"Kenapa kamu selalu galau? Apakah kamu tidak bahagia dengan hidupmu?" Sebuah pertanyaan masuk ke dalam pesan singkatku hari itu. Pikiranku pun melayang ke semua kejadian yang terjadi dalam hidupku. Baik buruknya. Sedih bahagianya. Apakah aku bahagia? Sungguhkah hidupku begitu buruk sehingga aku harus selalu galau?
Menurut kbbi, galau berarti kacau pikiran. Jadi di saat pikiranku kacau, barulah aku dapat dikatakan galau.
Sedangkan kacau memiliki banyak arti dalam kbbi. Bisa berarti campur aduk, rusuh, tidak aman, tidak tenteram, atau bertukar-tukar. Jadi sesungguhnya galau itu adalah di saat pikiranku bercampur aduk, rusuh. Berarti bahkan detik ini, di saat aku menulis sambil mendengarkan lagu dan menunggu jadwal rapat kantor, aku pun sedang galau. Karena isi kepalaku sedang berlomba satu sama lain. Antara mencurahkan isi hati dengan mempersiapkan mental untuk disidang direksi.
Ya, aku bahagia. Tidak, aku sedih. Itulah kedua status yang dapat kukatakan mengenai hidupku. Bagiku tidak ada hal yang tetap dalam hidup ini. Jika hari ini aku bahagia, besok aku bisa saja bersedih. Jika besok aku bersedih, lusa bisa saja aku sudah kembali bahagia. Jadi, dapat dikatakan aku menikmati hidupku sebagaimana aku dianugerahi beragam emosi. Aku menikmati setiap saatnya. Jika aku bahagia, maka aku akan tertawa. Jika aku bersedih, maka aku akan menangis. Dan di saat aku membutuhkan meluapkan semuanya, aku akan menulis. Di manapun itu berada.
Kuraih ponselku dan aku mulai mengetikkan balasan untuk pertanyaan itu.
"Aku hanya sedang menikmati hidupku saat ini sebagaimana Yang Maha Kuasa melimpahinya padaku."
08 November 2021
At my worst