02

72.3K 6.1K 336
                                    

Jangan lupa vote nya ya cantik
-Najaemin

"Jadi bagaimana kabarmu Mark?" Mark menatap kearah ayahnya, menurunkan kembali sendok yang sudah akan masuk kedalam mulutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi bagaimana kabarmu Mark?" Mark menatap kearah ayahnya, menurunkan kembali sendok yang sudah akan masuk kedalam mulutnya.

"Fine pa." Mark langsung menyuapkan kembali sendok makannya.

"Kenapa kau sangat murung Mark, apa karena papa dan mama kesini?" Mark mengangguk singkat. Mark memang orang yang terlalu jujur.

Taeyong menggigit bibirnya. "Apa kami sangat mengganggumu?" Mark meletakan sendok makannya. Ya karena sudah selesai.

"Tidak juga."

"Jadi, bisakah kalian to the point untuk apa datang kemari?"

"Waw, kau memang tidak pernah berubah son." Mark lantas tertawa. "Aku adalah versi mudamu pa." Jaehyun ikut terkekeh pelan.

"Jadi bagaimana menurutmu son, apakah dia cantik?"

"Koeun maksudmu?" Jaehyun mengangguk. Mark memang sudah menduganya, ayahnya tidak bakal berhenti untuk menyuruh atau mendatangkan para wanita - wanita atau pria submisive kekantor nya.

"I'm not at all interested in her."

"Kau selalu saja menolak Mark, sampai kapan kau hanya sendiri, papa wants you to get married soon."

"Aku tidak ingin menikah terburu - buru."

"Sampai kapan kami akan menunggumu siap." Mark menghela nafasnya lalu berdiri.

"Tidak untuk sekarang." Mark berjalan menjauhi meja makan tapi sebelum itu dia menoleh.

"And stop sending me bitch!, that's so disgusting papa."

Jaehyun mengeraskan rahangnya, taeyong yang disampingnya hanya mampu mengelus pundak suaminya itu.

Mark merebahkan tubuhnya diranjang, memijit pelan pelipisnya, karena dia bersumpah dia sangat pusing sekarang.

Dia menatap kearah gelang yang tergantung ditangannya itu, memencet tombol kecil disana hingga mengeluarkan cahaya lampu berwarna merah.

Haechan yang hampir saja terlelap dialam mimpinya terbangun karena sedikit silau dipergelangan tangannya.

Lalu dia melihat kearah gelangnya yang memancarkan cahaya lampu berwarna kuning. Jadi biar aku jelaskan, itu semua ide Mark dia membeli gelang Couple seperti ini hanya untuk memanggil haechan tanpa perantara berteriak ataupun memanggilnya lewat telfon.

Norak memang.

Haechan mendengus kasar, waktu istirahatnya kembali terganggu, dengan malas dia beranjak dari kasur empuknya, pergi menuju ke kamar tuan Jung nya itu.

Haechan sedikit melirik kearah bawah, hanya untuk mengecek apakah kedua orang tua Mark masih dibawah atau tidak.

"Oh sudah pulang ya?" Monolog haechan.

Ia lalu membuka pintu kamar Mark tanpa mengetuknya, karena dia tahu Mark Jung sialan itu malas membuka pintu dengan tangannya.

"Ada apa?! Kau mengangguk waktu berhargaku, oh ayolah tuang Jung aku membutuhkan ist-"

Ucapan haechan terhenti saat Mark dengan tiba - tiba memeluknya saat ini. "I need your hug Lee haechan." Tubuh haechan kaku. Lalu dengan perlahan membalas pelukan bos nya ini. Menepuk nepuk pelan punggung tegap Mark.

"Apa ada masalah tuan?"

"Aku sudah bilang kalau kita sedang berdua jangan memanggil ku tuan, apa kau mengerti haechan."

"Ya ya terserah kau saja." Mark tersenyum senang.

"Jadi masalah apalagi sekarang."

Sekarang mereka tengah berada diatas kasur megah milik Mark Jung, masih dengan posisi sama yaitu dengan Mark yang masih memeluknya.

"Pernikahan lagi."

Haechan menghela nafasnya. "Ya sudah segeralah kau menikah, biar tidak jadi perjaka tua."

"Eh memangnya kau masih perjaka?" Haechan tertawa keras saat melihat Mark menatapnya tajam.

"Berhenti haechan." Suara dingin Mark mampu membuat bulu kuduk haechan berdiri, ia lalu berdehem canggung.

"Maafkan aku."

"Aku ingin menikah, tapi tidak dengan calon yang papa ku kirimkan."

"Really?"

"Hmm."

"Apa kau sudah mempunyai calonnya?"

Mark mengangguk. Tanpa Mark sadari haechan tersenyum miris, pasti mantan kekasihnya, batin haechan.

"Apa kau ingin tau orangnya?"

"what do I care?"

Mark ber-smrik. "Yakin tidak mau tau siapa orang yang beruntung itu?"

"I do not want to." Mark mengangguk saja. Setelah itu tidak ada percakapan sama sekali hanya ada suara dentingan jarum jam yang berbunyi dan sekarang menunjukan pukul 10 malam.

"Aku ingin susu."

Haechan segera beranjak tapi langsung ditarik kembali oleh Mark. "Apalagi." Mark menarik haechan hingga berbaring kembali.

"Aku mau susu, bukan susu yang kamu bikin tapi ini." Mark menyentuh dan mengusap tonjolan kecil dari balik piyama yang haechan kenakan.

"Tidak boleh!! Kalau malam ini menyusu berarti besok pagi tidak ada acara menyusu!" Mark berdecak lalu menahan tangan haechan yang menutupi daerah dadanya.

"Itu berbeda lagi, kalau yang ini untuk aku tidur kalo pagi untuk aku sarapan."

"Markh."

Mark mengangkat piyama haechan hingga keatas tanpa membuka kancingnya, sampai nipple haechan terlihat Mark segera meraup nya.

Haechan reflek meremat rambut Mark karena mulut hangat tuannya ini yang menerpa daerah sensitifnya.

Mark memang benar menyusu tidak ada kegiatan lain, hanya menyusu! Ingatkan Mark ya. Untuk tidak berbuat lebih.

Mark menyusu dengan anteng disana matanya terpejam dengan mulut yang masih sibuk menghisap, mengecap dan sebagainya. Tangan satunya pun tidak menganggur dia memainkan nipple haechan yang satunya lagi.

Dan.

Haechan hanya mampu menahan segala suara laknat yang akan keluar dari mulutnya, karena bisa bahaya kalau dirinya mendesah bisa habis lagi lubang haechan.

Tebecehh~

Tebecehh~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝕄𝕪 𝔸𝕤𝕚𝕤𝕥𝕖𝕟 -𝕄𝕒𝕣𝕜𝕙𝕪𝕦𝕔𝕜✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang