15

83 9 1
                                    

"SITSL" (ucapan langsung)
'SITSL' (ucapan dalam hati)
'SITSL (ucapan dalam tlp)
'SITSL' (ucapan dalam sms/chat)
.
.
.
.
.
.
.
.

Chap 15

Didalam sebuah kamar yang terlampau besar, terlihat dua orang pemuda berbeda surai sudah terbangun. Ketika seorang pemuda bersurai hitam oren hendak masuk kedalam kamar mandi, tiba tiba tiga orang terbangun sambil berteriak.

"NARUUUU..."

"NARUTOOOO..."

"DOBEEEE..."

Dengan sangat tidak elit pemuda bersurai hitam oren itu menabrak pintu kamar mandi, sedangkan pemuda bersurai coklat panjang diikat lemas hanya menengok mereka dengan tatapan aneh.

"Kalian ini, kenapa si? Bikin kaget aja pagi pagi. Untung ni kamar kedap suara." Maki Gluttony sambil mengelus jidatnya yang berciuman dengan pintu kamar mandi.

"Huh untung hanya mimpi." Ujar Envy sambil mengelus dadanya.

"Mimpi apaan si? Sampe teriak teriak. Kaget tahu." Sungut Gluttony sambil masuk kekamar mandi, hendak melanjutkan ritual paginya yang tadi terhambat.

"Kenapa si? Kalian mimpi yang sama?" Tanya Neiji sambil memakai seragam sekolahnya.

"Tak tahu, tapi yang jelas aku bermimpi Naru meninggalkan kami untuk selamanya." Ujar Kiba sambil merentangkan badannya.

"Kau bermimpi hal itu?" Tanya Envy sambil memicingkan matanya.

"Hn." Bukan Kiba yang menjawab, tapi Sasuke dengan ciri khasnya.

Seketika orang orang yang disana terdiam membisu, 'mengapa mereka bisa mempikan hal yang sama.' Kira kira begitulah fikiran mereka saat ini.

"Sudahlah, sudah, buruan mandi. Nanti kesiangan kalian." Ujar Lucifer sambil melihat jam dinding diatas meja.

Sedangkan Greed dan yang lain langsung keluar dari ruangan tersebut menuju kamar mandi diluar ruangan tersebut. Sedangkan Neiji yang notabanenya dia sudah selesai dan rapi, akhirnya menghampiri Lucifer.

"Apa kau tak merasa aneh niichan. Aku sendiri si merasa aneh. Mengapa mereka bisa memimpikan hal yang sama diwaktu yang sama." Ujar Neiji sambil membuka handphonenya.

"Aku pun sama merasa aneh. Seolah mimpi mereka adalah sebuah petunjuk tentang adikku." Ujar Lucifer yang hendak keluar dari ruangan tersebut.

Dan setelah itupun mereka hanya terdiam satu sama lain, mm lebih tepatnya si Neiji yang terdiam, karena Lucifer sudah keluar dari ruangan itu.

~°~

Sedangkan disebuah gudang tua, terlihat seorang pemuda yang tak sadarkan diri dengan banyak luka ditubuhnya, bahkan beberapa luka masih mengeluarkan darah segar. Keadaannya sangat ironis, dimana kedua tangannya terikat di tiang yang berbeda. Tiba tiba sebuah tendangan pintu terdengar.

"Aku ga mau tahu, pokoknya dia harus mati sekarang juga. Sebelum ada yang mengetahui dalang dibalik ini semua adalah aku." Ujar pemuda bersurai pirang dengan iris biru langit geram sambil mengeluarkan sebuah pisau yang telah dilumuri sesuatu, dan juga sebuah pistol.

"Kalian bangunkan dia dengan air yang sudah aku siapkan." Ujar Pemuda itu lagi sambil menatap seseorang yang sangat dia benci.

Tanpa menunggu lama akhirnya anak buah pemuda tersebut pun melakukan apa yang disuruh oleh bosnya. Dan tak berapa lama pemuda bersurai pirang terang itu terbangun dengan mengeluarkan ringisan, karena disiram oleh air es yang sudah dicampur dengan garam.

"Good morning damn child." Ujar pemuda bersurai pirang dengan iris biru langit sambil menekankan pisau ke pipi pemuda bersurai pirang terang.

"Uhuk... a... apa... yang kau... ingin... kan... Boru... to..." Ujar pemuda bersurai pirang terang dengan nafas yang terputus putus.

"Keinginanku mudah babe. Aku ingin kau pergi jauh, sejauh jauhnya." Ujar Boruto sambil tersenyum devil dan menyayat pipi pemuda pirang terang tersebut.

Sedangkan pemuda pirang terang itu hanya bisa menggigit bibir bawahnya, dia sangat tidak menyangka saudara kembarnya berubah menjadi iblis yang sangat ganas. Padahal dulu dia adalah seorang bocah yang baik, dan sangat takut dengan darah. Namun kini saudara kembarnya itu bahkan tak takut bermain dengan senjata tajam, dan dia tak melupakan jika saudaranya itu memegang senjata api.

"Jika... i.. itu yang... kau... inginkan... aku.. rela... kau... mengambil... nyawaku... Boruto... tapi... aku minta... jangan pernah... kau... menyesal... suatu.. hari... nanti..." Ujar pemuda pirang terang dengan nafas yang semakin terputu putus, dan senyum yang tulus.

"HAHAHAHAHA KAU BILANG APA? AKU MENYESAL? HAHAHAHAHA... TERNYATA KAU MASIH BISA MELONTARKAN LELUCON DIUJUNG HAYATMU ITU. HAHAHAHAHA." Ujar Boruto sambil tertawa nista.

"Hah sudahlah aku sudah muak melihatmu, lebih baik kau cepat mati sana." Ujar Boruto sambil menusukkan pisau ke perut pemuda pirang itu.

"Uhuk... Woee... semo.. ga... kau.. bahagia.. Boru..." Ujar pemuda pirang itu sebelum benar benar menutup matanya.

Dan tak berapa lama Boruto pun melepaskan tepat di jantung pemuda pirang, dan dia tak menyadari air matanya menetes begitu saja, dan diapun pergi ntah kemana.

~°~

Sedangkan didepan sebuah gedung tua, terlihat 3 orang pemuda berbeda surai dengan topeng yang terpasang dimukanya. Mereka membuka pintu gedung tua itu dengan paksa.

BRAK

Setelah pintu terbuka, mereka pun masuk kedalam gudang itu. "Aka, Nakama, kita berpencar, sisir semua tempat sampai kita menemukan kitsune sama." Ujar pemuda berambut hitam panjang dengan keriput diwajahnya.

Tanpa perintah kedua, akhirnya mereka semua berpencar, membuka paksa semua pintu yang tertutup, tidak peduli jika pintu itu lepas dari engselnya.

Setelah beberapa menit berlalu, terdengar suara dari headphone yang mereka gunakan. "Aka, Karasu, aku menemukan kitsune sama. Diruangan lantai tiga." Ujar orang disebrang sana.

Dengan cepat, akhirnya Aka dan Karasu menuju tempat yang dimaksud. Dan ketika mereka sampai, betapa terkejutnya mereka melihat sang kaicho yang sangat mengenaskan.

Pemuda bersurai merah menghampiri pemuda bersurai pirang yang sudah tak sadarkan diri. Dia melihat ada pisau diperut sang pemuda bersurai pirang tersebut, dan dengan hati hati dia pun mencabut pisau tersebut.

"Karasu, tolong telphone ambulance, detak kaicho sudah sangat lemah. CEPAT!" Ujar seorang pemuda bersurai hitam legam, sambil melepaskan ikatan dari tangan sang kaicho.

Dan tak berapa lama, karasu pun sudah menelphone bantuan. Kini mereka menunggu ambulance didepan gedung tua itu, dengan pemuda pirang yang digendong oleh pemuda bersurai merah.

Sedangkan pemuda berambut hitam panjang sedang mengirim sebuah pesan ke seseorang.

Baka Otouto

Otouto, kami sudah menemukan Naru. Aku tunggu dirumah sakit, di lobi rumah sakit.
Read

Hn

Setelah mengirim pesan tersebut, karasu pun segera masuk kedalam mobil yang tadi mereka pakai, menyusul dua temannya yang sudah pergi kerumah sakit menggunakan ambulance.



























Tbc

Senja Yang Tak Lagi Sama (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang