"SITSL" (ucapan langsung)
'SITSL' (ucapan dalam hati)
'SITSL (ucapan dalam tlp)
'SITSL' (ucapan dalam sms/chat)
.
.
.
.
.
.
.Chap 05
Hari yang ditunggu tunggu pun datang, kini Naruto sedang membereskan barang barangnya kedalam koper yang diberikan oleh Azazel tadi pagi. Ya hari ini hari dimana Naruto keluar dari rumah sakit, dan juga hari dimana dia akan benar benar membuka lembaran baru bersama keluarga angkatnya, keluarga Aguero. Yup hari ini setelah dari rumah sakit, mereka akan langsung pergi menuju Amerika serikat dengan menggunakan pesawat pribadi milik Aguero familly.
Dan kini sekarang keluarga Aguero sudah ada dibandara, perjalanan dari rumah sakit menuju bandara membutuhkan waktu 45 menit. Dan sekarang terlihat keluarga Aguero baru turun dari sebuah mobil Range Rover Velar warna hitam. Dan setelah mereka berpamitan dengan sopir pribadi mereka, akhirnya merekapun segera menuju pesawat pribadi mereka.
~°~
Beda orang beda kegiatan, kini disebuah sekolah bertaraf international, seorang pemuda bersurai pirang pucat dengan gaya ponnytail sedang ada di dalam kelasnya seorang diri. Kalian pasti bertanya, kemana teman temannya? Teman temannya sedang berada di kantin, karena sekarang sedang istirahat. Dia terus saja melamun, hingga sebuah tepukan halus dibahunya membuyarkan acara melamunnya.
"Hn, ada apa danna?" Ujar pemuda berurai pirang pucat tersebut sambil melirik kepada seorang pemuda bersurai merah bermuka babyface.
"Kau kenapa melamun Dei? Ada masalah lagi dirumah? Dan adikmu Naruto menjadi korban lagi?" Tanya seorang pemuda bersurai merah tersebut.
Deidara hanya menganggukkan kepalanya, walau dengan menganggukkan kepalanya saja dia yakin bahwa sahabatnya ini sudah faham.
"Apalagi yang terjadi dengan adikmu Naruto itu Dei?" Tanya pemuda bersurai merah itu.
"Dia keluar dari rumah, dan pasti itu dilakukan oleh mereka sasori." Ujar Deidara sambil menengkupkan kepalanya dimeja.
"Maksudmu... Naruto diusir?" Tanya seorang pemuda bersurai merah aka Akasuna Sasori.
"APA? Jadi bener kalau NARU-CHAN diusir?" Bukan Deidara yang menjawab, tapi seorang bersurai hitam diikat lemas dengan keriput diwajahnya.
"Iya chi. Naru sepertinya diusir ketika kita mengerjakan tugas dirumah Sasori. Mereka menunggu aku tidak ada dirumah." Ujar Deidara sambil menahan tangisnya.
"Kenapa mereka tega melakukan hal itu kepada Naru-chan si? Dan aku pun bingung, kenapa Sasuke terlihat biasa saja ketika dia mendengar bahwa Naru-chan diusir." Ujar Itachi sambil duduk dibangku depan Deidara.
Deidara tersenyum kecut, "Paling dia udah di brainwash oleh cacing kecil kesayangan Namikaze-san" Ujar Deidara yang teringat bagaimana sikap adik kecil kembaran dari adik kesayangannya itu untuk melakukan semua kejahatannya ini.
"Brainwash? Oleh cacing kecil?" Beo Sasori yang tak faham maksudnya.
Sedangkan Itachi langsung teringat kejadian saat dia melihat adik kembar dari sahabatnya ini di taman. "Cih, masih kecil tapi sifatnya sangat buruk. Sudah ku duga disaat itu ada yang tidak beres." Ujar Itachi mendecih.
"Maksud kalian apa si?" Tanya Sasori yang merasa tertinggal akan suatu berita.
"Jadi waktu itu..... (Itachi menceritakan kejadian di taman dimana saat adiknya bersikap aneh terhadap seorang bocah pirang).... Begitu." Jawab Itachi panjang lebar.
"Aku benar benar tak menyangka kalau adikmu yang itu seperti benar benar gila." Ujar Sasori dipenuhi rasa amarah.
"Dan sekarang kau tahu dimana Naruto?" Tanya Sasori yang sudah menguasai amarahnya.
Sedangkan Deidara hanya bisa menggelengkan kepala, "Ya sudah sekarang kita tanya pada Kiba, Neiji, Gaara, dan Shika. Siapa tahu mereka tahu dimana adik kesayangan kami itu." Ujar Itachi sambil menepuk nepuk pundak sang sahabat demi menyalurkan rasa semangatnya.
Ya Itachi, Sasori, mereka adalah sahabat dari Deidara, dan mereka juga sudah menyayangi Naruto seperti adik mereka sendiri. Bahkan bisa dibilang Itachi lebih protektif terhadap Naruto ketimbang kepada adiknya sendiri Sasuke.
Skip Time
Bel tanda waktunya pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, namun 7 siswa masih ada didalam sebuah kelas, dan mereka menampilkan muka muka yang cukup serius.
"Kalian, apa salah satu diantara kalian ada yang melihat Naruto tadi malam?" Tanya pemuda bersurai merah berwajah babyface aka Akasuna Sasori.
"Kami tidak menemukannya, bahkan kami juga bertanya tanya dimana Naruto, dan kenapa Naruto tidak masuk." Ujar seorang bocah bersurai coklat panjang bak iklan sampo.
"Huh sudah ku duga, dia mana mungkin ada bersama mereka." Ujar Deidara lesu.
"Memangnya ada apa ka?" Tanya seorang bocah bersurai merah bermata jade.
"Naruto diusir dari rumahnya karena anak kurang ajar itu." Ujar Itachi sewot.
"Chi..." Tegur Deidara pelan.
"Dei, tapi itu buktinya kan? Anak kurang ajar itu yang membuat adik kesayanganku diusir dari rumahnya sendiri." Ujar Itachi kesal.
"Iya, tapi bukan berarti kau bisa bicara seperti itu terhadap Boruto Chi. Aku tahu kamu kesel, tapi aku juga kakak kandungnya Chi, aku jauh lebih kesel. Tapi apa yang harus kita perbuat? Naruto sudah pergi ntah kemana? Ntah dia masih hidup atau tidak. Kita semua ga ada yang tahu Chi. Petunjuk yang kita punya pun sekarang buntu Chi." Ujar Deidara frustasi.
"Sudah sudah tak usah ribut, sekarang mending kita coba cari Naruto sesuai kemampuan kita. Dan kalian berempat, aku minta kalian bantu kami untuk mencari Naruto sebisa kalian oke?" Ujar Sasori menengahi semuanya.
"Ha'i." Ujar mereka serentak.
"Makasih ya Kiba, Shika, Neiji, Gaara." Ujar Deidara dengan tulus.
Sedangkan yang disebut namanya hanya mengangguk, dan tak lama mereka pun pergi untuk pulang. Sedangkan Sasori, Itachi, dan Deidara mereka mencoba untuk mencari Naruto. Fikiran mereka hanya satu 'Kalaupun harus mengelilingi Konoha demi bertemu kembali dengan Naruto, maka kami akan melakukannya.'
Tanpa mereka sadari, jika seorang bocah sedang mengintip mereka, dan setelah mereka semua pergi, bocah tersebut baru meninggalkan sekolahnya dengan senyuman puasnya."HAHAHAHAHA AKU BERHARAP KAU TAK AKAN DITEMUKAN OLEH MEREKA ANAK SIAL. DAN AKU BERHARAP, WALAU MEREKA MENEMUKAN KAMU, MAKA KAMU SUDAH MATI." Ujarnya puas sambil tertawa, dan tak menghiraukan sekelilingnya yang menganggapnya aneh.
Ya mungkin benar apa kata Sasori, kalau dia sudah gila, gila akan kecemburuan. Walau sebenernya tidak ada yang pernah membuatnya cemburu, dia hanya dikelilingi oleh sifat kerakusan. Tanpa dia fikirkan sebab dan akibatnya dimasa yang akan datang. Tanpa memikirkan apakah keegoisannya akan menjadi boomerang bagi dirinya dimasa depan. Dia hanya memikirkan keadaannya sekarang, walau itu harus dengan mengorbankan kembarannya sendiri. Ckckckckck memang manusia serakah....
Tbc
.
.
.
.
.
.
.
Gimana? Seru ga? Author berharap si ceritanya seru. Tapi kalau ga seru juga ga apa apa deh. Toh author masih belajar juga 😔😔
Gomenne kalau ceritanya di chap ini agak singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Yang Tak Lagi Sama (END)
FantasyLangsung baca aja ya, ga bisa bikin summary. Dan ini cerita pertamaku. Jadi maaf maaf kalau aneh dan juga ga jelas. HOMOPHOBIC MENJAUH DULU NARU×SASU???? Disini aku hanya meminjam nama dari tokoh milik Masashi Kisimoto Mohon dukungannya, dengan lik...