03

153 19 2
                                    

"SITSL" (ucapan langsung)
'SITSL' (ucapan dalam hati)
'SITSL (ucapan dalam tlp)
'SITSL' (ucapan dalam sms/chat)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Chap 03

Malam hari memang sangat dingin, apalagi menuju musim dingin, namun hal itu tak membuat seorang bocah berhenti melangkahkan kaki, melangkah untuk pergi meninggalkan rumahnya yang sudah tak lagi dapat menjadi harapannya. Harapan untuk mendapatkan kehangatan dari keluarganya dan harapan untuk tetap tinggal, karena dia sudah diusir oleh keluarganya.

Tubuhnya kedinginan, bibirnya sedikit membiru, dan nafasnya yang sudah tidak teratur, namun kakinya terus menerus melangkah tanpa tujuan. Hingga akhirnya dia tak dapat lagi menahan suhu yang sudah sangat dingin itu, tanpa ada yang tahu dan mungkin ini akhir dari kehidupannya, tubuh dia terjatuh dan perlahan kesadarannya sudah tak dapat ia tahan lagi.

~°~

Sedangkan ditempat lain, didalam sebuah mobil Land Rover Discovery berwarna gold yang sedang melaju dengan pelan, tiba tiba seorang perempuan meminta seseorang yang sedang mengemudi untuk berhenti.

"Anata stop stop." Ujarnya sambil memperhatikan jalan yang dilewatinya.

"Ada apa si sayang? Ko tiba tiba minta stop?" Ujar seseorang yang sedang mengemudikan mobil tersebut.

"Bentar bentar, itu kenapa anak kecil itu anata?" Ujarnya sambil menunjuk nunjuk seorang bocah pirang yang mulai kehilangan kendali atas berat tubuhnya.

Semua yang ada di mobil tersebut menatap ke seseorang yang ditunjuk oleh ibu atau istri mereka. Sampai tubuh anak itu akhirnya terjatuh tak sadarkan diri. Sedangkan seseorang yang berada bagian tengah sisi kiri, langsung berlari keluar, dia tidak menghiraukan panggilan keluarganya, yang dia fikirkan hanya harus menyelematkan anak itu.

Hingga akhirnya setelah dia membawa anak itu dan kembali ke mobil, diapun menyuruh mereka untuk segera pergi.

"Dad, kita harus segera ke rumah sakit, keadaannya sangat jauh dari kata baik baik saja." Setelah dirinya masuk ke dalam mobil dan membenarkan posisi bocah bersurai pirang dan menutup pintu kembali.

Tanpa bertanya lagi, akhirnya seseorang yang dipanggil dad tersebut melajukan mobilnya dengan kecepatan yang lumayan cepat. Untung disaat itu jalanan sedang lenggang jadi tidak harus takut untuk mengganggu pengemudi lain.

Setelah sampai di rumah sakit, semua perawatpun menghampiri mereka. Hingga salah satu perawat bertanya.

"Azazel sama, ada keperluan apa Azazel sama kemari?" Ujar salah satu suster tersebut ketika melihat pemilik rumah sakit itu datang.

"Panggilkan dokter orochimaru, ada yang harus dia tangani. CEPAT!" Ujarnya sambil menatap semua suster yang ada.

Tak butuh lama, kini seorang dokter bersurai hitam, berkulit putih, dan bermata seperti ular, sudah menghadap kedepan sang pemilik rumah sakit.

"Azazel sama, ada apa anda memanggil saya?" Tanya dokter tersebut aka Orochimaru.

"Tolong tangani anak ini secepatnya." Bukan Azazel yang menjawab, namun seorang pemuda yang dari tadi menggendong bocah bersurai pirang terbut yang berkata.

Dengan wajah terkejut akhirnya Orochimaru menyuruh anak tersebut untuk mengikutinya ke UGD. "Baiklah Lucifer sama, tolong ikut saya ke UGD." Ujarnya dengan langkah seribu.

Skip Time

Sudah sekitar setengah jam bocah bersurai pirang itu ada didalam ruangan UGD, dan sudah setengah jam pula sebuah keluarga menunggu hasil dari dokter yang memiliki mata ular tersebut.

Senja Yang Tak Lagi Sama (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang