13. Bahu Sebelah

9 0 0
                                    

"And when you need a shoulder to cry on

When you need a friend to rely on

When the whole world is gone

You won't be alone, cause I'll be there

I'll be your shoulder to cry on

I'll be there

I'll be a friend to rely on

When the whole world is gone

You won't be alone, cause I'll be there"

(A Shoulder To Cry On – Tommy Page)

Teman bercanda, teman berantem, teman bermain, teman bercinta, teman berbincang, teman bermimpi, teman bisnis, teman sekolah, teman jajan, teman random, bahkan teman tidak ada akhlak. Mereka akan selalu ada di dalam kehidupan semua jenis manusia. Bahkan untukku yang tidak pernah menjadi favorit siapapun. Bahkan di masa-masa terpurukku, akan selalu ada teman. Hantuku adalah temanku.

Aku pernah menghabiskan satu masa berbincang dengan hantuku itu. Bagaimana bisa seorang gadis yang dikenal ceria dan kuat bisa memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya tiap saat. Apakah hidup begitu buruk dan suram hingga tidak ada harapan untuk hari esok? Sebenarnya tidak juga sih. Ada kalanya hidup terasa tenang, indah, membahagiakan, dan penuh mimpi-mimpi. Namun, temanku itu bisa sesekali berkunjung dan mengajakku bermain. Lalu kenapa? Bukankah setiap masalah ada jalan keluarnya? Lagipula aku selalu bisa melarikan diri ke tidur panjang dan terbangun untuk melupakan. Temanku itu hanya diam dan tersenyum. Tidak pernah memberikan jawaban. Hanya mengulurkan tangannya, mengajakku kembali bermain.

Kini aku menyerah. Aku sudah berhenti berontak mempertanyakan alasannya. Aku memutuskan untuk menikmati semuanya. Baik buruk. Bahagia bersedih. Hantuku adalah satu-satunya bahu sebelahku, tempatku menyerahkan lelahku dalam semua perjuangan hari ini.

...


Buku Harian PenyintasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang