Death Wish • NoHyuck •

• 002 •

Hai~
Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that (๑•ᴗ•๑)♡

Haechan menatap Jeno dengan tatapan ibanya dan bibirnya yang mengerucut sedih. Iba karena Jeno itu vampir alter. Lihatlah bagaimana kedua mata itu melihat sekeliling ruangan. Seperti orang linglung. Mengingatkan sekali lagi kalau dia adalah vampir alter tidak paham dengan jalan pikiran vampir origin atau vampir lain pada umumnya. Mereka hanya memikirikan master mereka tapi begitu master mereka lenyap? Kasihan. Haechan ingin membantu tapi dia bingung juga harus berbuat apa. Tampang Jeno benar-benar membuat Haechan ingin memeluk pria itu dan mengurungnya di kamar untuk dirinya sendiri. Polos tapi tidak bisa dibilang polos karena Haechan sudah tahu bagaimana brutalnya Jeno dalam menerkam mangsa.

"Apa lagi ini, Taeyong? Kenapa kau meminta untuk diadakan pertemuan mendadak? Dan kenapa alter itu dibawa ke kastil?" Johnnya angkat bicara lagi dalam pertemuan kali ini.

Memang selalu seperti itu. Kalau bukan Qian Kun sudah pasti Seo Johnny. Dua petinggi klan yang selalu bertentangan pendapatnya dengan Taeyong dan Jaemin. Dari awal pun begitu sampai-sampai Jaemin mengatakan pada Taeyong kalau Johnny itu iri karena Taeyonglah yang dipilih Dewa Bulan untuk menjadi pemimpin klan Cerberus.

Dua-duanya merupakan kandidat terkuat untuk memimpin klan tapi pada malam itu tepatnya 200 tahun yang lalu, di saat semua anggota klan dan para tetuah berkumpul, Dewa Bulan justru memilih Taeyong untuk menjadi pemimpin klan. Johnny sebenarnya tidak keberatan. Mau diapa? Dewa Bulan sudah menetapkan keputusannya. Lagipula mereka bisa bekerja sama dalam menjalankan pemerintahan dengan sangat baik. Dulu begitu. Tapi sekarang Taeyong nampaknya sudah tidak mau terlalu ambil pusing dengan pendapat, masukan atau saran dari petinggi klan yang lain. Tidak sejak Jaemin diundang untuk masuk ke dalam jajaran mereka, para petinggi klan. Taeyong lebih memilih untuk mendengarkan puteranya dan mengambil keputusan bukan dari hasil diskusi melainkan dari putusan Jaemin.

"Sudah ku katakan kan kalau Lee Jeno ini bukan alter biasa. Kalau ada perlombaan alter mana yang tersadis dan terbrutal, pemenangnya sudah pasti Lee Jeno. Dia bahkan tidak segan-segan menarik perhatian banyak manusia hanya untuk memenuhi nafsunya akan darah. Benar-benar meresahkan." Balas Taeyong dengan nadanya yang sedikit meninggi.

"Lalu kau mau apakan dia? Mengurungnya seperti yang kau lakukan pada alter lain? Membiarkan mereka mati di dalam sel karena kelaparan? Taeyong, mau dia sebrutal apapun dia itu hanyalah alter. Dia kehilangan masternya. Dia kehilangan tempatnya untuk bersandar dan bergantung. Dia kehilangan sumber makanannya. Apa yang kau harapkan dari alter? Dia tidak sama seperti kita vampir origin yang masih punya akal sehat. Dia hanya menggunakan instingnya. Tidak ada yang dia pikirkan selain mencari cara agar tetap kenyang di tiap harinya. Apa yang salah dengan itu?" Johnnya juga tidak mau kalah, mengikuti Taeyong menaikkan suaranya.

Haechan tahu Taeyong itu Papanya tapi kali ini tidak bisa dipungkiri, dia sangat setuju dengan perkataan Johnny. Wajar Jeno menjadi sebrutal itu karena seperti yang Johnny katakan tadi, Jeno kehilangan masternya jadi bagaimana Jeno bisa bertahan hidup kalau dia hanya berdiam di tempat? Bertahan hidup. Terdengar lucu karena pada kenyataannya vampir itu bukanlah manusia yang hidup, mereka sudah mati jadi mungkin akan terdengar lucu kalau dikatakan alter mencari mangsa untuk bertahan hidup. Tapi memang begitu kan kenyataannya? Jeno hanya memikirkan bagaimana cara agar tubuhnya tidak kesakitan karena tidak makan. Instingnya pun bekerja jadi ini sama sekali bukan karena kemauannya. Keadaan yang memaksanya untuk menjadi brutal seperti itu dan Haechan paham betul akan keadaannya. Atau Haechan mungkin merasakan sedikit lebih sesak dibandingkan yang sebelum-sebelumnya karena alter itu adalah Jeno? Entahlah.