Hai~
Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that (๑•ᴗ•๑)♡Lagi-lagi Haechan merutuki dirinya atas kebodohannya pulang melalui pintu depan. Ingin memaklumi karena tadi dia terlalu senang karena bisa menghabiskan waktunya dengan Jeno, tapi sayangnya Haechan tidak tahu kalau itu adalah awal mula dari semua kemalangannya hari itu. Alih-alih diijinkan Jaemin pergi berjalan-jalan ke pusat kota yang mana harusnya hanya menjadi alasan agar Jaemin tidak curiga. Berakhir denga dirinya terjebak bersama Kakaknya itu, di sini di Venzor. Lebih bosan lagi karena dia tidak punya satu pun teman di Venzor yang bisa dia ajak bicara jadi mau tidak mau Haechan harus ikut Jaemin bicara di ruangan kerja Yuta. Penasaran sebenarnya kenapa Kakaknya itu hanya ingin mengajak Yuta bicara sementara kalau sedang dalam pertemuan begini setidaknya harus ada dua sampai tiga petinggi klan.
"Haechan, kita jalan-jalan di luar saja bagaimana? Biarkan pria ini bicara. Kasihan nanti kamu bosan."
Entah Haechan harus bersyukur atau tidak. Di satu sisi dia tidak ingin berada lama di dalam percakapan kedua petinggi klan tersebut tapi di satu sisi Haechan penasaran juga. Tidak mungkin ini hanya percakapan yang biasa. Pasti ada sesuatu. Tapi tidak mungkin Haechan menolak tawaran Ny. Nakamoto, Isteri Yuta, untuk berjalan-jalan di luar. Pada akhirnya Haechan tidak punya pilihan lain selain menyetujui ajakan wanita itu. Mereka pun keluar dari ruangan kerja Yuta.
"Aku tahu maksud kedatanganmu kemari. Ku pikir kau sedang mencari sekutu untuk menyingkirkan Johnny dari jabatannya sebagai petinggi klan. Bukan begitu, Jaemin?"
"Sebenarnya aku malas melakukan hal-hal seperti ini karena aku bisa memimpin klan dengan atau tanpa kalian."
"Sepertinya kau lupa kalau kau adalah bawahan juga, Jaemin. Kita berpegang teguh pada peraturan yang diterapkan dari beratus-ratus juta tahun yang lalu dan semua itu berasal dari Dewa Bulan. Apa? Kau pikir kau bisa dengan mudahnya menggerakkan anggota klan tanpa arahan Dewa Bulan? Mustahil. Jangan sok hebat. Kau belum ada apa-apanya dibanding kami yang sudah beribu tahun ada di bumi. Taeyong Papamu saja masih lebih muda dari kami. Kalian hanya beruntung karena Dewa Bulan melalui para tetuah memilih Papamu itu menjadi pemimpin klan. Harusnya Johnny. Johnny bisa memimpin klan lebih baik dari kalian."
"Dan kau tahu apa? Sudah berpuluh tahun aku dan Papa menggerakkan klan tanpa arahan tetuah dan Dewa Bulan. Semuanya baik-baik saja kan? Tidak ada masalah. Semuanya berjalan lancar. Bahkan aku dan Papa bisa menekan tingkat kerusuhan yang terjadi antara vampir dan manusia. Bukankah jauh lebih damai sekarang? Apa kata kalian? Mengawasi dan melindungi mereka para vampir yang kastanya di bawah kita? Tidak efisien, hanya buang-buang waktu saja. Pada kenyataannya, memusnahkan mereka adalah cara terbaik agar klan kita tetap damai dan sejahtera."
"Caramu itu salah, Jaemin... mereka tidak bersalah. Mereka kehilangan master. Apa salahnya berusaha bertahan di bumi dengan cara seperti itu? Bahkan alter lebih pandai berburu daripada anggota klan terlebih teman-teman sebayamu. Perlu ku sebutkan mereka satu per satu dan kekacauan apa saja yang mereka perbuat? Tentunya kau mungkin sudah tahu salah satu yang terkenal sampai dia dibakar di tengah kota karena kelalaiannya. Orang-orang seperti mereka hanya mencemarkan nama baik klan dan itu semua karena ajaranmu dan Taeyong. Kau menerapkan peraturan yang ketat bagi para vampir di bawah kita tapi malah memberi kebebasan pada anggota klan untuk melakukan apapun yang mereka inginkan tanpa ada ancaman dihukum atau dimusnahkan. Apakah itu adil, Jaemin-ssi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Wish • NoHyuck •
Fanfic"Let me take your pain..."-LHC It's just them breaking the rules to be with each other. 🥀 • NOHYUCK • GENDERSWITCH • Fantasy, Romance A Story by Bee 🐝 Be a smart and respectful readers ♡'・ᴗ・'♡