Voment!
"AYAH SUDAH BILANG UNTUK TIDAK BER-URUSAN DENGAN KELUARGA JUNG!, KOO EUNJI."
koeun beringsut mundur menutup kedua telinganya saat sang ayah melempar guci kaca itu kesamping ya hingga pecah dan berserakan dimana mana.
Nafas sang ayah kembang kempis, menatap marah kearah putrinya itu. "Ayah sudah memperingatkan mu." Koeun mendongak dengan mata berair nya.
"Tapi aku ingin dia ayah! Apa ayah tidak mengerti perasaanku?! ..." Sang ayah menggeram kesal.
"Terserah apa katamu, ayah sudah angkat tangan, bila terjadi sesuatu denganmu jangan berharap ayah akan membantumu."
"Fine!."
Koeun pergi dengan air mata yang masih mengalir deras, sang ayah memijit pelipisnya dia benar benar pusing menghadapi gadis itu, yang sialnya adalah anaknya.
"Umm Mark?, Apa aku sudah boleh membuka mataku?."
"Wait a minute dear"
Haechan berdiri sambil melipat tangannya, ia masih menunggu Mark kembali disampingnya, dia sedikit penasaran apa yang Mark hadiahkan untuknya.
Haechan menajamkan telinganya, ia seperti mendengar suara mobil yang semakin mendekat kearahnya, ia sedikit panik siapa itu?
"Tenang sayang ini aku." Haechan langsung bernafas lega saat tahu bahwa itu suaminya, Mark turun dari Lamborgini itu mendekat kearah haechan dan menariknya pelan.
"Aku akan membuka penutup mata ini." Haechan mengangguk.
Saat penutup mata sudah terlepas, mata haechan membuka secara perlahan dan mengerjapkan ya beberapa kali, mulutnya membulat kecil.
"Wow! this is very good, is this for me Daddy?"
Mark tertawa pelan lalu mengacak acak Surai manis haechan. "Aku membeli itu memang untuk mu, sebagai ucapan makasih karena telah mengandung anakku." Manik hazel haechan langsung menatap kearah suaminya.
"I love you."
"I love you too, baby bear."
Kedua belah bibir mereka menyatu, melumatnya dengan lembut, sang dominan menahan tengkuk submisivnya agar memperdalam ciuman mereka.
"Wow son? You two kissing in the yard?"
Mereka berdua langsung melepaskan ciumannya, memandang terkejut saat kedua orang tua Mark tepat berada dihadapan mereka.
"Mama/papa?!" Ucap mereka berbarengan.
Taeyong tertawa saat melihat wajah haechan yang merah padam itu, sedangkan Mark hanya terkejut biasa.
"Oh ternyata kalian berdua masih ingat kalau mempunyai anak." Sinis Mark.
"Jangan kekanakan, We came to tell you something" ucap jaehyun menatap anak dan menantunya itu dengan pandangan datar.
"Jadi bisakah kita berdua masuk ke rumahmu nak? Apa kau Setega itu dengan orang tuamu." Mark berdecak malas, akhirnya menyuruh kedua orang tuanya agar masuk kedalam rumahnya.
✿✿✿
"Haechan apa Mark baru saja membelikan mu mobil baru?." Tanya taeyong sembari mengelus perut buncit haechan, yang sekarang sudah memasuki usia ke 5 bulan.
Haechan tersenyum manis lalu mengangguk hingga poni yang menutupi jidatnya ikut bergoyang.
"Itu bentuk hadiah karena haechan sudah mengandung anakku." Ucap Mark, yang ikut pembicaraan ibu dan istrinya.
Taeyong melirik kearah Mark sambil tersenyum mengejek. "Apakah nanti setelah haechan melahirkan, kau juga akan membelikannya istana son?."
"Tentu saja, ah itu ide yang bagus mah aku akan membelikannya nanti." Taeyong terkekeh sembari mendengus kecil.
"Terserah mu saja Mark."
Jaehyun berdehem, mengintruksi ketiganya agar menatap kearahnya. "What?." Mark menaikan satu alisnya, memandang bertanya kearah sang ayah.
"Papa ingin berbicara— mengenai ibu mu Mark." Mark mengkerutkan dahinya, lalu menoleh kearah taeyong yang malah asik bercanda dengan haechan.
"Mama? Ada apa."
Jaehyun menarik nafasnya lalu menghembuskan ya perlahan.
"Sebenarnya— mama mu itu sedang hamil Mark, dan kau akan mendapatkan seorang adik dan juga anak sekaligus."
Mark shock tentu saja, begitupun haechan yang langsung meredakan tawanya digantikan dengan raut tak percaya.
"Apa?!."
Sedangkan yang menjadi bahan pembicaraan masih santai - santai saja, menikmati raut terkejut dari Mark dan juga menantunya.
"Surprise! Tidak usah terlalu terkejut seperti itu, bukankah menarik? Bahwa anakmu dan juga adikmu seumuran Mark Jung?." Ucap taeyong menaik turunkan alisnya.
"Ini gila." Gumam Mark.
Taeyong memukul kepala Mark dan menatap tajam anaknya. "Apa kau baru saja mengatai mamamu ini gila Mark?!." Mark langsung menggeleng cepat.
"I still can't believe this, I will have a younger brother and also a child?"
Taeyong tertawa, "kalau mau menyalahkan, lebih baik salahkan saja papa mu itu ya sayang, mama juga sebenarnya sangat kesal ke papa mu itu." Jaehyun menatap malas kearah taeyong.
"Itu berarti aku akan mempunyai teman untuk cek up selanjutnya." Girang haechan.
"Wahh kau benar sayang, nanti kita berdua akan melakukan cek up bersama ah mama sudah tidak sabar!." Kedua submisive itu tertawa senang.
Tapi untuk kedua dominan itu masih perang dingin melalui matanya, Mark masih tidak rela anaknya nanti bakal seumuran dengan adiknya.
Dan yeah yang dikatakan taeyong benar, yang harus disalahkan adalah papa nya awas saja nanti Mark akan membalasnya.
Tebecehh~~
Serasa pngn nyempil di pinggirnya ( ◜‿◝ )
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕄𝕪 𝔸𝕤𝕚𝕤𝕥𝕖𝕟 -𝕄𝕒𝕣𝕜𝕙𝕪𝕦𝕔𝕜✓
Romance❝Don't judge someone by the cover❞ bxb ⚠18+️⚠ ©cutearaa_