15. Jika (Saja) Aku Tidak Dilahirkan

6 0 0
                                    


"Bisa ku putarkan kembali s'perti dulu
Ku bahagia tapi semuanya hilang tanpa sebab"

(Tak Ingin Usai - Keisya Levronka)

Jika bisa kuputar kembali waktu, aku hanya ingin kembali ke masa aku tidak dilahirkan. Seindah apapun hidupku, seakan semua tidak sepadan. Orang tuaku mungkin masih akan ada hingga detik ini. Mereka mungkin memiliki nasib yang berbeda tanpaku. Mungkin lebih baik karena yang harus mereka tanggung berkurang.


"Kamu memang lebih baik tidak ada!" sebuah suara berteriak-teriak di kepalaku. Memaksaku untuk memekakkan telinga hingga tidak terdengar lagi. Tapi hantuku tidak puas sampai di sana. Ia mengajakku ke sebuah ujung tebing yang tinggi. "Ayo lompat! Kita terbang bersama!" teriaknya lagi.

Woy! Aku ini sedang kerja! Sedang ada di depan meja. Kok bisa-bisanya malah terbayang mau terbang. "Loh, kamu belum pernah kan? Merasakan angin di seluruh tubuhmu. Kamu melaju turun, tapi terasa seperti sedang dihempaskan naik," kata hantuku lagi.

Apakah semudah itu mengakhiri semuanya? Mengakhiri rasa sakit, rasa lelah, air mata, dan semua tekanan ini? Semudah melangkahkan kaki ke ujung dan melepaskan diri kepada gravitasi bumi?

Ataukah aku berharap saja waktu berbaik hati dan mengembalikan aku pada masa sebelum aku ada?

Buku Harian PenyintasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang