10

40K 3.7K 298
                                    

Voment!

Kalian Nemu cerita ini dimana??

Setibanya jaehyun dirumah megahnya ia menghela nafas saat tahu tidak ada tanda - tanda taeyong sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setibanya jaehyun dirumah megahnya ia menghela nafas saat tahu tidak ada tanda - tanda taeyong sama sekali.

Hari ini ia putuskan untuk tidak bekerja, jaehyun menaiki tangga dan memasuki kamarnya ia melihat jam dinding yang menunjukan pukul 10 siang.

Ia menjatuhkan dirinya dikasur, memandang langit langit kamarnya. "Apakah keputusanku kali ini benar?." Jaehyun menghela nafasnya lalu memejamkan matanya.

Jaehyun juga memutuskan untuk tidak kasih tau istrinya bahwa dia sudah tidak membela Bianca, Bianca itu.

"Aku harus bertemu dengan haechan."

Jaehyun segera mengirimi haechan pesan, dan dia juga langsung keluar dari kamar menuju ketempat yang ia janjikan.

Mark dan taeyong baru saja keluar dari dalam ruang pribadi milik Mark. "Eric, kemana haechan?." Eric menoleh kebelakang.

"Dia tadi izin keluar, tidak tahu mau kemana."

Mark menaikan satu alisnya, kenapa haechan tidak meminta izin dengannya?

Sedangkan disisi lainnya.

"Ma-maaf tuan apakah anda sudah menunggu lama?"

Jaehyun mengalihkan atensinya dari ponsel kearah haechan, jaehyun tersenyum tipis lalu menggeleng mempersilahkan haechan untuk duduk.

"Apa kabar dirimu? Sudah lama aku tidak bertemu dengan mu." Haechan tersenyum kikuk.

"A-aku baik tuan."

"No don't call me sir, just call papa." Mata haechan mengerjap beberapa kali.

"Pa-pa." Jaehyun mengangguk puas.

Mata jaehyun bergulir kearah perut haechan, haechan yang tahu kemana arah mata jaehyun segera menutupinya menggunakan tangan.

"Apakah- dia benar - benar ada disana'." Ucap jaehyun tanpa mengalihkan tatapannya dari perut haechan.

Haechan menggigit bibirnya, dia bingung apakah dia akan mengatakan hal sejujurnya apa harus berbohong, oh tuhan dia membutuhkan Mark saat ini.

"Are you going to kill my son?" Tanya haechan lirih. Jaehyun langsung menatap kearah haechan dengan pandangan bersalahnya.

"No i won't kill him, how can i kill my own grandson."

Haechan terisak kecil, ia sedikit terharu akan ucapan jaehyun. "Doesn't papa hate it?" Jaehyun terdiam sesaat.

"Tidak."

Buncah sudah air mata haechan, ia merasa senang saat jaehyun sudah menerima anaknya tidak apa - apa kalau dia tidak diterima yang penting anaknya sudah diakui.

"Jangan beritahu siapapun aku menemuimu, haechan."

✿✿✿

Taeyong akhirnya pulang kerumah, mengibaskan tangannya sungguh hari ini sangat sekali gerah.

"Taeyong."

Taeyong menoleh kearah ruang tamu yang dimana sudah ada jaehyun disana. "Kau tidak bekerja?." Jaehyun menggeleng singkat.

"Oh, habis bertemu Bianca." Ucap taeyong, yang sepertinya menyindir itu, jaehyun diam - diam tersenyum.

"Tentu saja, aku memberitahunya bahwa aku akan melaksanakan pernikahannya Mark dengan cepat."

Taeyong menatap jaehyun dalam diam. "Kenapa kau melakukan ini." Jaehyun menaikan satu alisnya. Lalu mendekat kearah taeyong memeluk pinggangnya.

"Melakukan apa hm."

Taeyong mendorong jaehyun. "aku tidak tahu kau begitu egois." Lirih taeyong.

"Aku lelah, aku ingin beristirahat." Taeyong melangkah menjauh menaiki tangga memasuki kamarnya.

Jaehyun merogoh ponselnya dan menelfon seseorang. "Bisakah kalian mempersiapkannya lebih cepat? Aku akan membayar kalian dua kali lipat asal pekerjaan itu cepat terselesaikan dalam waktu dua hari."

Jaehyun memutus sambungan telfon itu, lalu menghela nafasnya, dan kembali keruang tamu duduk disana dengan tv lebar itu menyala.

"Haechan dari mana saja kau."

Haechan mematung memandang kearah Mark. "I'm not going anywhere." Mark masih memandang datar kearah haechan dari atas tangga.

"are you good at lying now hm."

Haechan menundukan kepalanya dia tidak tahu bahwa Mark sudah berdiri tepat didepannya. Mark mengangkat dagu haechan.

"who did you meet."

Mata haechan berair dia memang tidak bisa berbohong dengan siapapun, karena ayahnya sama sekali tidak mengajarinya berbohong.

"your father." Mark menaikan alisnya sebelah. "what are you doing with him?." Mark melepaskan pegangannya dari dagu haechan.

"Aku tidak tahu, dia hanya menanyai kabarku dan juga di-dia sudah menerima anakku." Ucapan terakhir haechan melirih.

Mark menatap haechan tidak percaya. "Apa benar yang kau temui barusan adalah papa ku haechan." Haechan mengangguk lemah.

"Tidak bisa dipercaya sama sekali." Gumam Mark.

"Go to your room, haechan!" Ucap Mark datar, haechan menurut ia menundukan kembali pandangannya dan masuk kedalam kamar.

Mark memijit pelipisnya apa yang tengah papa nya lakukan sekarang. "papa you really piss me off."

"Memang papa mu kenapa?."

Hampir saja Mark mencekik Eric karena terkejut, untung Eric cekatan menahan tangan Mark, dia sudah terbiasa melihat Mark seperti ini hey ingat yang pernah Eric bilang.

Mark bukan orang sembarang dia didik dengan ke waspadaan yang baik dan cukup peka terhadap sekitar.

"Kau mengagetkanku sialan." Eric tersenyum hingga menampakan gigi - gigi nya yang rapih dan putih bersih itu.

"Maafkan aku, aku hanya penasaran kenapa kau dari dulu tidak pernah akur dengan papa mu itu." Mark memandang tajam kearah Eric.

"Kau sudah tahu alasannya." Setelah mengucapkan itu Mark pergi keluar rumahnya meninggalkan Eric yang terdiam membisu disana.

Tbc

Jaehyun insap karena habis 'nganu' sama bubu(˘・_・˘)

𝕄𝕪 𝔸𝕤𝕚𝕤𝕥𝕖𝕟 -𝕄𝕒𝕣𝕜𝕙𝕪𝕦𝕔𝕜✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang