• 017 •

1.1K 251 44
                                    

Hai~
Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that (๑•ᴗ•๑)♡

Hai~Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~I'll be grateful for that (๑•ᴗ•๑)♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anda harus bayar dulu sebelum masuk ke dalam kamar, Tuan..."

Jaemin hendak mengambil dompetnya tapi saat dia memeriksa seluruh saku celananya, dompetnya tidak ada sama sekali.

"Bagaimana bisa hilang?"

Pria itu mengingat-ingat kembali apa yang dia lakukan sepanjang hari ini. Yang dia ingat dengan jelas adalah dirinya dihajar habis-habisan oleh para vampir di Norfolk. Mengingatnya lagi membuatnya kesal setengah mati. Coba saja kekuatannya tidak dilemahkan oleh para tetuah, sudah mati para vampir itu dihabisi olehnya. Tapi kalau tidak seperti ini Jaemin jadi tidak tahu bagaimana rasanya dihajar oleh vampir lain. Membuatnya berpikir untuk lebih hati-hati dalam bertindak selanjutnya. Mungkin setelah dia kembali ke Balmoral, dia akan meminta maaf pada Yeosan dan Younghoon karena selama ini mereka selalu jadi bulan-bulanan Jaemin padahal mereka sudah bekerja dengan baik.

"Aduh maaf... maafkan aku. Kau baik-baik saja?"

Jaemin sepertinya tahu kenapa dompetnya tiba-tiba menghilang. Jaemin ingat betul wajah wanita yang dia curigai mengambil dompetnya meski wajah setengahnya tertutup baseball cap. Pria itu tertawa tidak percaya dengan semua yang dia alami di Norfolk. Habis dihajar sekarang dia malah dicopet. Apa ada hal yang lebih buruk dari ini? Ingin menyalahkan Jeno karena dia sulit ditemukan tapi ini juga salahnya, dia tidak bisa menyalahkan Jeno. Jaemin juga tidak mungkin kesana-kemari tanpa memegang uang sepeser pun. Satu-satunya jalan adalah mencari wanita yang mengambil dompetnya. Dia tidak mungkin jauh-jauh dari pusat kota Norfolk itu. Dia pencopet. Dia pasti akan berkeliaran di tempat-tempat ramai untuk melancarkan aksinya. Jaemin hanya perlu berkeliling saja.

Benar saja, tidak sampai sejam berkeliling Jaemin berhasil menemukan wanita itu. Berjalan dengan santai dengan dompet di tangannya. Ripped jeans dengan flanel shirt berwarna dongker yang tidak dia kancing sampai dalamannya yang berwarna hitam terlihat lalu baseball cap. Terima kasih pada topi wanita itu Jaemin jadi mengingatnya. DIa menghampiri wanita itu lalu menarik tangannya menjauhi kerumunan dan pergi ke lorong sepi.

"Gila kau hah?! Kau siapa?!"

"Kau yang gila. Kembalikan dompetku. Kau mengambilnya beberapa jam yang lalu."

"Kau punya bukti kalau aku yang mengambil dompetmu? Tidak kan? Jadi menyingkirlah!"

Jungwoo mendorong tubuh Jaemin ke samping tapi tubuhnya ditarik kembali dan dibenturkan ke dinding. Jaemin tidak terlalu menggunakan kekuatannya karena daya tahan tubuh vampir kan beda dengan manusia biasa.

"Kembalikan dompetku atau aku akan membunuhmu."

Kedua mata Jaemin sudah menyala dengan taringnya yang sengaja dia tunjukkan kepada Jungwoo. Jaemin mengancam Jungwoo dengan langsung memberitahukan identitas aslinya pada wanita itu. Jaemin pikir dengan menunjukkan identitas aslinya sebagai vampir, Jungwoo mungkin akan ketakutan dan kembali menyerahkan dompetnya yang tadi dia ambil. Jaemin pikir begitu tapi ekspresi Jungwoo tidak menunjukkan ketakutan sama sekali. Wanita itu malah tersenyum lebar dengan kedua matanya yang membulat.

Death Wish • NoHyuck •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang