19

69 8 1
                                    

"SITSL" (ucapan langsung)
'SITSL' (ucapan dalam hati)
'SITSL (ucapan dalam tlp)
'SITSL' (ucapan dalam sms/chat)
.
.
.
.
.
.
.
.

Chap 19

Tiga minggu setelah Naruto bangun dari koma, kini terlihat beberapa pemuda sedang berkumpul di atap sekolah KHS.

"Ne Naru, bagaimana ceritanya kau bisa sampai diculik dan berakhir koma?" Tanya Kiba sambil memakan sushi yang tadi dia beli di kantin sebelum ke atap.

Naruto yang mendapatkan pertanyaan itu hanya bisa tersenyum getir, dia tahu apa yang membuatnya bisa berakhir koma, tapi apakah dia harus menceritakannya kepada teman teman serta saudaranya?

"Ne Naru, ceritakan saja. Atau harus nii-san yang mencari tahu?" Tanya Envy sambil menatap adik kesayangannya.

Dia tahu adik kesayangannya itu menutupi sesuatu, bahkan ketika dirumah pun jika sang ayah ingin mencari tahu tentang siapa yang menculiknya, Naruto selalu mencoba mengalihkan fokus ayahnya.

Dengan takut takut dan wajah tertunduk akhirnya Naruto pun angkat bicara. "Waktu pulang dari caffe, dan ketika aku masuk kedalam mobil, tiba tiba ada seseorang berhoodie abu masuk juga kedalam mobilku. Dan ketika itu mobilku diberhentikan ditempat yang sepi, dan..." Naruto menghentikan ceritanya, tubuhnya bergetar dan dia menggigit bibir bawahnya.

Sedangkan Greed yang posisi duduknya sebelah Naruto akhirnya memeluk sang adik, dia mengelus punggung sang adik.

" Sudah, jika kau memang belum siap menceritakannya tak usah dilanjut. Kalian juga, jangan memaksakan Naruto untuk menceritakannya dulu." Ujar Greed sambil memandang yang lain.

"Iee.. Naru bisa melanjutkannya Greed-ni." Ujar Naruto sambil menampilkan senyum lima jarinya.

Sedangkan Gluttony hanya bisa membuang nafas resah melihat tubuh adik kesayangannya yang masih bergetar tapi sok kuat.(?)

"Ya sudah kau lanjut lagi." Ujar Envy yang sudah tak sabar ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi tempo hari.

"Hmm... Jadi setelah sampai ditempat sepi... Naru disuruh keluar dari mobil, dan ketika keluar tiba tiba ada yang memukul Naru hingga Naru tak tahu lagi apa yang terjadi... Namun setelah itu Naru terbagun dan tahu tahu sudah ditempat yang..." Naruto menjeda perkataannya sambil memasang pose berfikir yang bisa dikata itu sangat imut.

Gimana ga imut coba, pose Naruto memiringkan kepalanya sedikit kekanan, dan jari tengah yang menyentuh dagunya serta matanya yang seolah menerawang entah kemana.

"Yang merupakan gudang tak terpakai." Ujar Sasuke yang dari tadi hanya diam sambil menatap sang pujaan hati.

Dan Naruto hanya menganggukkan kepalanya. Sedangkan Shikamaru yang sedang tertidur tiba tiba berbicara, "Lalu apakah kau tahu siapa pelakunya?" Sambil tetap dalam posisi tidurnya.

Naruto hanya terdiam, dia seolah berat untuk mengatakan 'ya aku tahu, dan itu adalah kembaranku'. Gluttony yang melihat adiknya hanya diam kembali hanya bisa membuang nafas lelah. Envy yang melihat kelakuan kakaknya pun tak tinggal diam.

"Glu-ni kau ini kenapa si? Kalau kau tahu coba katakan sesuatu, bukannya malah kayak orang yang lelah saja." Ujar Envy sambil menatap tajam sang kakak.

Gluttony hanya tersenyum miring dan "Pelakunya siapa lagi kalau bukan antek antek dari anak kurang ajar yang selama ini mengganggu adik kesayanganku. Oh atau bahkan si bossypun ikut." Ujar Gluttony tanpa melihat tatapan Naruto yang seperti orang melihat youkai.

Greed yang mendengar hal itu, tiba tiba saja merah padam bagaikan api yang menggila, dan diapun menggebrak meja kecil yang telah usang.

BRAK

Semua orang yang ada disana pun terkejut, termasuk Shikamaru yang terjatuh dengan tidak elitnya dari papan yang dia tiduri. Sedangkan Naruto hanya bisa menggigit bibir bawahnya melihat anikinya marah.

"Anak itu benar benar bermain api." Bukan Gluttony, bukan Envy, atau bahkan teman teman Naruto, tapi yang berbicara adalah Lucifer yang ntah datang dari mana.

"Aku tak bisa membiarkan hal ini, aku akan membuat perhitungan dengan keluarga sialan itu." Ujar Greed dengan aura yang tak bersahabat.

Sedangkan Naruto hanya bisa diam, dia tahu kakak kakaknya tidak akan main main dengan perkataannya, sekalipun dihalangi oleh dirinya.

"Tapi sebaiknya kita bicarakan dulu dengan tousan aniki." Ujar Gluttony dengan memandang sang kakak dengan takut takut.

"Kalau begitu, kau hubungi tousan." Ujar Greed sambil mengatur nafasnya dan menghilangkan aura hitam miliknya.

~°~

Sedangkan disebuah apartment mewah terlihat tiga pemuda yang sedang berkumpul disebuah meja makan.

"Ne danna, bagaimana keadaan Naru-chan sekarang?" Tanya seorang pemuda bersurai pirang pucat sambil memakan pai.

"Dia sudah baik baik saja, dan sudah mulai sekolah." Ujar pemuda berwajah babby face.

Sedangkan pemuda yang memiliki keriput di wajahnya hanya diam fokus ke gadget yang dia pegang. Sebelum sebuah tlp masuk mengejutkannya.

'Moshi moshi... Ujar pemuda berambut hitam panjang diikat lemas

'Karasu bisa kau datang ke maskar sore ini?

'Bisa, apakah hanya saya atau bersama aka?

'Jika kau sedang bersamanya, ya sekalian saja kasih tahu. Saya akan menunggu kalian

'Ha'i

Tak lama telphone pun terputus. Pemuda berwajah babyface yang merasa disinggung dalam telphone pun menatap pemuda berambut hitam, seolah bertanya 'ada apa?'

"Hokori sama menyuruh kita datang ke markas. Sepertinya akan ada tugas baru."  Ujar Karasu aka Itachi Uchiha.

"Tumben, apakah tugas yang berhubungan dengan kejadian tempo lalu?" Tanya Aka a.k.a Sasori

Sedangkan yang ditanya hanya menggedikkan bahu. "Jam berapa kita disuruh kesana?" Tanya Sasori.

"Sore, mungkin setelah mereka kembali dari sekolah." Jawab Itachi sambil pergi ke luar apartemen.

Setelah Itachi keluar pemuda bersurai pirang pucat tersebut menatap intens Sasori. "Danna, aku rindu Naru-chan, bolehkah aku bertemu dengannya?" Tanya pemuda bersurai pirang pucat aka Deidara.

"Mungkin iya, mungkin tidak." Jawab Sasori seenaknya.

"Danna~." Rengek Deidara sambil mencebikkan bibirnya.

Sasori yang melihat sang submisive merajuk hanya tersenyum simpul, lalu dia mengusak surai sang kekasih. "Boleh Dei-chan, nanti aku kasih tahu ke Naru oke." Ujar Sasori sambil mencium kening sang pujaan hati.

"Ne Dei, apa Kyu sudah tahu kalau Naru sudah di sini?" Tanya Sasori yang mengingat kakak dari kekasihnya yang ikut pergi dari mansion Nami-Uzu.

Deidara menggelengkan kepalanya, tanda dia tidak tahu apakah kakaknya itu tahu atau tidak jika adik mereka sudah lama kembali ke Jepang. Sedangkan Sasori hanya tersenyum maklum. Maklum (?). Ya senyum maklum, karena Deidara sampai saat ini masih belum mau menemui sang kakak.

"Kapan kau akan memberitahukannya?" Tanya Itachi yang baru masuk kembali ke apartemen mewah tersebut.

"Ku fikir, biar dia tahu dengan sendirinya saja. Aku tak mau memberitahunya." Ujar Deidara sambil melirik ke arah Itachi.














Tbc
.
.
.
.
.
Maaf ya author baru up lagi, soalnya kemarin banyak kesibukan 🙏🙏🙏

Senja Yang Tak Lagi Sama (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang