00:03

3K 90 63
                                    

Pintu kamar india dibuka pelan oleh seseorang. India yang sedang berbaring memunggungi pintu pun langsung membuka mata dan sengaja tak bergerak. Dia menyadari seseorang membuka pintunya dan dia menunggu orang itu masuk karena dia mengira ibunya lah yang akan masuk. Beberapa menit berlalu, india mulai merasa curiga pada orang yang membuka pintunya. Dia pun memberanikan diri membalik badan untuk melihat pintu kamarnya. Namun dia dibuat terdiam karena tak mendapati siapapun di depan pintunya, india pun beringsut duduk lalu mengerutkan keningnya saat melihat ada sebungkus coklat dengan pita merah hati yang berada di lantai depan pintunya. Dia segera turun dan berjalan pelan ke pintu, india berjongkok mengambil coklat tersebut lalu mengintip keluar. Dan dia tak menemukan tanda-tanda seseorang di luar kamarnya yang mana membuatnya menatap coklat itu cukup lama. Setelah merasa cukup, dia pun kembali menutup pintu dan kali ini menguncinya. India kembali ke ranjang lalu memandangi coklat di tangannya tersebut.

"Dad..." lirihnya lalu menaruh coklat itu di laci nakas yang berada di dekat ranjangnya kemudian kembali tidur. Namun sesungguhnya India tidak benar-benar tidur karena dia sibuk memikirkan sesuatu.

Keesokan harinya...

India dipaksa oleh olive untuk mengikuti pesta frat yang mantan teman-teman india adakan di komplek perumahan ujung kota. Entah apa alasan olive memaksa india mendatangi acara pesta anak muda itu. Tapi jelas india sudah bersi keras menolak tapi olive malah mengancam tidak akan membiarkannya sekolah di rumah lagi melainkan akan menguliahkan india di kampus seperti anak normal lainnya. Tentu hal itu di tolak india mentah-mentah, dan juga edward yang ikut tak setuju pada keputusan sepihak olivia. Namun ternyata olivia lebih keras kepala dari pada india atau edward membuat mereka berdua tak dapat menolak perintah tegas olivia. Dan india pun terpaksa menuruti perintah ibu nya dan saat ini gadis itu sedang sibuk mencari outfit yang cocok untuk nya menghadiri acara yang sudah 2 tahun terakhir tak pernah diikutinya. Dua tahun cukup baginya untuk meninggalkan semua kesenangan anak muda dan dia lebih nyaman menyendiri. Tapi dia juga tak bisa terus melawan ibunya.

India mendengus kesal karena tak berhasil menemukan pakaian yang cocok untuk dipakai nya. Dia sudah membuang pakaian-pakaian seksi nya dan hanya menyimpan pakaian biasa yang tak banyak menampilkan bagaian tubuh nya. Membuatnya semakin tak yakin untuk mengikuti pesta itu. Mengingat bahwa ini musim panas, dan para anak muda lain pasti memakai pakaian terbuka mereka.

Tok tok tok

India menoleh ke pintu, dimana jenna berdiri dan tersenyum padanya.

"Masuklah jen." suruh india dan jenna pun masuk kamar.

"Nona, kau kenapa?" tanya jenna setelah mengambil tempat disamping india.

"Aku tidak bisa ikut pesta itu. Aku tidak akan betah pada suasananya jen."

Jenna melirik ke ranjang yang di penuhi puluhan baju india.

"Apa kau sedang mencari pakaian yang akan kau gunakan ke pesta?"

India mengangguk malas. "Aku tidak ingin pergi."

"Tapi nyonya pasti akan marah, apalagi ibu bilang dia tadi mengancam mu. Nona harus menurut. Coba jadi dirimu yang dulu untuk malam ini saja." dan india menatapnya.

"Aku tau, tapi mau bagaimana lagi? Aku bahkan tidak punya pakaian yang pantas. Kau tau aku sudah membuang 70% isi lemari ku 2 tahun lalu. Dan aku tak pernah membeli baju baru lagi sejak itu."

"Eum. Kau benar juga nona. Bagaimana kalau kita belanja baju? Nyonya pasti akan mengijinkan, kan ini demi menuruti keinginannya!?"

India menjatuhkan tubuhnya di ranjang. "Aku malas." lirihnya membuat jenna ikut membaringkan tubuhnya menghadap india.

STEP-DAD [Obsession]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang