Anda Dokter Aprielle kan?. Gadis itu tiba-tiba menyebut nama Aprielle. Aprielle kembali mengingat-ngingat siapa gadis ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLORS : AMARA dan CLARISA ( Complete)
RomanceLangkah kaki menuju perapian hati Melangkah pasti untuk penantian yang tiada bertepi. Berharap akan menepi di pelataran hati yang bersemi.. Ternyata... Apa yg terjadi..? Kaki ini lebih memilih untuk mendaki.. Mendaki sebuah mimpi... Yang saat i...