• 005 •

1.6K 278 22
                                    

Hai~
Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that (๑•ᴗ•๑)♡

Hai~Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~I'll be grateful for that (๑•ᴗ•๑)♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

They're gettin closer for sure. Jeno dan Haechan. Terlepas dari status mereka yang jauh berbeda. Haechan bahkan puteri dari pemimpin klan sementara Jeno? Hanyalah vampir alter yang luntang-lantung di jalan mencari mangsa agar bisa bertahan. Haechan pun nampaknya tidak memperdulikan tentang strata sosial mereka itu. Dari awal memang Haechan tidak memandang Jeno seperti itu. Dia bahkan langsung tertarik pada Jeno meski pria itu adalah vampir alter, jenis vampir yang dibenci Papa dan Kakaknya.

"Kenapa kau menatapku begitu, Haechan?"

"Kenapa memangnya? Tidak boleh? Aku tidak akan pernah bosan melihat wajahmu seperti ini. Karena kau tampan."

"Dan kau cantik."

"Aku tahu. Sudah di-approved semua yang ada di klan termasuk kelelawar yang dipelihara si tukang potong rumput di kastil. Eh tapi apa kau sudah benar-benar kenyang, Jeno? Mau ku carikan manusia lagi? Harusnya bisa dapat banyak malam ini."

Jeno menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Dia selalu senang menghabiskan malamnya dengan Haechan. Pertama, karena bisa bertemu Haechan, itu yang terpenting. Kedua, karena Haechan memang sepintar itu mencarikan mangsa yang 'lezat' untuk jadi santapan Jeno. Tapi dia sudah sangat kenyang sekarang. Yang ingin dia lakukan hanya berbincang dengan wanita itu.

"Haechan, ceritakan lagi padaku bagaimana rasanya berjalan di bawah sinar matahari. Apa menyenangkan?"

"Biasa saja. Ya, memang hangat. Cahaya matahari pagi apalagi. Sangat bagus untuk kesehatan kulit. Tapi kita vampir tidak membutuhkan itu karena kita sudah mati kalau kau lupa."

Karena selama ini Jeno hanya bisa keluar dari tempat tinggalnya pada malam hari jadi dia penasaran bagaimana rasanya bisa berjalan-jalan saat langitnya cerah.

"Aku juga ingin merasakan kehangatan itu. Entah sudah berapa tahun aku tidak merasakannya, terlebih aku hanya bisa keluar di malam hari. Selalu dingin meski musim panas."

Jeno tidak salah karena itu memang ciri khas vampir. Selalu dingin. Tubuh mereka tidak pernah hangat. Tapi harus Haechan akui kalau berjalan-jalan di siang hari itu menyenangkan. Merasakan bagaimana terpapar hangatnya cahaya matahari di pagi hari itu menyenangkan. Karena perkataan Jeno tersebut Haechan jadi sedih sampai dia menarik pria itu untuk dia peluk.

"Ya aku tahu ini tidak akan sehangat ketika kau terpapar sinar matahari di pagi hari, tubuh kita juga sama-sama dingin tapi kau tahu pepatah yang sering diucapkan manusia kalau pelukan itu bisa memberikan kehangatan. Ku harap kau merasakannya, Jeno."

Jeno tentu terkejut karena dalam ingatannya tidak pernah sekali pun dia dipeluk seperti ini oleh orang, bahkan masternya sekali pun.

"Yang dikatakan manusia itu benar. Aku merasakannya."

Death Wish • NoHyuck •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang