18

82 9 1
                                    

"SITSL" (ucapan langsung)
'SITSL' (ucapan dalam hati)
'SITSL (ucapan dalam tlp)
'SITSL' (ucapan dalam sms/chat)
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Chap 18

Kini sudah 6 bulan Naruto terbaring lemah di ruangan ICU, tanpa menunjukkan sebuah kemajuan, padahal 1 bulan yang lalu Anko beserta rekan rekannya telah berhasil menghilangkan racun dalam tubuh Naruto. Dan selama itu juga Deidara serta Sasuke selalu mengunjunginya, bahkan sengaja bermalam dengan alasan 'aku tak ingin jauh dari Dobe/Naru.'

Sedangkan para prince Aguero, kini tak pernah lagi datang ke sekolah, karena sebenarnya mereka kesekolah demi menemani adik kesayangan mereka. Kini seolah dunia benar benar suram, karena mentari mereka belum juga menampakkan kemajuan, masih betah dalam tidur panjangnya.

Dan hari ini, Sasori telah memantapkan hatinya untuk bertunangan dengan sang pujaan hati. Walau dalam hatinya merasa sakit, karena seseorang yang dia harap ada dalam pertunangan kini masih terbaring lemah di ruang ICU.

Setelah tadi siang acara pertunangan sederhana milik Sasori dan Deidara digelar, kini para prince Aguero, prince KIHS, Sasori, Deidara, dan Sai sedang ada disebuah taman yang sangat disukai oleh mentari mereka. Hingga bunyi telphone membuat mereka semua terdiam, beberapa orang diantara mereka seolah djavu dengan keadaan yang ada.

"Moshi Moshi, ada apa Anko-san?" Ujar pemuda berambut silver panjang sambil memasang wajah bingung.

"Maaf mengganggu waktunya Lucifer sama. Saya ingin mengabarkan jikalau Naruto sama.....

Deg

Tiba tiba dada Lucifer merasa sangat sakit, dia tak sanggup untuk mendengarkan perkataan dokter Anko. Hingga dia menjauhkan handphonenya dari telinganya. Namun betapa mengejutkan tiba tiba suara yang selama ini dirindukan oleh semua orang kini terdengar.

"Luci-nii... kau tak ingin menengokku???? Jahatnya..." Ujar seseorang di ujung sana.

Seketika tubuh mereka menegang, otak mereka tiba tiba tak berfungsi. Sampai suara itu kembali terdengar oleh mereka.

"Baiklah kalau begitu aku akan marah dengan Luci-nii." Ujar seseorang diujung sana.

Envy yang sudah menyadari keadaan akhirnya merampas handphone kakanya, dan dia langsung menyapa orang diujung sana.

"Halo Naru... kau disana?" Tanya Envy dengan muka bodohnya.

"Envy-nii jahat... masa Naru bangun ga ada Envy-nii." Rengek seseorang diujung sana.

Dengan gerakan cepat Envy melempar handphone kakaknya, untungnya Itachi sigap untuk menangkap handphone Lucifer, sehingga handphone Lucifer tak sempat terbanting dengan tidak elit. Sedangkan Envy sudah berlalu dari tempat itu.

Mereka yang sudah terbangun dari rasa keterjutan mereka pun akhirnya bergegas menuju rumah sakit, dan tak lupa mengabari tuan dan nyonya Aguero.

~°~

Sedangkan disebuah ruangan VVIP, kini terlihat seorang pemuda bersurai pirang dengan mata shappire itu sedang merajuk didepannya kini ada sepasang orang tua yang sedang menatap anaknya dengan gemas. Mereka tidak menghiraukan telphone yang berdering.

"Naru kau harus makan dulu sayang." Ucap seorang perempuan berambut hitam sambil menyodorkan sesuap sup.

"Ga mau, Naru marah. Kenapa Luci-nii, Greed-nii, Glu-nii, dan Envy-nii tidak ada hum." Ujar Naruto sambil menggembungkan pipinya.

"Ututu ada yang merajuk nih hum..." Ujar seseorang saat pintu ruangan tersebut terbuka.

Sedangkan Naruto masih saja merajuk, hingga akhirnya pemuda yang ternyata sang kakak mendekati Naruto dan memeluknya.

"Apa kabar? Kau tak merindukan niichan?" Tanya Envy setelah melepaskan pelukannya.

"Kabarnya buruk." Ujar Naruto yang ternyata masih merajuk, sambil memalingkan mukanya.

"Ohh buruk ya. Kalau begitu niichan masih lama dong buat beliin kamu ramen." Ujar Envy sambil terus menggoda sang adik.

"Huaaaaaa kaasan.. Envy-nii jahat huaaaaa." Ujar Naruto mengadukan kakaknya kepada sang kaasan, sambil
nangis bombay.

"Ckckck kau ini ya Vy, hobby banget godain adikmu Vy." Ujar Azazel sambil menggeleng gelengkan kepalanya. Dia sangat bersyukur, matahari keluarganya sudah kembali bersama mereka.

"Oh ya Naru... Aku punya sebuah kejutan untukmu, mungkin kau sudah lama merindukannya." Ujar Envy sambil mengusak rambut adik kesayangannya.

Dan tak lama muncullah pemuda bersurai pirang pucat dengan gaya ponnytail, sedangkan Naruto hanya bisa menegang ketika melihat seseorang yang sangat dia rindukan.

"Dei-nii.." Cicit Naruto saat melihat Deidara didepan pintu ruang rawatnya.

Sedangkan Deidara yang melihat adiknya akhirnya lari menghampiri Naruto, dan langsung memeluknya erat. Karena terlalu erat membuat Naruto sesak, "Dei-nii se.. sak." Ujar Naruto sambil memukul lengan Deidara.

Deidara yang mendengar suara adiknya pun melepaskannya, "Gomen gomen Naru." Ujar Deidara dengan penuh rasa khawatir.

Sedangkan semua yang disana hanya tertawa garing melihat dua pirang yang sedang saling melepas rindu. Namun tiba tiba..

"Dobe.. kau tidak merindukanku?" Ujar Sasuke sedikit merengek sambil merentangkan tangannya.

Yang ada diruangan itu pun bersweetdrop ria melihat bungsu Uchiha yang sangat OOC, sedangkan Naruto hanya merentangkan tangannya. Sasuke yang melihat Naruto merentangkan tangannya akhirnya memeluk kekasihnya dengan lembut.

"Dobe, kau sangat tertidur sangat lama. Apakah kau tak merindukanku?" Tanya Sasuke sambil memeluk sang pujaan hati.

"Aku sangat merindukan semuanya, tapi aku lebih rindu pada Dei-nii." Ucap Naruto polos.

"Tapi ko Dei-nii bisa ada disini?" Tanya Naruto dengan tatapan bingungnya, yang membuat semua orang gemas melihatnya.

"Karena tadi anikimu itu sedang bersama kami." Bukan Deidara yang menjawab, melainkan Itachi yang menjawab.

Setelah itu merekapun bersenda gurau, seolah melupakan kesedihan mereka dihari hari yang telah berlalu. Bahkan Naruto pun sudah tahu kalau kakak kesayangannya kini sudah bertunangan dengan Sasori.

~°~

Sedangkan disebuah ruangan yang minim akan cahaya, terlihat seseorang sedang melampiaskan amarahnya. Bagaimana bisa tahu? Jawabannya mudah, dari tadi dia nonjokkin tembok dengan tonjokkan yang mengandung amarah yang meluap.

"SIAL SIAL.. KENAPA DIA MASIH JUGA HIDUP? PADAHAL AKU SUDAH MERACUNINYA SIAAAAAAAL." Teriak orang tersebut sambil mengobrak abrik semua barang yang ada disana.

Tiba tiba pintu ruangan tersebut terbuka menampakkan dua orang yang sangat berarti bagi dirinya, mereka adalah tousan dan kaasannya. Namun ntah mengapa dia melihat jika sang ibu sedang marah. Hingga sebuah tamparan mengenai dirinya.

PLAK

"MULAI KAPAN KAU MENJADI LIAR BORUTO?" Teriak sang kaasan setelah melayangkan sebuah tamparan.

Yup orang itu adalah Boruto, dia emosi karena seseorang yang dia anggap meninggal ternyata masih hidup, dan masih bisa tertawa.

"SEMENJAK KAU SELALU MEMIKIRKAN ANAK SIALAN ITU." Ujar Boruto menatap nyalang sang kaasan.

"JAGA ATTITUDE MU ITU. DIA ITU KAASANMU, DAN YANG KAU PANGGIL ANAK SIALAN ITU ADALAH ADIK KEMBARMU." Kini sang tousanlah yang membentaknya.

"Oh begitu. Lalu? Mengapa kau mengusirnya lima tahun yang lalu?" Ujar Boruto dengan tatapan penuh amarah.

Dia marah bukan karena ayahnya yang mengusir kembarannya, tapi dia marah karena kini ayahnya juga membela adik kembarannya itu. Dengan emosi yang masih meledak, Boruto pun pergi dari kamarnya dan ntah kemana.













Tbc
.
.
.
.
.
.
.
.
Bagaimana? Masih seru?
Author mau kasih bocoran nih, kalau cerita ini sebentar lagi akan end. Kira kira kalian mau end yang kayak gimana? 🤔🤔

Senja Yang Tak Lagi Sama (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang