"SITSL" (ucapan langsung)
'SITSL' (ucapan dalam hati)
'SITSL (ucapan dalam tlp)
'SITSL' (ucapan dalam sms/chat)
.
.
.
.
.
.
.
.Chap 13
Didalam sebuah ruangan yang gelap, terlihat seorang pemuda bersurai pirang yang sedang tak sadarkan diri, tanpa memakai atasan, dan dengan posisi tangan kanan terikat ditiang yang satu dan tangan kiri ditiang yang lain, dan tak lupa leher yang diikat longgar. Perlahan dia pun terbangun.
"eungh...
"Hai manis, sudah bangun?" Tanya seseorang yang berada didepannya sambil memegang rahang pemuda bersurai pirang tersebut.
"Cih, siapa kau hah? Apa yang kau mau?" Ujar pemuda bersurai pirang itu sambil meludah ke pada seseorang berhoodie abu.
"Cih, Berani juga kau meludah kewajahku hah?" Bentak seseorang berhoodie abu tadi.
"Kau mau tahu aku siapa hah? Dan kau mau tahu apa yang aku mau? IYA?" Ujar pemuda berhoodie abu itu sambil membuka penyamarannya.
Seketika mata Naruto terbelalak, dihadapannya kini saudara kembarnya sedang menyeringai. "AKU HANYA INGIN KAU MATI." Ujar Boruto dengan penuh penekanan sambil menghempaskan muka Naruto yang membuat Naruto harus menahan rasa sakit.
"Sui, cambuk dia sampai menjerit, kalau bisa sampai mati." Ujar Boruto penuh penakanan kepada seseorang yang dipanggil Sui.
Dan tanpa menunggu perintah kedua, dua orang didekat Suigetsu dan Naruto pun mencambuk Naruto dengan keras, namun Naruto menggigit bibirnya agar dia tak menjerit dan menahan sakit.
Boruto yang kesal melihat pemuda pirang didepannya tidak menjerit akhirnya menonjok pipi Naruto, hingga ujung bibirnya berdarah. Dan anak suruhannya tetap mencambuk Naruto dengan keras.
"Aaakh.. Boru... Kenapa? Kenapa kau lakukan ini... Aaaaakh..." Tanya Naruto dengan tatapan nanar dan sesekali menjerit.
"Kau tanya kenapa hm?" Ujar Boruto sambil mencengkram rahang Naruto dengan kuat.
"Dengar anak sial. Karena kau ada, dulu kaasan dan tousan selalu lebih mengandalkanmu dibandingkan aku. Dan sekarang setelah kau muncul kembali, tousan dan kaasan selalu memikirkan kamu dan kamu." Ujar Boruto penuh emosi sambil menghempaskan wajah Naruto.
Sebenarnya dulu Boruto merupakan anak yang baik, dan dia kalau kecapean suka mudah sakit. Jadi Kushina dan Minato selalu mengandalkan Naruto, namun ternyata penerimaan dari Boruto selalu salah, dia menganggap tousan dan kaasannya lebih sayang kepada Naruto.
Kembali kekeadaan sekarang, tubuh naruto sudah dipenuhi dengan luka cambukan, dan juga sayatan, namun hal itu tidak membuat Naruto kehilangan kesadarannya, dia masih menatap kakak kembarnya dengan tatapan sendu.
Hingga akhirnya Boruto yang merasa semuanya sia sia meminta anak buahnya untuk mengambil sebuah setrum listrik, dan dengan senyum devilnya yang tak berperasaan, Boruto menyentuhkan setruman itu ke badan Naruto hingga akhirnya Naruto tak sadarkan diri.
Semuanya bergidik ngeri, mereka melihat bosnya seperti melihat seorang iblis yang sedang kelaparan. Setelah beberapa jam, Naruto kembali sadar, dan disanalah Boruto kembali menggila. Hingga derap langkah beberapa kaki mendekat, dengan rasa takut akhirnya Boruto melepaskan dua bidikan senjata api tepat didada Naruto, dan seketika Naruto tak sadarkan diri dengan banyak luka di tubuhnya. Sedangkan Boruto dan antek anteknya telah pergi ntah kemana.
~°~
Kini didalam sebuah ruangan yang minim akan cahaya berdiri beberapa pemuda bersurai berbeda, mereka menatap sebuah pemandangan yang begitu mengerikan, seorang pemuda bersurai pirang yang tak sadarkan diri dan terikat pada dua tiang berbeda dan tak lupa kepalanya yang terikat longgar pada tiang dibelakangnya.
Seketika dunia seolah berhenti, pemuda pemuda yang disana langsung melepaskan pemuda pirang itu, dan pemuda bersurai raven langsung menangkap tubuh pemuda pirang ketika pemuda pirang itu hampir jatuh ke lantai.
"Naruto.. Woy... Dobe... Sadar..." Ujar pemuda bersurai raven sambil menepuk nepuk pipi pemuda pirang.
"Sasuke, kita harus bergerak cepat membawa dia ke rumah sakit, darah dari dadanya tak berhenti. Cepat sebelum terlambat." Ujar pemuda bersurai coklat bertato segitiga di pipinya.
Sasuke yang mendengar perkataan temannya akhirnya menatap dada pujaan hatinya, dia membelalakkan matanya, dia dapat melihat luka bekas tembakan. Dan dengan langkah seribu akhirnya dia menuju mobilnya, dan setelah itu dia menancapkan gasnya.
Sedangkan 8 pemuda lainnya menyisir seluruh penjuru ruangan itu, untuk mencari suatu petunjuk, namun naas mereka tak menemukan petunjuk apapun. Mereka hanya mendengar suara letupan senjata api ketika mereka masuk kegudang itu tadi.
Dengan perasaan penasaran dan emosi, akhirnya mereka pun pergi menyusul Sasuke ke rumah sakit.
~°~
Sedangkan dirumah sakit, bisa dilihat seseorang bersurai raven sedang menggendong pemuda bersurai pirang, dia tidak peduli bajunya terkena darah, yang penting pujaan hatinya selamat.
Dia terus berteriak memanggil dokter dan suster jaga, karena memang sekarang sudah hampir tengah malam, dan sudah tidak banyak orang di lobi rumah sakit. Hingga beberapa dokter dan suster membawa sebuah bangsal rumah sakit dan menghampirinya.
Dengan cekatan akhirnya pemuda bersurai raven itu menidurkan sang pujaan hati diatas bangsal tersebut, dan segera mereka membawa pemuda pirang itu ke ruang operasi.
Pemuda bersurai raven hanya bisa bolak balik didepan pintu ruang operasi, sampai teman temannya pun datang.
"Sas bagaimana?" Tanya seorang pemuda bersurai silver panjang sambil menepuk pundak pemuda bersurai raven.
Sasuke hanya bisa terdiam, dia hanya menatap lampu ruang operasi yang masih berwarna merah, dan itu menandakan jika didalam sedang ada tindakan operasi. Sedangkan teman temannya hanya bisa mengehela nafas pasrah.
"Minum dulu bung, pasti kau lelah." Ujar pemuda bersurai nanas sambil menyerahkan sebotol air minum kepada Sasuke.
Dan Sasuke pun menerima air tersebut, ya kalau dia jujur, dia memang sangat lelah, disaat sedang asik tertidur tiba tiba hpnya berbunyi tanda pesan masuk, dari nomor yang tidak dikenalnya.
+81-232xxxxx
Jika kau masih peduli padanya, datang ke gudang terbengkalai diperbatasan Iwa dan Konoha.
Sontak dia pun membangunkan semua teman temannya yang tertidur disampingnya, dan setelah mereka terbangun semua, mereka pun langsung pergi ketempat yang ditunjukkan oleh pesan misterius itu. Dan ketika sudah sampai dilokasi, mereka dikejutkan oleh suara tembakan. Setelah mereka lebih masuk lagi mereka menemukan orang yang dicarinya dalam keadaan mengenaskan.
Kembali ke posisi saat ini, terlihat seorang dokter keluar dari ruangan operasi, dan dengan terburu buru mereka pun mendekati sang dokter.
"Dok, bagaimana keadaan adik saya dok?" Ujar pemuda bersurai hitam oren.
"Adik anda dalam keadaan kritis, jika saja tadi pasien tidak segera ditangani, mungkin dia sudah tidak tertolong akibat dua peluru yang bersarang di organ vitalnya." Jelas sang dokter.
"Lalu apakah kita bisa menengoknya?" Ujar pemuda bersurai silver blue.
"Untuk saat ini pasien masih belum bisa dijenguk, tapi jika kalian akan melihatnya kalian bisa melihatnya setelah pasien kami pindahkan keruang ICU." Jelas sang dokter sambil membuka pintu ruang operasi, dan tak lama muncullah bangsal yang diatasnya ada seorang pemuda pirang kesayangan mereka.
Tbc
.
.
.
.
.
.
.
.
Bagaimana? Tegang ga nih? Author si ngetik sambil keringetan 😁😁
Terus dukung author oke👍👍
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Yang Tak Lagi Sama (END)
FantasyLangsung baca aja ya, ga bisa bikin summary. Dan ini cerita pertamaku. Jadi maaf maaf kalau aneh dan juga ga jelas. HOMOPHOBIC MENJAUH DULU NARU×SASU???? Disini aku hanya meminjam nama dari tokoh milik Masashi Kisimoto Mohon dukungannya, dengan lik...