Menurut google translate, self destruct itu adalah menghancurkan diri sendiri. Jadi kalau ada behaviour-nya berarti perilaku yang menghancurkan diri sendiri, atau bisa juga berbentuk melukai diri sendiri. Baik secara fisik maupun emosional.
Hari ini, masalah beruntun hadir. Ya, seperti normalnya manusia kan. Banyak masalah, sedikit solusi. Bahkan aku pun menangis tadi sampai sakit kepala. Walau ternyata baru diketahui kalau sakit kepalanya akibat belum makan dan minum setetes pun dari siang hingga sore hari. Buat aku yang tidak pernah berpuasa, hal tersebut membuatku gemetaran dan sakit kepala.
Namun, setelah kupikir semua telah berlalu, sebuah pikiran ingin meledak tiba-tiba terlintas di kepalaku. Diikuti dengan bayangan pisau menyayat nadiku, mengalirkan darah-darah segar yang disertai perasaan melayang. Seakan belum cukup, terlihat juga tumpukan pil-pil yang memanggil-manggilku untuk meminumnya. Mereka menggodaku kembali.
"Rangkullah kami, wahai jiwa yang lemah. Cintailah kami dan berbahagialah. Buat apa kamu menyiksa dirimu terus setiap harinya? Sakit kan? Lelah kan? Ayolah wahai gadis kecil. Untuk apa lagi berjuang? Lebih baik kau bersama kami. Semua rasa sakitmu akan hilang. Menguap bagai asap," bisikan itu terdengar begitu nyata. Tak terdengar oleh telinga, tapi terasa begitu menenangkan. Seperti candu yang memabukkan. Begitu indah.
Ingin. Aku begitu ingin menyerah pada dia, hantuku. Mungkin hanya setarik penderitaan sebelum nafas tercabut. Namun setelah itu tak akan ada lagi air mata, tak akan ada lagi sakit hati. Tidak ada lagi putus asa dan rasa kesia-siaan. Tidak akan ada lagi luka dan kepedihan.
"Hari ini tanggal berapa?" tanya sebuah suara perempuan itu tiba-tiba memecahkan perbincanganku dengan hantuku. Aku sadar. Sebentar lagi ulang tahunnya. Perempuan yang telah meninggalkanku dahulu kala.
Mungkinkah? Mungkinkah aku hanya sedang merindukannya? Tak sabarkah aku untuk berjumpa kembali dengannya hingga rela menghancurkan diriku sendiri?
Mungkinkah?
12 Mei 2022
Heartbreak Anthem